Menu Special
Sebut saja namaku Hendra, 19 tahun. Aku seorang
mahasiswa di salah satu PTN di kotaku, kota A saat ini aku baru tahun
pertama kuliah. Aku akan menceritakan pengalaman seksku, memang bukan
yang pertama tapi masih asyik untuk diceritakan. Aku teringat
pengalamanku dengan adik sepupu ibuku.
Kejadian ini terjadi kira-kira 1 bulan yang lalu. Ketika itu saat
liburan semester 1, aku pergi ke kota P dimana di kota itu aku
dilahirkan. Memang kepergianku itu sudah lama kurencanakan dandidorong
oleh sepupu ibuku yang di kota P, (aku memanggilnya dengan sebutan
mama, sedangkan ibuku sendiri kupanggil ibu). Karena aku selalu dimanja
dan menganggapnya benar-benar seperti ibuku sendiri. Baiklah aku akan
menceritakan sedikit tentang keluarga mamaku ini. Ia berumur lebih
kurang 43 tahun, wajahnya lumayan cantik, badannya tinggi kira-kira 167
cm, ukuran dadanya lumayan besar 36 C, terlihat sangat menantang juka
berdiri tegap. Rambutnya ikal sebahu lebih sedikit, pinggangnya ramping
dan pantatnya aduhai cukup menggairahkan diusianya yang sudah melebihi
40 tahun ini. Dan mengenai suaminya, bekerja di sebuah perusahaan yang
cukup terkenal, dan hanya akan pulang 3 hari dalam 2 minggu,
anak-anaknya yang pertama cewek umur 21 tahun sekarang sedang studi di
luar propinsi kota P, dan yang kedua cowok sebaya denganku tapimasih
sekolah di salah satu Sekolah Kejuruan di kota P.
Aku sampai di kota P, hari senin pukul 03:00 siang, karena aku
memang sengaja berangkat dengan perkiraanku sampai di kota P sore hari
karena aku akan bisa istirahat di malam harinya. Tapi sialnya aku saat
itu malah tidak bisa istirahat karena aku selalu diganggu sepupuku yang
masih sekolah itu. Dengan ajakan kemana-mana. Tapi memang dasar suka
bermain, akhirnya aku pergi juga malam harinya. Aku memang sangat rindu
akan keadaan kota P, karena memang sudah 3 tahun lebih aku tidak pernah
ke kota P, ditambah lagi dengan saudaraku ini yang karena sebaya dan
setipe denganku, sebut saja nama saudaraku itu Jermy. Malam itu, karena
aku belum istirahat dan di tambah lagi dengan pergi jalan-jalan aku
langsung tergeletak tidur sampai pagi harinya, aku terbangun kira-kira
pukul 09:00 pagi. Kulihat Jermy sudah tidak ada pasti sudah pergi
sekolah, pikirku.
Aku langsung mandi. Sehabis mandi aku berencana mau sarapan di
lantai bawah, karena memang rumah sepupuku ini memang cukup besar dan
berlantai 2. Aku sampai di bawah dan melihat mama lagi di dapur tidak
tahu lagi ngapain. Sepertinya sedang bersih-bersih, aku melihat meja
makan bundar yang terbuat dari marmer kosong tidak ada apa-apa di situ,
tiba-tiba mama datang.
"Udah bangun Hend," tanya mama.
"Udah Ma, udah mandi lagi khan udah wangi," sambil mengangkat tanganku.
"Belum sarapan yach." tanya mama lagi.
"Iyach belum Ma, sediain dong Ma Hendra khan lapar." balasku dengan manja.
"Udah kamu duduk aja di menja makan, ntar Mama sediain yang special buat Hendra," ujarnya sambil melangkah ke dalam kamarnya.
Tak lama kemudian mama keluar, aku yang lagi bengong duduk di meja makan.
"Tunggu yach." katanya singkat.
"Yup.." balasku.
"Sekarang kamu tutup mata biar Mama sediain buat kamu, sarapan special," kata mama.
Tanpa banyak bertanya aku langsung saja menutup mata dan menunggu, gerangan apakah sarapan special buatku.
"Udah Mama." tanyaku penasaran.
"Tunggu sebentar." balas mamaku.
Aku merasa suaranya dekat sekali kalau tidak salah di meja makan,
dan tiba-tiba ia memegang kepala dari arah depan. Aku sepertinya
mencium sesuatu yang wangi yang pernah kukenal, belum habis aku
melamun, mama berkata sambil mendekatkan kepalaku ke sumber bau yang
cukup wangi itu.
"Udah kamu sekarang buka mata, dan cicipi sarapan specialmu."
