02. Pejantan Kampung


Setelah mengantarkan Titi kerumahnya, sekitar jam 01.00 dinihari, Azis balik lagi ketempat pertunjukkan. Karena saking senangnya nonton dangdut, Azis tak merasa kelelahan berjalan. Walaupun dia baru saja bersetubuh dengan Titi.

Saat berjalan melewati kebun pisang, Azis kebelet pingin kencing. Segera saja Azis masuk ketengah-tengah rimbunnya pohon pisang. Sehabis kencing Azis menyalakan rokoknya sambil matanya melihat sekelilingnya.

Tiba-tiba matanya tertuju pada bayangan yang sedang bergerak-gerak yang berjarak sekitar 10 meter dari tempatnya berdiri. Azis yang merasa penasaran, berjalan mengendap-endap, mendekati bayangan itu.

Sekitar dua meter dari bayangan itu, Azis menghentikan langkahnya. Matanya terbelalak melihat pemandangaan disela-sela pohon pisang, di depannya. Dibawah terangnya sinar bulan purnama, Azis dapat melihat dengan jelas sahabatnya Joni sedang berjongkok dihadapan Mbak Dewi, istri Mas

Parjo, tetangganya, yang baru pulang dari Timur Tengah setelah dua tahun menjadi TKW. Wajah Joni berada pas di depan selangkangan Mbak Dewi yang sedang berdiri tanpa selembar benang melekat ditubuhnya.

Tangan Joni meraba-raba paha mulus Mbak Dewi, sedangkan lidahnya menjilati bibir kemaluan wanita itu. Joni mencucuk-cucuk klitoris Mbak Dewi dengan lidahnya dan menyedot-nyedotnya bibir vagina Mbak Dewi dengan mulutnya, membuat Mbak Dewi mendesah-desah dan matanya merem melek merasakan nikmat.

"Oohh.. Jonii.. Enakk.. Teruss.. Truss," desah Mbak Dewi penuh birahi. Joni semakin bersemangat menjilati vagina Mbak Dewi, sambil sesekali Joni menjilati lubang anusnya. Membuat Mbak Dewi semakin tak tahan.

Beberapa menit berlalu Joni menyudahi jilatannya, kemudian dia merebahkan tubuhnya ditanah, dengan posisi terlentang, beralaskan daun pisang. Sesaat kemudian Mbak dewi mendekat ke arah Joni, lalu berjongok diatas selangkangan Joni yang masih tidur terlentang. Selangkangannya yang
tersibak berada diantara pinggang Joni. Lubang vaginanya yang terbuka lebar berada diatas penis Joni yang sudah tegang dan berdiri tegak.

Mbak Dewi meraih penis Joni, dengan lembut Mbak Dewi mengocok-ngocok penis Joni. Setelah benar-benar tegang dan keras, Mbak Dewi lalu menempelkan kepala penis Joni dibibir vaginanya. Perlahan-lahan Mbak Dewi menurunkan pantatnya dan sedikit demi sedikit batang penis Joni masuk ke lubang vaginanya. Setelah seluruh batang penis Joni masuk, Mbak Dewi mulai menaik turunkan pantatnya.

"Akhh.. Mbakk.. Nikk.. Matt.. Truss.. Truss," jerit Joni sambil mengimbangi gerakkan Mbak Dewi dengan menyodok-nyodokkan pantatnya.

"Oohh.. Jon.. Akuu.. Jugaa, Enakk," sahut Mbak Dewi.

Gerakkan naik turun pantat Mbak Dewi yang diselingi gerakkan meliuk-liuk, semakin lama semakin cepat membuat joni tak tahan lagi. Sekitar lima belas menit berlalu, Joni merasakan penisnya berkedut-kedut.

"Akkhh.. Akuu.. Mauu.. Ke.. Keluarr.. Mbakk," Jerit Joni.

Semenit kemudian, dengan diiringi teriakkan yang sangat keras, Joni mencapai orgasmenya. Tanpa menghiraukan Joni yang telah mencapai orgasmenya, Mbak Dewi terus menggoyang pantatnya diatas selangkangan Joni, sambil meremas-remas buah dadanya sendiri. Azis yang sedari tadi mengintip, tak dapat lagi manahan nafsu birahinya. Sambil melepaskan seluruh pakaiannya, Azis mendekat dan berdiri disamping Mbak Dewi yang masih bergoyang erotis diatas selangkangan Joni.

