Panty Lover
Cerita ini terjadi akhir desember yang lalu,
ini adalah sebagian benar adanya walaupun untuk nama dan beberapa hal
lain sudah disamarkan. Aku hanya berniat berbagi cerita dengan teman
teman semuanya. Kalau ada di antara teman-teman yang menganggap aku
aneh dengan apa yang akan aku ceritakan, lebih baik jangan membacanya
karena kisah ini mengandung unsur-unsur yang tidak umum dan prilaku
aneh (mungkin) dan tidak sebaiknya dibaca oleh orang dibawah 17 tahun.
Aku adalah seorang mahasiswa semester 3 di sebuah perguruan tinggi
swasta di kota B. Sudah 2 tahun belakangan ini aku kost disebuah rumah
deket kampus. Ditempat kostku dengan puluhan kamar dan bercampur pria
dan wanita membuatku sangat betah tinggal di tempat ini. Apalagi aku
cukup akrab dengan teman-teman wanita di kost, jadi mereka tidak pernah
menaruh curiga terhadap kelakuanku yang aneh di belakang mereka.
Setidaknya begitulah yang aku harapkan.
Tetapi bukan kisah di kostku yang akan aku ceritakan, karena kisah
ini terjadi di rumah Mbak Dewi. Aku memanggilnya Mbak karena dia adalah
istri tetanggaku di kotaku, dan aku cukup akrab dengan Mas Andi. Mas
Andi sering memanggilku untuk datang ke rumahnya, kalau ada hal hal
yang memerlukan bantuanku, ngebenarin genteng, mindahin lemari dan hal
hal semacam itu. Mereka cukup baik kepadaku. Hanya mereka belum
dikaruniai momongan. Dari yang kutahu dari Mas Andi adalah mereka
memang sengaja belum mempunyai anak karena mereka sama sama sibuk, Mas
Andi bekerja di salah satu konsultan engineering dan setahun belakangan
ini ditempatkan di luar pulau, membuat dia jarang pulang kerumah,
sementara Mbak Dewi sebagai akuntan di salah satu garmen membuatnya
selalu sibuk.
Kehidupan mereka cukup mapan. Dirumah mereka di salah satu komplek
cukup terkenal hanya ditemani seorang pembantu, Bik Lastri. Karena
alasan inilah Mas Andi jadi sering menyuruhku main ke rumahnya disaat
dia sedang berada diluar kota, kadang Mbak Dewi sendiri yang nelpon aku
nyuruh kerumah, ngebenarin komputer, nungguin rumah dan lain lain.
Seperti saat itu, hari jumat, aku lagi males-malesan dikamar kost
ketika Mbak Dewi nelpon dari kantornya, katanya komputernya rusak dan
nyuruh aku kerumahnya. Dengan senang hati aku berangkat kerumahnya dan
mendapati Lastri sedang bersih bersih halaman. Setelah basa basi
sedikit dengan Lastri aku langsung masuk dan menuju kamar Mbak Dewi.
Harum kamar Mbak Dewi menyambutku di kamarnya, wow.. benar benar
terasa lembut di penciumanku. Aku memperhatikan isi kamarnya, ditata
sangat rapi, tidak ada barang-barang yang berantakan, semua berada pada
tempatnya. Sambil menunggu komputernya nyala aku menuju kamar mandi
dikamarnya, ini adalah hal yang selalu aku lakukan setiap kali ke
rumahnya. Biasanya kalau ada Mbak Dewi atau Mas Andi aku pura pura
ingin kencing atau cuci muka agar bisa masuk kamar mandi. Dan kalau aku
beruntung aku akan menemukan tumpukan pakian kotor dalam keranjang di
kamar mandi yang belum sempet diberesin Lastri. Tampaknya hari ini aku
tidak beruntung karena ketika aku buka pintu dan mataku menuju
keranjang ternyata kosong, mungkin sudah diambil sama pembantunya.
Hampir aku menutup kembali pintu dan meneruskan pekerjaanku ketika
secara tidak sengaja saat aku buka pintu dari atas gantungan
dibelakanga pintu jatuh sebuah daster biru muda. Wow.. Aku bersorak
dalam hati, ternyata aku masih beruntung hari ini, aku memungut daster
yang jatuh dari lantai. Jantungku langsung berdetak kencang saat aku
memegangnya dan mendekatkan ke hidungku, ugh.. aku menciumnya, aromanya
benar benar khas. Aku tidak akan pernah lupa aroma itu. Bahan daster
yang lembut aku tempelkan ke wajahku. Ah.. aku benar benar
menikmatinya.
