Budak Pemuasku
Sebelumnya saya ingin berterima kasih atas
segala masukan dan komentar dari para pembaca sekalian atas cerita
"Pemijat Submissive".
Pada kesempatan kali ini saya ingin kembali menceritakan pengalaman
saya yang berlanjut dari cerita yang lalu.
*****
Background
Seperti yang mungkin pembaca pernah baca sebelumnya, bahwa saya
adalah seorang wanita yang menyukai permainan BDSM dan berperan sebagai
Domina, seperti yang saya ungkapkan sebelumnya bahwa peristiwa
peristiwa yang saya ceritakan telah membuka wawasan baru dalam
kehidupan saya, bukan hanya melulu kehidupan sex, tetapi secara general
saya merasa telah berubah.
Saya juga mempelajari sebab sebab dari kesukaan saya akan fantasi
permainan sex yang mungkin untuk sebagian orang di sebut penyimpangan
sexual namun juga untuk sebagian orang permainan ini adalah suatu
variasi atau permainan yang mendebarkan dan mengasyikkan untuk
dinikmati.
Saya adalah seorang wanita, single dan telah 8 tahun bekerja di
sebuah perusahaan multi national yang terkenal, mungkin para pembaca
mengetahui sebagai pekerja apalagi di sebuah perusahaan yang besar,
karir kita tidak akan pernah mencapai posisi puncak, tentunya posisi
ini biasanya diisi oleh seorang Expat yang ditunjuk langsung oleh
headquarters yang bertempat di luar negeri.
Selama 8 tahun saya terus berambisi dan bekerja keras untuk
mendapatkan jabatan yang lebih tinggi lagi, dimana bukan hanya imbalan
materi dan fasilitas yang lebih baik, tetapi juga untuk mendapatkan
kekuasan yang lebih, hal kedua ini sifatnya lebih condong untuk
kepuasan batin.
Saya rasakan juga bahwa hal ini lumrah bagi manusia untuk
mendapatkan hal yang lebih dan kelebihan itu selalu berkisar di antara
hal hal tersebut, hanya setiap orang mempunyai hasrat dan ambisi yang
berbeda beda dan di tambah dengan faktor talenta, kemauan untuk kerja
keras dan faktor keuntungan tentunya tidak semua orang akan mendapatkan
level yang sama.
Di perusahaan di tempat saya bekerja, saya terkadang merasa
tertekan di mana atasan saya selalu menganggap saya sebagai budaknya
dan segala hasil kerja keras saya selalu di ambil creditnya untuk
atasannya lagi. Terkadang sebagai wanita kita juga sering di lecehkan
(tidak secara sexual dalam case saya) tetapi dalam arti batas kemampuan
kita, kelemahan dan lain sebagainya. Saya mengerti di dunia ini dan
sudah menjadi kenyataan ada kecenderungan pria dianggap sebagai manusia
yang lebih dalam segala hal sehingga segala sesuatunya akan lebih baik
bila pria yang mengerjakannya sehingga mendapatkan kedudukan yang lebih
tinggi.
Oleh karena hal tersebut di atas saya berkesimpulan bahwa sebab
sebab dari kesukaan saya untuk menjadi seorang Domina dalam fantasi
permainan sex ini mungkin berawal dari ketidak puasan saya dengan
kejadian kejadian dan situasi di tempat kerja saya tersebut. Permainan
fantasi sex ini seakan membalaskan dendam saya terhadap ketidak puasan
dan keadaan di tempat saya bekerja sehingga secara kejiwaan saya bisa
menjadi sangat menikmati dan puas bila dapat melihat seorang pria tidak
berdaya dan menurut atas kemauan saya apalagi ketidak berdayaannya itu
dilakukannya sendiri dengan sukarela dan senang hati.
Pertanyaan pertanyaan dari para pembaca yang menanyakan akan sebab
dari kesukaan saya ini semoga bisa dengan jelas terjawab dalam
penjelasannya yang saya ungkapkan dengan sejujur jujurnya diatas.
Mungkin cukup penjelasan saya mengenai back ground dari kesukaan
saya ini, kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya dengan
seorang pria yang kebetulan juga cocok dengan fantasi saya dan juga
cocok selera dengan saya dari segi fisik maupun sifatnya.