Azis menyodorkan penisnya yang sudah tegang kewajah Mbak Dewi. Mbak Dewi yang belum mencapai puncak kenikmatan, mendekatkan wajahnya ke selangkangan Azis. Diraihnya penis Azis dan dikocok-kocoknya sebentar. Tanpa membuang waktu lagi, Mbak Dewi membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya, menjilati penis Azis.

"Ohh.. Mbak.. nik.. matt," desis Azis, saat Mbak Dewi mengulum penisnya. Mulut Mbak dewi penuh sesak oleh batang penis Azis yang besar dan panjang. Mbak Dewi menggerakkan kepalanya maju mundur membuat penis Azis keluar masuk dari mulutnya. Pipi Mbak Dewi sampai kempot, saking bernafsunya menjilati penis Azis.

Sepuluh menit berlalu Mbak Dewi melepaskan kulumannya pada penis Azis, kemudian dia merebahkan tubuhnya ditanah. Disamping Joni yang telah tertidur pulas. Azis tahu kalau Mbak Dewi sudah tak sabar lagi merasakan keperkasaan penisnya.

Azis kemudian berjongkok diselangkangan wanita itu. Kedua paha Mbak Dewi dibukanya lebar-lebar. Azis menggenggam penisnya yang sudah tegang penuh dan mengarahkannya pas ke lubang vagina Mbak Dewi. Perlahan Azis menurunkan pantatnya membuat kepala penisnya masuk ke lubang vagina Mbak
Dewi.

"Aow.. Zis.. perih.. sakit, "jerit Mbak Dewi menahan perih saat seluruh batang penis Azis menerobos masuk dan menggesek dinding vaginanya. Tanpa membuang-buang waktu, Azis langsung menggenjot Mbak Dewi.

"Ohh.. Zis.. Enakk.. Teruss.. Nikmatt," Jerit Mbak Dewi sesaat kemudian, ketika rasa sakit pada dinding vaginanya mulai menghilang dan berganti dengan rasa nikmat.

Jeritan-jeritan Mbak Dewi yang diselingi desahan-desahan nikmat membuat Azis semakin bersemangat memaju mundurkan pantatnya. Dari bawah Mbak Dewi mengimbangi gerakkan pantat Azis dengan menyodok-nyodokkan pantatnya. Beberapa saat kemudian, bagian dalam dinding vagina Mbak Dewi berdenyut-denyut dan menjepit keras penis Azis. Tubuhnya terhentak-hentak dan bergerak liar, diiringi teriakkan yang sangat keras, Mbak Dewi mencapai orgasme.

Azis yang belum mencapai puncak kenikmatan tak mau rugi. Dia mencabut penisnya yang masih tegang dari lubang vagina Mbak Dewi. Azis menyuruh Mbak Dewi telungkup. Sebagai wanita yang sudah berpengalaman bersetubuh dengan banyak pria saat menjadi TKW, Mbak Dewi tahu apa yang diinginkan
Azis. Dia mengangkat sedikit pantatnya dan membuka kedua pahanya.

Azis mengocok-ngocok penisnya sebentar kemudian mengarahkannya ke lubang anus Mbak Dewi. Setelah penisnya berada tepat di lubang anus Mbak Dewi, Azis mulai mendorong maju pantatnya. Mbak Dewi meringis saat penis Azis menerobos masuk ke lubang anusnya.

"Oohh.. Zis.. enakk.. gilaa," desis Mbak Dewi ketika Azis mulai menggerakkan pantatnya naik turun sambil meremas-remas pantat Mbak Dewi.

"Akuu.. Juga.. Mbak.. Anus.. Mbak.. Enakk," sahut Azis.

Azis merasakan penisnya dijepit dan seperti dipijit-pijit oleh sempitnya lubang anus Mbak Dewi.
Azis semakin cepat menggerakkan pantatnya saat dirasakannya orgasmenya akan segera tiba.