"Ahh.." aku terbelalak kaget saat melihat mama sudah tidak memakai
apa-apa lagi. Ia duduk mengangkang di atas meja dari batu itu dan
tangan kanannya memegang kepalaku. Jantungku berdegub kencang melihat
selangkangan mama yang berwarna merah kekuningan, bulu halus yang
tertata rapi di sekitar tepian lubang vaginanya, buah dadanya
bergelayut indah. Penisku langsung terbangun dari tidurnya dan berdiri
keras menyesakkan celana trainingku (aku memang suka memakai celana
training di rumah).
"Ayo Sayang, cicipi sarapanmu." katanya sambil mengedipkan sebelah
matanya. Tanpa pikir panjang, aku yang telah pernah melakukan oral seks
langsung menusukkan lidahku ke dalam vaginanya dan menyedotnya dengan
penuh nafsu. Aku menghisap vaginanya dan mengeluar-masukkan lidahku di
dalam vaginanya. "Aaah.. ehmm.. enak.. Sayang terusin." desahnya.
Klitorisnya kuhisap-hisap, ia semakin menggelinjang dan pantatnya
terangkat sedikit, nafasku semakin memburu. Kakinya merangkul kepalaku
dan menjepitnya dengan keras, aku nyaris kehabisan nafas. Tangan
kananku mencari lubang pantatnya dan memasukkan jari tengahku ke
dalamnya dan mengeluar-masukkan di lubang itu. "Ah.. ah.. ah.. oohh..
nikmat sekali Sayang.." ia semakin menggelinjang.
Kira-kira 12 menit lidahku bergerilya di vaginanya, aku turun ke
bawah dan mengangkat kakinya. Aku melihat lubang anusnya berwarna
kecoklatan dan langsung lidahku bermain di sana dan ia seperti buang
air menahan nafas dan lubang pantatnya terbuka sedikit demi sedikit dan
memudahkan permainan lidahku di dalam anusnya.
Setelah beberapa saat aku berdiri kemudian membuka pakaianku, ia
hanya memandang sampaI aku membuka celana trainingku dan ia melotot tak
bekedip melihat penis pusakaku telah berdiri tegap dan menantang.
"Wow.. besar sekali." gumannya lembut, tapi masih dapat kudengar.
Pusakaku ini memang kuakui besar untuk remaja seusiaku, panjangnya
kira-kira 20 cm dengan diameter 6 cm. Ia langsung tengkurap di atas
meja makan dan memegang penisku dan langsung mengeluarkan
lidahnya."Ah.. ehmm.." desahku, mulutnya mulai berusaha memasukkan
penisku ke dalam mulutnya tapi sepertinya kemaluanku terlalu besar
untuk bisa muat di dalam mulutnya tapi karena ia tetap berusaha, aku
menyentakan pinggulku ke depan, "Ehghhkk.." ia tersedak tapi kemaluanku
berhasil masuk, walaupun sedikit sakit karena terkena giginya.
Sepertinya mulutnya cuma pas buat ujungnya saja dan tanpaknya ia
kepayahan dengan mulutnya tetap berisi kemaluanku. Aku mulai
memaju-mundurkan pantatku seolah-olah aku sedang menyetubuhi vaginanya,
tapi tiba-tiba ia mencengkeram pahaku dengan kuat. Pandangannya seperti
memohon untuk mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya dan akhirnya aku
mengeluarkan dari mulutnya, aku hanya tersenyum melihat ia megap-megap.
Setelah kemaluanku keluar dari mulutnya, "Hend.. kamu kasar.." katanya
kembali memegang dan mengelus penisku dan aku menggelinjang ketika ia
mulai kembali menghisap kepala kemualuanku, "Ah.. enak.. Ma.. Ma.."
tanganku memegang rambutnya yang ikal dan tanpa sadar aku
mengacak-ngacak rambutnya.
Lalu aku naik ke atas meja makan itu dan melakukan posisi 69 dan
aku menyedot kembali vaginanya, belum lama aku menjilati vaginanya yang
berbau wangi itu tubuhnya mulai mengejang dan mulutnya berhenti
menjilati penisku dan kemudian ia memekik lirih. "Ohh.. ahh.. enakk..
Sayang.." Kemudian dari vaginanya keluar cairan putih. "Ser.. slur..
slur.." Cairan itu banyak sekali dan aku langsung menjilatinya dn
menelan sampai habis dan membersihkan tepiannya. Ia mulai lemas dan aku
rasanya mulai tak sabar untuk memasukkan penisku ke dalam lubang
kemaluannya yang sudah mengkilap karena ludah dan maninya.