Seleksi dan Recruitment
Pertemuan saya dengan budak cowok saya yang baru ini berawal dari
email. Setelah pemuatan cerita saya yang berjudul "Pemijat Submissive",
banyak sekali cowok yang berkirim surat kepada saya untuk meminta
dijadikan budaknya. Namun dari sekian banyak email saya memilih
beberapa saja yang saya balas, tentunya dari balasan yang ada saya juga
menyeleksi ulang lagi cowok-cowok yang mendaftar untuk menjadi budak
saya.
Kriteria pemilihan saya terutama adalah orang yang intelegent, open
minded dan tentunya benar benar menghayati perannya sebagai seorang
budak. Kemudian saya juga memeriksa background orang tersebut dari segi
materi, kebersihan dan status perkawinan. Saya sengaja mencari orang
yang status sosialnya cukup tinggi, sudah kawin dan cukup mapan,
pertimbangan ini saya pilih untuk menghindari masalah privacy saya di
dunia luar, karena saya juga yakin seorang dengan kriteria yang tadi
juga ingin rahasia jati dirinya di jaga sehingga kami bisa saling
menjaga privacy.
Dari proses penyaringan tersebut akhirnya saya memilih satu
kandidat yang saya pikir cukup memadai, namanya Anwar. Dia adalah
seorang Chinese yang cukup mapan, berasal dari keluarga yang terhormat,
sudah kawin dan berusia 32 tahun. Setelah kurang lebih 1 bulan kami
saling mengenal diri melalui telepon dan email akhirnya saya merasa
sudah cukup comfortable untuk bertemu langsung dengan dia.
Pertemuan kami atur di sebuah Mall besar di Jakarta Barat yang
sangat terkenal dan ramai, pertemuan ini di sepakati pada hari dan jam
kerja, di sebuah coffe shop.
Saya sengaja datang 60 menit lebih awal untuk mempelajari situasi
dan menyiapkan jalan untuk back out dari pertemuan ini bila ternyata si
Anwar itu tidak cocok dengan deskripsi yang telah dia berikan, terus
terang pembaca saya sangat nervous sekali waktu itu.
Sambil duduk dan minum cafe late yang sudah dihidangkan saya
berharap harap cemas menunggu pertemuan dengan Anwar, jantung saya
berdebar debar keras, dan efek dari coffe yang saya minum sepertinya
membuatnya menjadi tambah parah. Tiba tiba telepon HP saya berdering,
sepertinya jantung saya hampir copot mendengarnya, memang kami sudah
berjanji untuk saling menelpon bila sudah dekat di lokasi.
"Hello Mbak, saya Anwar.."
"Oh iya.. Sudah dimana kamu?" desahku sambil gemetar.
Sambil menjawab saya melihat ke sekeliling coffe shop, ketika itu
saya melihat seseorang cowok yang sedang berdiri dan celingukan sambil
menelpon. Mata kami beradu dan dia tersenyum sambil mengangukan
kepalanya, seketika itu saya langsung tahu kalau cowok itu adalah Anwar
yang sepertinya sudah saya kenal walau hanya melalui telepon dan email.
Dia berjalan menghampiri saya sambil tersenyum dan menyodorkan
tangannya untuk berjabatan tangan.
Para pembaca, pertemuan yang mendebarkan ini ternyata cukup
menyenangkan, saya seketika merasa nyaman sekali berada di dekat si
Anwar setelah bertemu dan mengobrol ngalor ngidul tentang kehidupan
kami. Orangnya menurut saya sangat open minded, pintar dan sedikit
pemalu, secara fisik cukup menarik, tingginya sekitar 180 cm, kulitnya
putih bersih kecoklatan, rambut pendek, badan cukup berisi hanya
sedikit gemuk di sekitar pinggang.
Tanpa terasa kami sudah ngobrol selama 1 jam, selama ngobrol mata
kami saling bertatapan, dan saya melihat ketulusan dan kejujuran di
sorot matanya, sesekali dia menundukan mata bila saya bertanya yang
sifatnya sangat pribadi, saya merasa berada diatas angin dan
mendominasi pembicaraan. Bahan pembicaraan kami sama sekali tidak
menyinggung mengenai permainan sex yang kita gemari tetapi lebih banyak
ke keluarga, kerja dan lain lain. Sepertinya kita bisa saling terbuka
dengan kehidupan kami. Saya juga merasakan adanya peningkatan atas
kepercayaan dan merasa comfortable dengan dia.