"Mbak.. akuu.. keluarr," jerit Azis keras saat mencapai puncak kenikmatan. Dia menyemprotkan sperma yang sangat banyak dilubang anus Mbak Dewi. Tak lama berselang Mbak Dewi menjerit keras saat mencapai orgasme yang kedua kali. Sesaat kemudian Azis merebahkan tubuhnya disamping Mbak Dewi.

Setelah beristirahat sepuluh menit, nafsu birahi Mbak Dewi bangkit lagi. Mbak Dewi yang memiliki nafsu birahi yang sangat tinggi, bangun dari tidurnya, kemudian duduk sambil memandangi kedua anak muda yang sedang tidur mengapitnya.

Kedua tangannya bergerak, meraba-raba selangkangan Azis dan Joni. Tangan kirinya mengelus-elus dan mengocok-ngocok penis Joni sedangkan tangan kanannya melakukkan halnya yang sama pada penis Azis yang tidur di sebelah kanannya. Perlahan-lahan kedua penis Joni dan Azis mulai tegang.

Kedua pemuda itu kemudian bangkit dan berdiri mengapit Mbak Dewi. Sambil tersenyum, Mbak Dewi kemudian berjongkok, Mbak Dewi menempatkan wajahnya diantara selangkangan Joni dan Azis. Dan secara bergantian Mbak Dewi mengocok-ngocok dan mengulum kedua penis anak muda itu.

Sekitar lima belas menit berlalu mereka merubah posisi. Azis tidur terlentang dengan kedua kaki berselonjor. Mbak Dewi kemudian menindih tubuh Azis dari atas. Tangannya meraih penis Azis dan menempelkannya ke lubang vaginanya. Mbak Dewi mendorong pantatnya membuat seluruh penis Azis masuk ke lubang vaginanya. Dengan irama pelan Mbak dewi mulai menaik turunkan pantatnya.

Joni yang sedang berdiri tak mau hanya menonton saja. Joni kemudian mengangkangi pantat Mbak Dewi. Dia mengarahkan penisnya tepat ke lubang anus Mbak Dewi, dan mendorong pantatnya dengan keras, sehingga seluruh batang penisnya masuk ke lubang anus Mbak Dewi.

Mbak Dewi merasakan sensasi yang luar biasa hebatnya dikedua lubang bawahnya saat penis Joni dan Azis mengaduk-aduk lubang vagina dan lubang anusnya. Hentakkan-hentakkan kedua penis anak muda itu dikedua lubang bawahnya, memberinya kenikmatan yang tiada taranya.

Sodokkan-sodokkan penis Azis pada lubang vaginanya dari bawah dan kocokkan penis Joni pada lubang anusnya dari atas, yang semakin lama semakin cepat membuatnya tak dapat bertahan lebih lama.

Mbak Dewi merasakan tubuhnya seperti melayang, otot-otot vaginanya menegang dan tubuhnya bergerak liar. Mbak Dewi mencengkeram pantat Joni kuat-kuat sambil meminta kedua pemuda itu lebih cepat lagi menghujam kedua lubang bawahnya.

Azis dan Joni yang juga merasakan orgasmenya hampir sampai menekan dalam-dalam penis masing-masing. Dan hampir bersamaan cairan hangat menyembur dikedua lubang Mbak Dewi. Tubuh ketiga insan itu bergetar hebat merasakan kenikmatan yang sangat hebat. Dibarengi teriakan yang sangat keras, tubuh mereka mengejang hampir bersamaan. Kemudian mereka terkulai lemas.

Hampir semalam penuh mereka bertiga merasakan nikmatnya bersetubuh. Sampai ketiga benar-benar kehabisan tenaga dan tertidur pulas. Dan hari-hari selanjutnya Mbak Dewi menjadi piala bergilir, bukan Joni dan Azis saja yang menikmati tubuhnya. Hampir sebagian besar pemuda kampung juga merasakan nikmatnya tubuh Mbak Dewi.