Aku turun dan menarik kakinya sehingga kedua kakinya terjuntai ke
bawah dan aku mengarahkan kemaluanku ke vaginanya. "Yach.. masukkan
sekarang Sayang.." nafas mama semakin memburu berartiia kembali
bernafsu dan, "Bles.. shh.." penisku yang besar masuk ke dalam
vaginanya tanpakesulitan lagi. "Ah.. beh.. shettss.." pekik mamaku
merasakan kemaluanku amblas di dalam lembah kenikmatannya. Aku mulai
mengocoknya. "Bleb.. bleb.." begitu bunyi ketika aku mulai mengocok
kemaluanku dengan penuh semangat. Mama hanya menggigit bibirnya menahan
nikmat. Tanganku meremas kedua payudaranya yang menantang itu,
putingnya yang besar berwarna coklat tua kuhisap dan meremasnya dengan
kuat. "Akh.. ahh.. nikmhhmmat Sayanngg.." sambil memilin keduaputingnya
secara bergantian, goyangan pinggulku kupercepat dan bergerak sangat
beraturan. Aku naik ke atas dan mencium bibirnya dan memainkan lidahku
di dalam rongga mulutnya dan lidah kami saling memilin dengan bibir
saling menghisap. Kemaluanku terasa disedot-sedot oleh diding vaginanya
dan terasa dipijit.
"Ma.. ahh.. enak sekali Ma.." aku semakin bersemangat.
"Heendraa.. lebih kencang.." rintihnya memberi semangat kepadaku,
aku merasakan kemaluanku disedot dan badannya mulai mengejang kaku, aku
tahu pasti ia sudah hampir pada puncaknya, aku mempercepat gerakanku
dengan nafas ngos-ngosan dan tiba-tiba ia memekik sambil mencekeram
bahuku dengan kuat.
"Ah.. Mama keluuaarr Sayang.." nafasnya turun naik, penisku terasa
dijepit kuat sekali dan terasa semburan cairan kental panas yang banyak
di sekitar kemaluanku dan sedotannya membuatku merasakan sesuatu pada
diriku. Badanku terasa melayang dan "Ah.. ah.. owwhh.. Maammaaku keluar
Ma.." teriakku di rumah yang besar ini. Ia malah mendekapku dengan
kuat. Kemaluanku mengeluarkan sperma dengan banyak sekali mungkin
sampai 7 kali sembur di dalam vaginanya, hingga spermaku memenuhi rahim
mamaku, terasa penuh oleh campuran cairan mamaku dan spermaku sendiri.
Sepuluh menit kemudian aku mencabut kemaluanku dan mengelapnya
begitu juga badanku yang mengkilat karena keringat. Mama pun bangkit
dan kemudian aku berkata, "Wah.. enak sekali sarapan pagi special Ma.."
candaku.
"Mau nambah.." kedip mata mamaku.
"Tentu dong, sapa takut.." ujarku meremas lembut dua bukit kembarnya.
Waktu itu pukul 11:30 siang. Kemudian aku bermain lagi dengan
mamaku sepuasnya sampai Jermy pulang dan kemudian aku, mama dan Jermy
makan siang bersama. Dalam makan siang aku selalu memandang mama seolah
aku tidak percaya kalau aku telah melakukan permainan seks dengannya.
Siang itu, Jermy harus pergi praktek di tempat yang ditunjuk sekolah karena itu ia harus pergiselama seminggu.
"Ma.. Jermy akan pergi praktek lapangan kira-kira seminggu." izin Jermy pada mamanya.
"Yach nggak pa-pa Sayang, khan itu keharusan.. itu khan untuk nilai lapor juga."
"Hend.. jangan balik dulu ke A yach.. tunggu aku balik dari
praktek, baru kamu balik ke A. Kasihan khan mama sendiri, Papa khan
baru balik 10 hari lagi." kata Jermy setengah memohon, karena ia memang
sayang pada mama dan takut terjadi apa-apa pada mamanya jika ditinggal
sendiri.
"Yach tentu, Jermy." ujarku tersenyum pada mama dengan penuh arti.
Pukul 03:00 siang Jermy pergi dengan sepeda motornya dan akan kembali minggu depan.
"Ma, apa menu makan malam kita Ma.." tanyaku sambil mencolek pantatnya yang bahenol.
Sejak saat itu hampir setiap waktu hingga Jermy pulang aku
melakukannya dengan mama, baik di tempat tidur, kamar mandi, dapur,
garasi dan kadang sampai di gudang. Dan paling enak bagiku mungkin di
atas meja makan.
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
2081