Setelah pertemuan itu, kita berjanji untuk saling kontak untuk
pertemuan berikutnya melalui email dan telepon, mungkin kita malu untuk
memulai pembicaraan tentang fantasi permainan yang memang kami sukai
itu secara langsung, mungkin karena ini pun pertemuan pertama kita.
Setibanya saya di rumah saya langsung menyalakan note book dan
mulai menulis email untuk Anwar untuk pertemuan kita yang lebih lanjut.
Di dalam email intinya saya menyatakan kepada dia bahwa saya ingin
menjadikan dia seorang budak sex pemuas nafsu yang mengabdikan badan
dan jiwanya kepada saya sebagai Mistressnya, tentunya dengan batas
batas tertentu yang dia punyai, untuk itu saya menanyakan komitmen dia
dan batas batas yang di sanggupi oleh dia.
Di dalam email saya juga menulis semacam pernyataan atau perjanjian
mengenai kerahasian dan kebersihan yang harus di lengkapi dengan hasil
pemeriksaan lab atas bebasnya dia dari penyakit penyakit kelamin
sebagai syarat saya untuk menyewa dia sebagai budak sex saya.
Setelah kurang lebih 1 minggu (yang serasa lama sekali) saya
mendapatkan email balasan dari si Anwar. Dengan berdebar debar saya
mulai membuka dan membaca email balasan darinya. Di dalam emailnya dia
menyanggupi segala syarat dan keinginan saya, dia juga bahkan
melampirkan hasil scan dari hasil pemeriksaan lab yang meluluskan dia
dari penyakit penyakit. Dia sangat ingin segera mengabdikan dirinya
untuk saya dan juga menuliskan batasan batasan yang dia inginkan.
Pembaca, menurut saya batasan batasan yang di berikan oleh dia
cukup bisa dimengerti. Batasan utama yang diinginkan adalah mengenai
kerahasiaan sehingga permainan hanya berlaku di dalam tempat yang aman
dan discreet dan di luar dari itu hubungan kita tetap hanya sebagai
teman biasa, sehingga "public humiliation/punishment" tidak bisa di
terapkan di dalam permainan kami. Batasan lainnya juga mengenai
penyiksaan yang sampai menimbulkan luka permanen atau mengeluarkan
darah juga tidak dapat di tolerir karena dapat menimbulkan bekas dan
berbahaya. Kemudian ada juga batasan untuk permainan "force
feminization" atau dimana saya melecehkan dia dengan mendandani dia
dengan pakaian perempuan. Sebagai tambahan safety kami juga mempunyai
semacam kata kode, dimana bila dia atau saya mengatakan kode itu semua
permainan akan berakhir.
Persiapan
Setelah semua formalitas tersebut dibicarakan dan di sepakati, akhirnya
tibalah saatnya untuk saya menikmati budak sex baru yang saya recruit.
Kami berjanji untuk bertemu di sebuah hotel di Jakarta di waktu jam
kerja, setelah makan siang sampai sore hari. Saya menuliskan instruksi
instruksi untuk persiapan apa saja yang harus disediakan pada saat
pertemuan tersebut melalui SMS dan email.
Saya menginstruksikan dia untuk menyediakan sebuah rantai anjing
yang mengunakan kulit pada pegangan penuntunya, jepitan baju, lilin
putih yang besar, sebatang pengaris kayu, dasi dasi tua yang banyak,
borgol besi 1 pasang, sarung tangan latex dan KY Jelly. Pada saat saya
menulis itu, jantung saya berdebar debar dan muka saya terasa panas
karena sudah membayangkan hal apa saja yang akan saya lakukan ke dia.
Imajinasi saya berlari ke mana mana dan gambaran gambaran akan siksaan
siksaan yang akan saya lakukan membuat saya menjadi sangat horny.
Pada hari yang sudah di sepakati, pagi pagi hari sekali saya
menelpon kantor untuk meminta ijin untuk tidak masuk hari itu, dan saya
sudah sengaja untuk mengalihkan semua appointment yang ada di hari itu
untuk direschedule ke esokan harinya. Asisten pribadi saya juga sudah
saya beritahu bahwa hari ini saya ada keperluan mendesak yang harus
diselesaikan di luar kantor, sehingga semua urusan yang ada saya
delegasikan ke asisten saya.