Mbak Dewi yang haus seks, sangat menikmati disetubuhi lebih dari satu pria. Bahkan pernah suatu malam, sekitar sepuluh pria kampung menyetubuhinya. Mas Parjo suaminya, hanya diam dan tak dapat berbuat apa-apa. Walaupun mengetahui istrinya menjadi piala bergilir pemuda kampung. Dan Azislah yang paling sering menyetubuhi Mbak Dewi dan membuatnya tergila-gila.
Hari Minggu itu sebenarnya Azis sedikit malas dengan permintaan ayahnya agar Azis mengantar Bu Yuli, ibu tirinya, istri ketiga ayahnya, kondangan ke kampung sebelah. Karena Bu Yuli, orangnya sangat judes. Bu Yuli, wanita muda yang sebenarnya lebih tepat menjadi kakaknya, karena usianya
hanya setahun lebih tua dari Azis, tidak begitu akrab dengan Azis.

Tapi karena menghormati ayahnya, Azis melangkahkan juga kakinya ke rumah ibu tirinya, yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Sampai dirumah Bu Yuli, Azis mendapati rumah dalam keadaan sepi, dia nyelonong aja masuk dan duduk di ruang tamu yang berdekatan dengan kamar Bu Yuli.

Sekitar tiga puluh menit menunggu, Bu Yuli keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya, hanya mengenakan selembar handuk yang dililitkan ditubuhnya. Sehingga Azis sekilas dapat melihat paha mulus Ibu Tirinya.

Sebagai laki-laki normal dan sudah biasa bersetubuh dengan wanita, nafsu birahi Azis bergejolak disuguhi pemandangan seperti itu. Tanpa berpikir panjang lagi Azis mengikuti langkah ibu tirinya ke kamar.

Bu Yuli yang sedang berdiri sambil melepaskan handuk yang melilit ditubuhnya sama sekali tak menyangka kalau Azis ikut masuk ke kamarnya. Bu Yuli sangat terkejut saat Azis memeluk dengan kuat tubuhnya yang telanjang bulat sambil menciumi lehernya dari belakang.

Bu Yuli berteriak keras, tetapi dengan cekatan tangan Azis yang kuat membekap mulutnya. Azis mendorong tubuh ibu tirinya keranjang hingga jatuh dan terlentang lalu menindihnya. Bu Yuli memberontak tapi sia-sia, Azis terlalu kuat baginya. Dengan mudah Azis meringkusnya. Azis menyumpal mulut Bu Yuli dengan handuk yang tadi dikenakannya. Azis menelikung kedua tangan Bu Yuli kebelakang dan menahan dengan kuat kedua kaki Bu Yuli dengan kakinya.

Bu Yuli mulai putus asa dan menangis. Azis tahu kalau Bu Yuli sudah kehabisan tenaga, dengan santai Azis melepaskan seluruh pakaiannya. Kemudian Azis mulai menciumi dan menjilati kedua buah dada Bu Yuli, secara bergantian.

Cukup lama Azis menjilati kedua buah dada ibu tirinya, kini wajahnya merangkaki perut Bu Yuli, dengan mulut yang terus menjilati, tangannya meraba-raba selangkangan dan mencucuk-cucuk lubang vagina Bu Yuli yang menggunduk.

Sesaat kemudian Azis memindahkan jilatannya keselangkangan Bu Yuli. Kedua tangannya membuka lebar-lebar kedua paha Bu Yuli. Bu Yuli hanya pasrah saat Azis menjilati pangkal pahanya. Bahkan Bu Yuli yang sangat jarang disentuh suaminya, ayah Azis, mulai terangsang dan mendesah-desah, saat lidah Azis menyapu dan menjilati bibir vagina yang merah merekah dan berbulu lebat.

Perlahan Bu Yuli merasakan lubang vaginanya mulai basah. Azis yang tahu kalau Bu Yuli sudah terangsang, semakin bersemangat menjilati dan menyedot-nyedot klitoris Bu Yuli. Nafas Bu Yuli ngos-ngosan menahan nafsu birahinya. Azis sangat lihai merangsang Bu Yuli. Membuat suasana menjadi terbalik. Kini Bu Yuli sudah tak sabar lagi menunggu Azis untuk segera menyetubuhinya.

Beberapa saat kemudian Azis menyudahi jilatannya pada vagina Bu Yuli. Dia kemudian berjongkok diselangkangan Bu Yuli. Bu Yuli yang sudah tak sabar lagi meraih dan mengocok-ngocok penis Azis, kemudian Bu Yuli mengarahkan penis Azis ke lubang vaginanya. Bu Yuli menjerit saat merasakan kepala penis Azis mendesak gerbang vaginanya. Azis semakin keras mendorong pantatnya hingga seluruh batang penisnya yang besar dan panjang masuk ke lubang vagina Bu Yuli.

