Hanya Karena Mirip
Pertama-tama, saya ingin memperkenalkan diri
saya. Nama saya adalah Adam S**** (edited) dan saya berumur 20 tahun
dan saat ini saya baru saja menyelesaikan kuliah saya di Sydney,
Australia dan ketika saya pulang, saya mengalami peristiwa yang tidak
akan pernah saya lupakan seumur hidup. Menurut teman-teman saya,
tampang saya mirip dengan perpaduan Chow Yun Fat (bintang film
Mandarin) tetapi saya sendiri tidak begitu tahu siapakah dia itu
walaupun saya adalah warga keturunan berdomisili dari Bogor karena
sejak kecil sampai sekarang, saya tidak begitu suka menonton film-film
Mandarin karena saya lebih menyukai film barat dan film Indonesia
(mudah-mudahan tidak aneh ya).
Sewaktu saya berada di Bogor, saya merasa sedikit aneh dengan kota
Bogor karena saya terlalu lama di Australia (sedikit informasi,
semenjak saya SMA sampai kuliah saya berada di Australia) sehingga saya
menjadi agak linglung sewaktu dijemput oleh orang tua saya. Hari
esoknya, saya merasakan bosan yang amat sangat sehingga saya dengan
menggunakan mobil Land Cruiser saya, saya pergi ke Jakarta seorang
diri. Saya tidak tahu mengenai kota Jakarta jadinya dengan menggunakan feeling saya, sampailah saya ke sebuah mall yang disebut Taman Anggrek Mall dan
saya langsung naik ke Mall setelah saya selesai memarkirkan mobil saya
di pelataran parkirnya.
Lelahnya saya menyetir sendirian membuat saya akhirnya memilih
duduk di sebuah cafe kecil setelah beberapa kali bertanya kepada satpam
setempat tentunya. Saya memesan Cappucino dan sepiring sphagetty yang menjadi favourite saya semenjak saya
bersekolah di Sydney. Ketika saya sedang menikmati kopi, tiba-tiba saya
dikelilingi oleh 3 anak ABG yang tiba-tiba langsung duduk di sebelah
saya tanpa permisi dulu dan tentunya saya menjadi sangat kaget. Setelah
mereka duduk, mereka memperkenalkan diri nama-nama mereka. Mereka
adalah Meiling, Stefani dan Rachel (mereka bertiga saya akui cukup
cantik dan mereka semua memiliki ciri yang sama seperti berambut
panjang, bermata sipit dan mengenakan baju tank-top berwarna muda).
Setelah kami berkenalan, mereka langsung mengeluarkan sebuah buku dari
tas HELLO KITTY dan saya sangat kaget ketika melihat cover buku
itu karena saya melihat sebuah wajah yang mirip persis dengan tampang
saya dan di sudut atasnya bertuliskan karakter China yang saya tidak
mengerti apa itu artinya.
Mereka menganggap saya sebagai orang asing karena mereka selalu
bertanya kepada saya dengan menggunakan bahasa Inggris. Meiling,
Stefani dan Rachel meminta saya untuk menandatangani halaman pertama
dari buku itu dan saya sempat bangga juga karena saya merasa memiliki
fans walaupun saya tahu persis bahwa saya bukan bintang film (jangankan
layar lebar, saya saja belum pernah membintangi drama di TV). Tiba-tiba
tanpa saya sadari, Stefani langsung mencium pipi saya sedangkan Meiling
yang berada di sebelah kiri saya mulai memegang paha saya dengan
mesranya yang membuat batang kemaluan saya mendadak menjadi berdiri
tegak dan untungnya mereka tidak memperhatikan situasi kejantanan saya
saat itu.
Tiba-tiba, Rachel yang berwajah sangat imut itu langsung berkata
kepada saya (sebaiknya saya terjemahkan saja biar kalian bisa
mengerti). "Adam, kami ingin mengajak kamu ke tempat kami karena kami
ingin menunjukkan sesuatu ke kamu." Memang sih pertamanya saya menolak
ajakan mereka tetapi sewaktu Meiling menarik tangan kiri saya dan
Stefani mulai memeluk saya di bagian kanan dengan rengekan yang seperti
anak manja itu, akhirnya hati saya menjadi cair dan mengikuti ajakan
mereka. Akhirnya kami berempat pergi ke luar bersama-sama dari cafe itu
setelah saya membayar apa yang kami pesan dari cafe itu tentunya.
Kami berempat pergi bersama-sama ke tempat cewek-cewek itu
memarkirkan mobilnya. Di dalam perjalanan ke tempat parkir, ketiga ABG
itu memeluk saya bersama-sama sehingga saya menjadi sangat risih karena
saya mengetahui bahwa banyak mata yang memandangi tingkah kami.