4 jam sebelum waktu yang di sepakati saya menulis SMS ke Anwar
untuk detail persiapan yang harus dia lakukan, sehingga pada waktu saya
datang di kamar hotel yang sudah di siapkan olehnya dia sudah siap
untuk melayani saya. Saya meminta dia untuk mandi yang bersih (kalau
perlu luluran), dan berdiri menunggu saya di depan pintu dalam kamar
hotel dalam keadaan telanjang bulat dan mengenakan rantai anjing di
lehernya dengan mata yang di tutup erat oleh sebuah dasi berwarna
hitam. Saya juga meminta rantai anjing tersebut dililitkan di
sekeliling lehernya dan dengan kulit penuntunnya digigit di mulutnya.
Kurang lebih jam 12 siang saya mendapat SMS dari Anwar yang
berbunyi, "Saya sudah siap dan sedang menunggu di kamar 1811 untuk
digunakan oleh kamu" melihat kata kata di SMS itu darah saya terkesiap
dan bulu di tengkuk saya merinding membayangkan kenikmatan yang akan
saya peroleh.
Saya bergegas mengenakan sepasang pakaian dalam lace saya yang
berwarna hitam dan di baluti oleh sebuah blouse putih yang tipis serta
satu stel blaser dan rok berwarna abu abu tua, saya juga sengaja
menyemprotkan winyak wangi sekujur tubuh saya sehingga menjadi sangat
semerbak wangi menggoda bila saya berjalan. Setelah berdandan saya
dengan tergesa gesa mengambil kunci mobil saya dan mulai menyetir ke
arah hotel tempat kita berjanji yang di tempuh kurang lebih hanya 15
menit.
The Game is Beginning
Tibalah saya di depan pintu kamar hotel, saya memencet bel yang
berada di depan pintu kamar. Seketika pintu di buka, ini menandakan
budak saya sudah dengan tepat mengikuti instruksi dari saya. Segera
saya masuk dan menutup pintu dan mengunci rantai pintu dalam. Saya
melihat di depan saya seorang pria budak pemuas saya sedang berdiri
tegap dengan posisi tangan silang ke belakang punggung dan kaki sedikit
terbuka lebar, kelihatannya dia sangat menghayati perannya sebagai
budak saya, terlihat penisnya sudah setengah ereksi mungkin karena
sangat berantisipasi menunggu kedatangan saya, saya tersenyum melihat
pemandangan di depan saya, selama kurang lebih 2 menit saya mempelajari
badan yang akan diberikan kepada saya dalam 4-5 jam ke depan.
Para pembaca, saya sengaja menginstruksikan Anwar untuk mengenakan
penutup mata, sehingga dia tidak dapat melihat ekspresi muka saya yang
mungkin sedikit grogi atau tersenyum geli melihat dia yang sedang
menggunakan rantai anjing dan mengigit kulit penuntun rantai anjing
yang berwarna merah itu. Saya tidak mau wibawa saya hilang karenanya,
jadi lebih baik matanya tertutup, dan saya pikir harusnya untuk dia
sensasinya lebih besar juga bila dia pasrah dan tidak bisa melihat
siapa yang datang dan mengunakan badannya.
Pelan Pelan saya ambil kulit penuntun rantai anjing yang di gigit
di mulutnya dan melepaskan beberapa lilitan rantai besi yang berada di
lehernya, kemudian saya menuntun dia ke tengah ruangan kamar di depan
tempat tidur. Dengan posisinya berdiri yang sama dan dengan kepalanya
menunduk. Saya berjalan perlahan mengelilingi dia sambil memeriksa dan
menginspeksi badannya yang putih kecoklatan dan bersih itu.
Sekali kali saya membelai belai badannya untuk merasakan apakah dia
sudah luluran dan mandi dengan bersih. Dengan lembut dan perlahan saya
juga meremas remas penis dan kantung dimana dua buah bolanya berada
untuk merasakan kejantanannya, dan menciumi dadanya dengan lembut untuk
merasakan bau aroma badannya yang sebentar lagi akan saya pakai dengan
seenak enaknya.
Anwar budak saya itu pasrah dan diam saja, saya bisa merasakan
bahwa dia sangat excited sekali dengan perlakuan saya itu, sekali kali
dia melenguh keenakan pada saat saya menyentuh bagian bagian sensitif
di badannya. Setelah kurang lebih 10 menit saya melakukan inspeksi
badannya dan puas dengan hasil inspeksi saya duduk di depannya di
pinggiran ranjang.