Bu Yuli menjerit dan mendesah-desah saat penis Azis menggesek-gesek lubang vaginanya. Bu Yuli menyodok-nyodokkan dan meliuk-liukkan pantatnya menyambut gerakkan naik turun pantat Azis. Sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya, azis melepaskan handuk yang menyumpal mulut Bu Yuli. Kemudian dia mendekatkan mulutnya ke mulut Bu Yuli dan melumat mulut Bu Yuli. Bu yuli menyambut lumatan Azis dengan pagutan-pagutan yang tak kalah hebatnya.

"Oohh.. Ziss.. teruss.. genjott.. akuu," desah Bu Yuli tanpa malu-malu.

Bu Yuli semakin cepat menyodok-nyodokkan dan meliuk-liukkan pantatnya, saat dia merasakan seluruh otot-otot tubuhnya menegang. Dan merasakan sesuatu yang mendesak-desak ingin keluar dari lubang vaginanya. Tangannya mencengkeram kuat pinggang Azis saat saat orgasmenya datang. Cairan
hangat merembesi dinding-dinding vaginanya. Beberapa saat kemudian Azis merasakan hal yang sama, dia seperti orang gila, tubuhnya bergerak liar dan dia semakin cepat menyodok-nyodok lubang vagina Bu Yuli. Mulutnya meracau, mengeluarkan kata-kata kotor.

Azis menekan dada Bu Yuli dengan kuat dan menyusul menyemprotkan spermanya ke dalam lubang vagina Bu Yuli. Kemudian tubuh Azis terkulai lemas, menindih tubuh Bu Yuli.

Setelah beristirahat sekitar tiga puluh menit, Bu Yuli merasakan nafsu birahinya bangkit lagi. Bu Yuli mendorong tubuh Azis yang menindihnya hingga terlentang diranjang. Kemudian Bu Yuli duduk di samping Azis yang masih tertidur pulas. Tangannya meraba-raba selangkangan Azis dan mengelus-elus penis Azis. Perlahan penis Azis mulai menegang. Tanpa melepaskan penis Azis dari genggamannya, Bu Yuli menundukkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya keselangkangan Azis. Mulut Bu Yuli terbuka dan mulai menjilati dan mengulum batang penis Azis. Dari kepala hingga pangkal penis Azis dijilati dan dikulumnya. Buah pelir Azis juga diseruputnya.

Azis terbangun dari tidurnya dan tersenyum ke arah Bu Yuli yang sedang asyik mengulum penisnya. Sesaat kemudian Bu Yuli menyudahi kulumannya pada penis Azis. Kemudian Dia berjongkok di selangkangan Azis, diraihnya penis Azis dan ditempelkannya kebibir vaginanya. Sedikit demi sedikit Bu Yuli menurunkan pantatnya. Hingga seluruh batang penis Azis amblas tertelan lubang vaginanya.

Azis mendesah-desah penuh nikmat saat Bu Yuli mulai menggerakkan pantatnya naik turun diselingi gerakkan berputar. Keadaan sudah sangat terbalik, Bu Yuli yang tadi menolak disetubuhi kini lebih agresif. Dan Bu Yuli semakin cepat menggoyang pantatnya saat dia merasakan puncak kenikmatan benar-benar sudah dekat. Dibarengi teriakkan panjang Bu Yuli mencapai orgasmenya.

Bu Yuli sebenarnya sudah sangat lelah saat Azis menyuruhnya berdiri menghadap ke dinding kamar. Tapi karena tidak mau membuat Azis kecewa dan marah, maka Bu Yuli menuruti permintaan Azis. Azis kemudian mendekat ke arah Bu Yuli yang sedang berdiri lalu berjongkok dibelakang Bu Yuli. Azis meraba-raba dan meremas-remas pantat Bu Yuli yang padat dan kenyal. Kemudian Azis memasukkan jari telunjuknya ke lubang anus Bu Yuli.