Hal ini benar benar membuat gairahku memuncak. Dan alangkah senang
hatiku ketika mengetahui bahwa digantungan itu bukan hanya daster tapi
sepasang bra dan CD. Dengan pura pura jongkok dikamar mandi, aku
menyimpan kembali daster itu di gantungan dan aku ambil CD warna merah
berenda dari gantungan.
Uch..
Memandangnya saja membuat adikku gemeteran, aku tidak tahu bahannya
terbuat dari apa, tapi saat disentuh itu sangat halus dan lembut. Aku
memandangi CD itu dengan seksama, masih bersih banget, saat aku melihat
di bagian tengahnya, aku tidak menemukan warna lain. Aku mencium CD itu
dan menghirup aromanya. Dan aroma itu benar-benar masuk ke otakku dan
mengalir ke aliran darahku. Aku konak banget saat itu. Aku menciumi CD
Mbak Dewi sambil remes-remes adikku. Aku memasukkan CD itu ke kepalaku
dan memandang wajahku di cermin besar disampingku, wow..
Aku benar benar menikmati saat saat itu. Inilah yang aku sebut
perilaku aneh pada diriku, aku sangat horny saat berhadapan dengan
daleman wanita, terutama yang sexy, bahkan kalau di kost, aku sering
mengambil jemuran teman wanita dan membawanya ke kamar dan menikmatinya
di kamar, kadang aku memakainya dan bermasturbasi dengan CD itu. Saat
aku memakainya, terasa sangat lembut di kulitku dan kelembutan itu
mengalir dalam darahku membuat aku horny. Bahkan tidak jarang dengan
tidak membuka CDnya aku bermasturbasi dan membiarkan adikku muncrat di
CD itu dan kemudian menyimpannya kembali di jemuran.
Hal ini sudah berlangsung sejak aku kuliah. Mungkin ini adalah
salah satu perilaku aneh, tapi bagiku ini adalah suatu kenikmatan, dan
aku tidak menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan, tetapi hanya
kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan inilah kadang aku harus "meminjam"
punya teman-teman cewekku sekalipun dari jemuran. Bahkan aku pernah
mencuri daleman Mbak Dewi dari kamarnya dan menyimpannya di kamarku.
Dengan CD Mbak Dewi aku selalu berfantasi sambil bermasturbasi
dikamarku saat libidoku sedang tinggi.
Sadar bahwa Lastri ada diluar, buru buru aku menenangkan diri dan
menyimpan kembali daleman itu pada tempatnya dan pura pura siram WC
seolah olah aku habis pake kamar kecil. Dengan raut wajah sebiasa
mungkin aku keluar dari kamar dan ngelongok dari jendela, ternyata
Lastri Masih aktif dengan pekerjaannya. Aku kembali Masuk kamar dan
mulai otak atik komputernya Mbak Dewi, tapi dari yang aku tahu,
ternyata komputernya baik-baik aja kok, tidak ada masalah apa-apa,
semuanya beres.
"Mbak Dewi, komputernya ngga apa apa kok Mbak, bagus kok."
"O gitu ya Her, syukurlah kalau bagus, tapi tolong dilihat hardisknya Her, kayaknya kepenuhan deh."
"Emang diisi apa Mbak, sampe penuh?"
"Nggak tahu juga, tapi tadi malam pas Mbak pake, kayaknya penuh deh, coba kamu check aja dulu, nanti Mbak telpon lagi, ok."
Suara Mbak Dewi dari seberang sana dan aku menutup telpon. Saat
hendak kembali ke kamarnya Mbak Dewi, aku memperhatikan Lastri yang
berada di lantai atas, aku buru buru masuk kamar dan langsung ke kamar
mandi, dan kembali dengan 'privat pleasure'ku. Aku kembali mengambil CD
Mbak Dewi dan mengusap-usapnya ke wajahku, juga branya, aku ciumin
berulang ulang, benar benar memberi kenikmatan kepadaku. Setelah merasa
cukup puas aku simpan dan kembali dengan pekerjaanku.
Aku meng explore komputernya Mbak Dewi dan ngechek isi hardisknya,
masih sangat banyak sebenarnya space yang kosong. Jadi tidak ada alasan
untuk penuh. Iseng-iseng aku list file yang berukuran paling gede, ah..
ternyata ada file music.dat berukuran 600-an mega. Dari nama file dan
extensionnya kepalaku langsung tertuju kalau itu adalah movie. Soalnya
selama ini di kost kalau nyetel bokep, nama filenya kayak gitu-gitu
juga. Dengan media player aku coba kepenasaranku, dan.. ternyata benar!