Saya berkata, "Sekarang kamu berlutut..!". Dengan patuh dia
menjatuhkan lututnya untuk berlutut di atas karpet, dengan mata masih
tertutup dan kepala yang menunduk.
Kemudian dengan lembut dan tegas saya berkata di depan mukanya..
"Mulai detik ini, kamu adalah budak saya, badan dan jiwa kamu
menjadi milik saya sampai sesi ini selesai, kamu enggak berhak lagi
atas badan kamu, penis kamu, lidah kamu, muka kamu, tangan kamu, kaki
kamu semuanya gunanya untuk memuaskan saya, kamu ngerti..?"
"Saya mengerti, silakan Ibu memakai badan saya untuk kesenangan
dan kepuasan Ibu dengan seenak enaknya dan seegois egoisnya tanpa
memikirkan saya sama sekali, semoga saya dapat memberikan kenikmatan
buat Ibu, bila tidak silakan saya di hukum dan di siksa..", jawabnya
dengan gemetar.
"Oke.. Bagus.." jawab saya.
"Mulut kamu juga tidak boleh bicara tanpa ijin, kecuali bila saya
beri pertanyaan, kalau enggak badan kamu nanti saya siksa", lanjutku.
Dia menganggukkan kepalanya dengan pasrah.
Saya beranjak berdiri sambil melepas blazer untuk menjadi lebih
nyaman. Saya mengacuhkan keadaan slave saya yang masih berlutut
telanjang di kamar hotel, seakan akan dia hanyalah sebuah benda yang
bernafas dan berfungsi untuk saya nikmati bila saya inginkan. Saya
berjalan jalan di kamar, melihat lihat pemandangan di jendela kamar
hotel, menyalakan TV dan memilih milih channel yang bagus sambil
tidur-tiduran. Kemudian perhatian saya tertumpu kepada sebuah tas gym
yang berwarna hitam yang terongok di sudut kamar.
Satu persatu saya keluarkan barang barang yang ada di dalam tas itu
dan saya susun di atas ranjang. Salah satu benda yang ada adalah sebuah
borgol besi, saya ambil dan saya kenakan borgol itu ke dua tangannya
dibelakang punggung budakku yang sedang berlutut. Sambil mengenakan
borgol, saya berkata,
"Saya suka melihat melihat budak kesayangan saya menderita
kesakitan dan enggak berdaya, jadi sekarang kamu akan saya siksa
walaupun kamu enggak ngelakuin kesalahan apa apa, tapi penderitaan kamu
bikin saya jadi terangsang, kamu senang kan di gituiin..?".
"Silakan Bu, saya senang sekali"
Saya ambil beberapa penjepit pakaian, kemudian saya cubit puting
dadanya dan saya jepit masing masing satu penjepit di setiap puting.
Belum puas melihat ringgisan di mukanya saya ambil lagi beberapa
jepitan dan saya jepitkan di kantung dimana tempat dua biji penisnya
berada, reaksinya sungguh luar biasa, setiap saya menjepitkan satu
jepitan, dia melenguh kesakitan dan bergerak gerak kakinya, sehingga
ada beberapa jepitan yang jatuh dan berbunyi, "Snnapp..".
Saya jambak rambut dia dan saya bilang, "Jangan gerak gerak! Atau nanti penis kamu saya jepit juga..".
Dengan patuh dia berusaha untuk diam dan menahan sakit. Terlihat
dia mulai mengigit bibir bawahnya dan badannya gemetar menahan sakit,
peluh mulai membasahi badannya yang sexy.
Saya duduk di depannya tersenyum menikmati hasil kreasi yang saya
ciptakan, terlihat jepitan baju yang berwarna warni memenuhi areal
sekitar penisnya dan sepasang jepitan di nipplenya. Kemudian saya
memerintahkan dia untuk melakukan jongkok berdiri selama 20 kali dengan
badan yang tegap lurus, dan saya suruh dia menghitung jumlah jongkok
berdiri itu dengan keras.
"Satu.. Dua.. Tiga.." dan seterusnya.