Bu Yuli mendesah saat Azis menciumi dan menjilati lubang anusnya. Jilatan lidah Azis pada lubang anusnya, membuat Bu Yuli merasa geli dan perlahan nafsu birahinya bangkit lagi. Bu Yuli menggelinjang saat lidah Azis mencucuk-cucuk lubang anusnya.

Puas menjilati lubang anus Bu Yuli, Azis kemudian berdiri sambil mengarahkan penisnya ke lubang anus Bu Yuli. Bu Yuli menjerit keras saat penis Azis memaksa menembusi lubang pantatnya. Bu Yuli merasakan bibir dan dinding anusnya panas dan perih.

Bu Yuli melolong lebih keras saat Azis mendorong dan menarik pantatnya, membuat penis Azis keluar masuk dari lubang anusnya. Azis sangat menikmati sempitnya lubang anus Bu Yuli yang memang belum pernah disodomi.

Dengan memegang erat pinggang Bu Yuli, Azis semakin cepat mendorong-dorong pantatnya saat dirasakannya orgasme sudah dekat. penis Azis berkedut-kedut, otot-otot tobuhnya menegang, nafasnya memburu.

Dan Azis menjerit keras dan panjang saat mencapai orgasme. Dia menyemprotkan sperma yang sangat banyak dilubang anus Bu Yuli. Sambil mencabut penisnya dari lubang anus Bu Yuli, Azis menyuruh Bu Yuli berjongkok di depannya. Azis mendekatkan penisnya kewajah Bu Yuli.

Bu Yuli mengeleng-gelengkan kepala, menolak permintaan Azis, untuk menjilati sisa-sisa spermanya. Azis tak kehilangan akal. Azis mencekek leher Bu Yuli dan memencet hidungnya. Saat Bu Yuli yang kesulitan bernafas terpaksa membuka mulutnya, Azis langsung menyodokkan penisnya dan
menjejalkannya ke mulut Bu Yuli.

Bu Yuli merasa mual dan mau muntah tetapi dia tak berani menolak permintaan Azis. Bu Yuli menggerakkan bibirnya dan menjilati sisa-sisa sperma Azis sampai bersih tak tersisa. Azis tersenyum bangga bisa menundukkan Bu Yuli, ibu tirinya yang selama ini kurang menyukainya dan sangat Judes.

Dan sejak saat itu Bu Yuli sangat baik padanya. Bu Yuli tak pernah menolak apapun yang diinginkan Azis termasuk kalau Azis ingin menikmati kemolekan tubuhnya. Bahkan Bu Yuli yang seringkali merayu agar Azis mau menyetubuhinya. Kehebatan Azis memuaskannya di atas ranjang, membuat Bu Yuli betul-betul ketagihan merasakan nikmatnya sodokkan penis Azis yang besar dan panjang.

Bersama Azis, anak tirinya, Bu Yuli betul-betul menemukan dan merasakan kenikmatan yang sangat jarang dia dapatkan dari Pak Broto, suaminya yang juga ayah Azis. Azis membuatnya tergila-gila dan dia mau melakukan apa saja yang Azis inginkan.

Jika nafsu birahi sedang memuncak, Bu Yuli tak segan-segan datang kerumah Azis untuk meminta Azis menyetubuhinya. Dia sudah tak perduli lagi kalau Azis adalah anak tirinya.

Bahkan sebulan kemudian dengan alasan suasana kampung yang semakin rawan, Bu Yuli meminta kepada Pak Broto agar mengijinkan Azis tinggal bersamanya. Tujuan sebenarnya tak lain, agar dia bisa lebih sering bisa mereguk kenikmatan bersama Azis. Dan tanpa curiga sedikitpun Pak Broto meluluskan keinginan istri termudanya. Pak Broto sama sekali tidak tahu kalau istri mudanya disetubuhi anak kandungnya. Diusianya yang sudah tua, dia tidak mampu lagi memuaskan nafsu istri mudanya yang sedang meledak-ledak.

Demikianlah kisah Azis si Pejantan Kampung, yang benar-benar perkasa dan berhasil menyetubuhi wanita-wanita dikampungnya, terutama istri-istri yang kesepian.

E N D



----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh

2113

21Tahun.Sextgem.Com