Tampilan awalnya yang warning dengan fbi segala membuat aku
langsung yakin bahwa itu adalah bokep, dan saat aku memforwardnya, itu
memang benar benar bokep, asli bokep. Jadi deh nonton bokep dulu, aku
kunci kamar dari dalam dan mulai menikmati suguhan film itu, adegannya
engga ada yang aneh sebenarnya, seperti biasa aja, tapi mungkin karena
situasi dan kondisi yang membuatku sangat konak saat menikmati film
itu. Setelah yakin pintu terkunci, aku kembali ambil CD dan bra Mbak
Dewi dari kamar mandi, dan aku duduk sambil pelorotin celanaku, aku
menikmati bokep itu sambil usap usap adikku dengan memakai CD dan bra
Mbak Dewi. Semakin lama rasanya semakin deket aja adikku, sudah terasa
hangat banget, mungkin karena gesekan bahan CD yang sangat halus
membuat adikku engga kuat berlama lama. Aku sudah berpikir untuk
mengeluarkannya di kamar mandi, ketika tiba tiba kring telpon di luar
mengagetkan aku setengah mati. Aku langsung lompat ke kamar mandi
simpan daleman Mbak Dewi dan pake kembali celanaku.
Kemudian terima telpon walaupun napas Masih belum teratur.
"Gimana Her, udeh di check semuanya?, ada yang rusak engga?" suara Mbak Dewi terdenger merdu sekali di telingaku.
"Enggak kok Mbak, udeh di check semua, tapi emang ada satu file
yang gede banget, tapi itu enggak mengganggu kok, jadi engga usah
dihapus, biarin aja, hardisknya masih banyak kok, Mbak tidak akan
terganggu, sekarang udah baik lagi kok komputernya" aku mencoba
menjelaskan dengan terbata-bata.
"File apaan bisa gede banget Her, Mbak nggak pernah nyimpen file yang gede kok?" Mbak Dewi ingin tahu.
"Ada movie di hardisknya Mbak, tapi kalau mau dihapus juga enggak apa apa kok" aku agak gugup juga.
"Movie apaan Her, kok bisa, gini aja Her, kalau kamu mau pulang,
pulang aja dulu, nanti malam dateng lagi ya, kalau mau makan, makan aja
dulu."
Lega hatiku saat menutup telpon. Sekalipun aku sering mencuri CD
Mbak Dewi, aku sangat menaruh hormat kepadanya, aku selalu bersikap
sopan kepadanya, tidak pernah aku memikirkan hal yang bukan bukan
tentang dia kecuali saat aku berfantasi dengan CDnya. Selain dari itu
aku sangat menghormatinya sebagai orang yang lebih tua dariku. Juga
sebagai orang yang sering berbuat baik kepadaku, tidak sepantasnya aku
berpikir yang bukan-bukan tentang dia. Dan setelah ngeberesin kembali
komputernya dan pamit ke Lastri aku siap pulang. Aku tidak tahu apakah
selama ini Mbak Lastri tahu atau tidak atas kelakuanku ini, tetapi dari
yang aku tahu tidak pernah tahu kok, karena setiap aku beraksi aku
selalu kembali menyimpannya pada tempatnya, kecuali CDnya yang pernah
aku curi 2 biji dari lemarinya, mungkin dia nyari-nyari, tapi banyak
sekali kok koleksi CDnya, bagus bagus lagi, masa dicariin hilang 2
biji. Jangan jangan dia sudah lupa malah.
Jam 7 tepat aku sudah ada di rumah Mbak Dewi lagi. Aku diajak makan
malam, minum kopi dan ngerokok bareng, ngobrol tentang kuliahku dan
macam-macam hal lainnya. Mbak Dewi terlihat cantik seperti hari
biasanya, dengan pakian santai dirumah, kaos oblong dan celana pendek
gombrang, tetap tidak menghilangkan pesona di wajahnya. Tetapi seperti
yang aku sebutkan diatas, aku selalu berusaha menaruh hormat kepada
Mbak Dewi, aku selalu mencoba bersikap seolah tidak ada apa apa.
"Mau lagi kopinya her?" kata Mbak Dewi sambil ngembusin asap rokoknya ke arahku.
"Enggak Mbak, nanti aja lagi" aku agak kikuk.
"Komputernya gimana Her, coba diperiksa lagi yuk, file apaan sih yang gede, jangan-jangan nanti malah ngerusak lagi."