Nafasnya mulai terengah engah dan keringat mulai membanjiri
badannya sehingga menimbulkan efek mengkilat pada otot otot dibadannya
yang sexy itu. Sesekali karena gerakan jongkok berdiri itu beberapa
jepitan lepas, dan setiap jepitan lepas budak saya menggumam menahan
rasa sakit. Oh rasanya nikmat sekali melihatnya seperti itu, dan saya
mulai horny dan basah karenanya. Setelah selesai saya suruh dia
berdiri, dan saya berjalan mengitarinya sambil membelai belai badannya
yang basah oleh keringat, sesekali saya menyuruh dia untuk menjilati
jari jari saya yang basah karena memegang megang keringat di badannya.
Saya mengambil handuk kecil di kamar mandi, dan melepaskan borgol
dan ikatan matanya, kemudian saya memberikan handuk itu sambil berkata,
"Bersihin keringet di badan kamu.. Sekarang kamu harus puasin saya
yah.. Ayo kalo udah selesai keringin keringet kamu, buka baju saya satu
persatu dan gantung baju saya yang rapi jangan sampai ada yang lecek."
Dengan patuh dia mulai melap badannya yang berkeringat, kemudian dengan kepala menunduk dia menghampiri saya.
"Ayo sekarang buka bajuku.."
"Baik Bu.., maaf, permisi Bu.."
Tangannya satu persatu dengan lembut membuka kancing blouse saya.
Kelihatannya dia sangat menyukai badan saya yang mulus dan wangi,
terlihat penisnya mulai berdiri dan menganguk angguk kesenangan.
Setelah saya telanjang bulat dan semua pakaian saya tergantung dengan
rapi di lemari, saya menyuruh dia untuk nungging di atas ranjang dengan
kaki terbuka dan tangan ke belakang. Kemudian saya kenakan lagi borgol
besi ke tangannya di belakang punggungnya, lalu saya sendiri tiduran
setengah duduk di sampingnya sambil memegang megang badannya yang dalam
posisi pasrah itu. Penisnya saya tarik tarik, betot betot dan kocok
kocok, seakan seperti memerah sapi.
"Eh budak, saya mau lidah kamu jilatin seluruh badan saya, mulai
dari pundak sampai ke ujung kaki saya. Jangan sampai ada se centi pun
yang ketinggalan pokoknya semuanya saya minta di jilat sampai kering,
oh yah ampir lupa nih saya pakeiin rantai kamu dulu". Saya pasang
rantai anjing di lehernya.
"Ayo mulai jilat jilat kaya anjing, kalo rantai ini saya tarik
sekali berarti kamu pindah jilatin ke tempat lain, tapi kalo saya diem
aja berarti kamu terus jilatin tempat yang lagi kamu jilatin..,..
Ngerti..?".
"Ngerti Bu.." jawabnya.
Nikmat sekali rasanya dijilati oleh budak saya yang satu ini,
sekujur badan saya dijilati dengan telaten, kalo saya udah bosen di
jilatin di satu tempat saya hentakan rantainya, baru dia pindah ke
tempat lain. Yang membuat saya horny juga meliha dia kesusahan waktu
menjilati saya karena tangannya terikat ke belakang, jadi terkadang
kepalanya nempel di badan saya karena pegal di otot perutnya menahan
bebannya sendiri, biasanya kalo dia kecapeaan saya pukul pantatnya pake
penggaris kayu yang ada di samping saya.
Dengan senak enaknya saya mengulet ngulet di atas tempat tidur
sementara budak saya terus berusaha menjilati badan saya, sekali kali
saya menaikan kaki saya ke atas badannya dan membuat dia semakin
menderita karena berat yang di timbulkan.
Pada saat dia menjilati telapak kaki, jari jari di telapak kaki
saya yang satunya aktif membelai belai mukanya dan juga menjambak
jambak rambutnya. Sensasi di jari kaki saya waktu di jilati dan di
hisap satu persatu sungguh luar biasa dengan rajin budak saya mengulum
dan menjilati jari kaki saya sampai saya hentakan rantai baru dia
pindah ke jari yang berikutnya.
Saya menikmati service budak saya ini sambil menikmati rokok dan
menonton TV, kalau saya haus saya suruh dia berhenti dan mengambil
minuman kaleng di mini bar (tentunya dengan tangan masih terikat)
sehingga dia kesusahan mengambil minuman untuk saya, dengan geli saya
tersenyum melihat kesulitan yang dia hadapi. Rasanya enak sekali selama
hampir 2 jam saya seperti ratu di manja dan di buat geli oleh lidahnya
yang nikmat.
Setelah puas di manja oleh lidahnya, sekujur badan saya menjadi
sangat sensitif dan ditambah oleh rasa puas saya, saya ingin sekali
climax. Lalu saya bentangkan kaki saya dan membuka lebar anus saya
dengan mengunakan kedua tangan saya, kemudian saya menyuruh budak saya
untuk menjilati dan memasukan lidahnya ke dalam anus saya, ohh rasanya
nikmat luar biasa, lidahnya berputar putar di dalam anus saya dan
sekelilingnya.
Setelah itu saya menghentakan rantai anjingnya, bertanda saya ingin
dia pindah tempat, sepertinya dia sudah mengerti kalau clitoris saya
sudah mengeras dan ingin dijilati. Saya buka bibir vagina saya dan saya
benamkan kepala budak saya ke situ dengan posisi lidahnya tepat di
clitoris saya.
Tidak lama kemudian saya mencapai climax, rambutnya saya jambak
dengan keras selama beberapa menit sementara saya masih menikmati
kegelian yang masih ada, lalu saya tendang dia ke lantai dan saya suruh
dia menghisap hisap jempol kaki saya sementara saya mengatur napas dan
menikmati sisa sisa climax saya itu.
Tanpa terasa selama kurang lebih 20 menit saya terlelap tidur
nikmat, dan terbangun oleh rasa ingin kencing dan kuluman lidah budak
saya yang masih dengan setia menghisapi jempol kaki saya. Lalu saya
duduk dan membuka ikatan borgol di tangan budak saya itu.
"Kamu pintar sekali muasin saya.. Pasti kamu sekarang haus yah..?"
"Terima kasih Bu..,. Iya Bu.. Saya haus"
"OK.. Kalo gitu ayo ikut saya, kamu saya kasih hadiah.."
Saya tuntun dia ke kamar mandi dan menyuruh dia rebahan telentang di dalam bath tub.
"Buka mulut kamu yang lebar, yah.. Sayang!"
Kemudian saya jongkok di atas mukanya dan mulai mengencingi mukanya sambil mengarahkan arus air kencing saya ke mulutnya.
"Ayo.. Di minum semuanya.. Buka mulutnya yang lebih lebar lagi
yahh.. Ayoh dongakin kepalanya biar enggak tumpah tumpah.. Sayang.."
Dengan patuh budakku meminum air kencing saya dengan lahap,
terlihat jankunnya bergerak naik turun meneguk air kencingku yang masuk
ke mulutnya yang terbuka dengan lebar.
Setelah selesai saya menyuruh dia untuk membersihkan vagina saya
dengan mulutnya, karena air kencingku tercecer ke mana mana saya
berdiri dan menyalakan pancuran shower sementara budak saya masih
tiduran di dalam bath tub, saya membersihkan badan saya di pancuran
shower yang terletak di atas bathtub sambil satu kaki saya, saya
letakan di atas muka slaveku yang masih tiduran di bawah. Setelah
selesai saya keluar dari bath tub dan mengeringkan badan dan kaki saya
dengan handuk kemudian saya taruh handuk itu di lantai dan saya
menyuruh budak saya untuk bersih bersih dan mengeringkan badannya
dengan handuk tersebut.
"Ayo bersih bersih.. Jangan lupa pakai sabun yah, biar enggak bau..
Saya tunggu kamu di kamar.. Kalau lama dan enggak bersih nanti kamu
saya hukum loh.." ujarku dengan manja.
Selang beberapa menit budak saya selesai bersih bersih, sementara saya duduk di atas kursi di belakang sebuah meja belajar.
Diatas meja saya persiapkan sebuah lilin yang sudah saya nyalakan, gelas kosong, sepasang sarung tangan karet dan KY Jelly.
"Ayo merangkak ke sini sayang.. Saya belum selesai sama kamu.."
Dengan patuh dia merangkak menuju ke arah saya. Sesampainya dia di
samping saya, rambut kepalanya saya elus elus, dan sesekali jari tangan
saya memainkan bibirnya yang kemudian dia jilati seperti seekor anjing
yang patuh.
Saya menyuruh dia untuk naik ke atas meja belajar di depan saya
dengan posisi nungging dan kaki terbuka sehingga lubang anus dan
penisnya terlihat jelas.