"Eh, iya iya Mbak" aku beranjak mengikut Mbak Dewi ke kamarnya.
"Coba idupin aja dulu" katanya menyuruhku duduk di depan komputer, sementara dia masuk ke kamar mandi di kamarnya.
Selama ini aku belum pernah berduaan di kamarnya dengan Mbak Dewi,
kalaupun berdua itu bukan malam-malam seperti ini. Terdengar suara
cipratan air dari dalam kamar mandi, aku bertanya tanya, sedang apa yah
Mbak Dewi di dalam. Tapi aku menepiskan pikiran seperti itu. Aku ingat
bawah tadi sore aku menikmati CDnya di kamar mandi, jangan-jangan dia
tahu kegiatanku tadi. Tidak lama kemudian Mbak Dewi keluar dari kamar
mandi dengan balutan handuk gede,
"Kamu keluar dulu, Mbak mau ganti pakaian dulu."
Aku sempet ngelirik tubuh Mbak Dewi yang putih mulus, wanginya
menggairahkan sekali saat dia keluar dari kamar mandi. Aku kemudian
ikut nonton tivi di ruang keluarga bersama Lastri, kemudian nyusul Mbak
Dewi dengan daster yang tadi sore ada di kamar mandi. Kami nonton tivi
bertiga sambil ngobrol.
Kemudian Mbak Dewi berkata, "Her, coba lihat dulu komputernya,
apanya sih yang bikin hardisk penuh, entar kamu kemalaman pulangnya."
Aku Masuk lagi kekamarnya dan duduk di depan komputernya, aku
enggak tahu mau ngelakuin apa, aku hanya buka explorer dan hanya
lihat-lihat file yang tidak akan mengubah apa apa. Saat itu aku ingat
lagi "privat pleasure"ku, dan dengan perlahan lahan sekali aku menuju
kamar mandi, jantungku berdegup tidak karuan ketika didalam aku
menemukan sepasang lagi daleman Mbak Dewi yang baru diganti saat dia
selesai mandi. Aku sangat gemeteran saat itu, aku cium tanpa
menyentuhnya, dan menjilati bagian bagian CDnya, ahh fresh banget..
adikku ngaceng banget saat itu.
Tidak puas tanpa merabanya, aku mengambil CD itu dan memasukkannya
ke dalam kepalaku jadi tepat belahan tengahnya berada di mulutku, aku
melihat diriku di cermin aku terangsang banget saat itu, takut aksiku
ketahuan, karena ini benar benar nekat, aku keluar dari kamar mandi dan
kembali duduk di depan komputer. Nafasku masih tidak teratur sama
sekali, aku gemeteran. Aku otak atik lagi komputernya, pura-pura ada
yang tidak beres. Kira-kira setengah jam kemudian, aku mendengar
langkah kaki menuju kamar, aku tahu itu pasti Mbak Dewi, jantungku
makin kencang, "File apaan sih Her, yang gede?" kata Mbak Dewi setelah
duduk di deket aku "coba lihat movie apaan sih."
Aku sangat kikuk saat itu, tapi aku tetap harus memberitahunya.
"Ini Mbak, sama Mbak Dewi aja dilihatnya yah, malu" aku tahu saat
itu mukaku pasti memerah. Aku mempersilakan Mbak Dewi duduk di
tempatku, tapi dia malah masuk ke dalam kamar mandi, aku kaget sekali,
aku takut aksiku tadi ketahuan sama dia. Kedengerannya dia hanya cuci
tangan, kemudian keluar lagi.
"Mana Her, coba Mbak mau lihat," katanya.
Aku buka media player dan movienya pun berjalan.
"Film apaan sih Her, kamu dapet darimana," nadanya tegas ketika adegan bungil itu mulai berlangsung.
"Enggak tahu Mbak, tapi emang ada di komputer Mbak Dewi," aku gugup sekali saat menjawabnya.
"Ah yang benar.." Mbak Dewi senyum ke arahku dan kembali menikmati film itu.
Saat itu aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apalagi ketika
tiba tiba Mbak Dewi berkata, "Kamu nggak usah pura-pura Her, Mbak Dewi
tahu kok, kelakuan kamu selama ini, Mbak kehilangan CD, Mbak tahu kamu
yang ambil, Mbak simpan di kamar mandi, begitu Mbak lihat lagi,
posisinya udeh berganti, siapa lagi kalau bukan kamu?"
Hah.. panas terasa ke seluruh tubuhku, malu banget rasanya.
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
1452