Sambil duduk di belakang meja saya memakai sarung tangan karet dan
melumasi KY Jelly dipermukaan sarung tangan. Saya juga memberikan Jelly
itu ke sekitar selangkangan, penis dan terutama didalam lubang anusnya.
Dengan perlahan saya memasukan jari tengah saya ke dalam anusnya dia
yang sudah terlumuri dengan banyak KY jelly, sementara tangan saya yang
satu lagi meremas remas dan mengurut urut dengan lembut alat kelaminnya
yang sudah licin oleh KY jelly.
Remasan dan urutan saya itu membuat penisnya menjadi sangat keras
dan tegang, bila ini terjadi saya menyodok nyodok lubang anusnya dengan
kasar sehingga dia menjadi kesakitan dan lemas lagi. Setelah lemas saya
urut urut lagi dengan lembut sampai tegang kembali dan seterusnya
sampai berulang ulang kali.
Dia sangat menyukai perlakuan ini, hanya mungkin sedikit frustasi
karena saya terus goda goda hingga tidak mencapai climax. Penisnya dan
area antara lubang anus dan kantung biji saya urut urut dan penisnya
saya kocok kocok lembut dengan irama yang perlahan dan menggoda. Sampai
suatu saat hampir dia ejakulasi namun saya tekan pangkal penisnya dan
saya tetesi dengan lilin panas di sekujur punggung dan lubang pantatnya
yang sensitif.
Dia menjerit kesakitan dan minta ampun pada saat saya tetesi lilin,
setelah itu mengerang ngerang keenakan bila saya stimulasi alat
kelaminnya. Setelah saya pikir dia sudah cukup menderita akhirnya saya
urut penisnya dengan tempo yang lambat dan mantap dan makin lama makin
cepat, sambil berkata..
"Kamu enggak boleh keluar dulu yah.. Awas loh.. Kalo kamu mau keluar kamu harus minta ijin dulu sama ibu."
"Ibuu saya minta ijin mau keluar.. Ampunn udah enggak tahan lagi..", rintihnya tak lama kemudian.
"Ok.. Ayo keluarin budakku sayang" jawab saya seraya mengambil gelas kosong yang ada di atas meja.
Saya mengarahkan muka gelas itu ke lubang penis di tempat spermanya
akan keluar. Selang beberapa detik penisnya menggelembung dan
memuntahkan cairan sperma yang sangat banyak. Saya terus mengenggam dan
mengurut ngurut penisnya sampai tetes sperma terakhir tertampung di
dalam gelas. Terlihat kepuasan di muka slave saya dan sekujur badannya
gemetar keenakan, kepalanya lunglai dengan dahi bersender di atas meja.
Lalu saya mengambil sebuah sendok kecil yang biasanya di sediakan
di tempat pembuatan kopi/teh di dalam kamar. Lalu saya mengaduk ngaduk
gelas yang berisi spermanya itu dan menyuapinya sendok demi sendok
sampai habis bersih.
"Enak sayang..?" tanyaku.
"Iya Bu.. Enak sekalii.. Terima kasih Ibu.."
"Pinterr deh slave saya.. Ayo dijilatin sendoknya sampai bersih..!"
*****
Demikianlah para pembaca, sebagian dari cerita permainan saya
dengan slave saya Anwar. Permainan ini selalu kami lakukan kira kira 1
minggu sekali tentunya dengan variasi yang berbeda beda. Setelah
permainan selesai kami kembali ke dunia nyata kami masing masing.
Biasanya setelah permainan usai sekitar jam 7 malam kami ngobrol
ngobrol sambil makan dari orderan room service, kami tidak ada
kesulitan dalam berkomunikasi dan bahan pembicaraan kami bisa membahas
apa saja seperti teman lama karib yang sudah lama tidak bertemu.
Kami mempunyai komitmen perjanjian untuk tidak saling jatuh cinta
karena dia sudah mempunyai keluarga dan saya juga tidak mau mencari
masalah, yang penting fantasi saya ini dapat tersalurkan tanpa
komplikasi komplikasi yang mungkin dapat terjadi.
Bahkan sebagai bukti penyerahan dirinya kepada saya dan juga
sebagai bukti dari kami bahwa kami tidak akan saling jatuh cinta, kami
merencanakan untuk meminjamkan badan budak saya kepada wanita lain yang
mungkin berminat untuk memakai dia sebagai budaknya untuk sementara.
Apakah di antara pembaca ada yang berminat?
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
2982