Akhirnya sampai juga kami ke lapangan parkir dan saya sangat kaget
sekali karena cewek-cewek itu memarkirkan mobilnya tepat di sebelah
mobil Land Cruiser saya. Karena saya termasuk orang yang cukup pemalu
jadinya saya memutuskan untuk memilih duduk di sebelah Meiling yang
menyetir mobil Kijang. Selama di perjalanan, saya menceritakan
pengalaman saya di Sydney dan bahkan mereka bertanya kepada saya apakah
saya pernah melakukan perbuatan "itu" atau belum dan tentu saja saya
pernah melakukannya walaupun bukan dengan kekasih saya (saya
melakukannya di escort agency dan itu yah semacam pelacuran gitu sih).
Sewaktu saya menceritakan kisah-kisah saya di Sydney, tiba-tiba saya
mendengar Rachel dan Stefani mendesah-desah tidak karuan dan ketika
saya menengok ke belakang, saya kaget sekali karena saya melihat mereka
berdua mulai mengelus-elus bagian kemaluannya yang masih tertutup oleh
celana dalam mereka. Desahan dan erangan kenikmatan mereka mulai
membangkitkan hasrat seks saya yang telah saya simpan selama 6 bulan
lamanya tetapi walau bagaimanapun saya tidak bisa berbuat apa-apa
karena posisi saya yang sangat susah untuk ke belakang sehingga tangan
saya yang sudah tidak bisa dikontrol lagi langsung mengarah ke bagian
bawah tubuh Meiling yang sedang menyetir dan mulai merabanya dengan
mesranya sehingga hal ini membuat Meiling menjadi tidak konsentrasi
karena dia mulai merem-melek tidak keruan dan mobil yang dikemudikan
mulai oleng ke kanan dan ke kiri (untungnya tidak terjadi kecelakaan
ya?). Tiba-tiba saya tidak tahu apakah itu takdir atau apa namanya,
ketika mereka bertiga klimaks secara bersamaan, mobil Kijang milik
Meiling berhenti di sebuah villa yang letaknya di belakang Taman ****
(edited).
Di dalam villa yang cukup besar itu, kami disambut oleh seorang
perempuan tua yang ternyata adalah pembantu rumah tangga dari rumah
besar itu. Akhirnya kami bertiga masuk ke dalam rumah itu dan Meiling
mengajak saya dan teman-temannya ke kamar mereka. Ternyata, mereka
bertiga ini masih bersaudara satu sama lain dan rumah itu adalah rumah
mereka sementara orangtua mereka sangat sibuk sekali dengan urusan
bisnis eksport-import di negara Paman Sam,
sehingga selama beberapa minggu, mereka hanya tinggal bertiga bersama
dengan wanita tua yang bekerja PRT dan kakek tua yang bekerja sebagai
satpam di rumah villa itu.
Di dalam kamar mereka yang megah besar itu, saya bisa memperhatikan
banyaknya wajah-wajah bintang film asia yang terpajang di kanan kiri
dinding. Saya dapat dengan jelas membaca nama-nama aktor yang dipajang
di kamar mereka seperti Andy Lau, Chow Yun Fat, Tony Leung, Aaron Kwok
dan masih banyak lagi. Saya kemudian bertanya kepada mereka mengapa
mereka memiliki poster sebanyak itu dan mereka akhirnya menjelaskan
bahwa mereka membawa saya karena wajah saya yang mirip persis dengan
Chow Yun Fat dan mereka memajang poster itu karena setiap malam mereka
selalu bermasturbasi ria sambil memperhatikan poster wajah-wajah aktor
tersebut. Dari penuturan mereka ini, saya dapat mengambil kesimpulan
bahwa mereka bertiga ini adalah wanita binal yang cukup haus akan seks.
Ketika saya masih bingung dengan penjelasan mereka, Stefani mulai
mendekati saya dan mulai menciumi saya sambil dianya mengelus-elus
"barang" saya yang masih tertutup oleh celana panjang saya yang membuat
"anu" saya menjadi sangat tegang dan menantang. Hal ini membuat Meiling
dan Rachel yang melihat keadaan ini menelan ludah mereka karena melihat
saya yang sedang "berdiri". Saya menjadi ingin nekat. Waktu dia masih
merem, saya mendeketkan bibir saya ke bibir dia. Akhirnya
bersentuhanlah bibir kami. Karena mungkin memang sudah jago, Stefani
malah mengajak french kiss.
Lidah dia masuk ke mulut saya dan bermain-main di dalam mulut. Sial,
jagoan dia daripada saya. Masa saya dikalahkan sama anak ABG sih.
Sambil kami ber-french kiss, saya berusaha memasukkan tangan saya ke
balik bajunya. Ukuran payudaranya tidak begitu besar, tapi sepertinya
sih seksi. Soalnya badan Stefani itu tidak besar tapi tidak kurus, dan
tubuhnya itu putih. Begitu ketemu payudaranya, langsung saya pegang dan
raba-raba. Tapi masih terbungkus sama branya. "Baju elo gua buka ya?"
tanya saya. Dia mengangguk saja sambil mengangkat tangannya ke atas.
Saya buka bajunya. Sekarang dia tinggal pakai bra warna pink dan celana
panjang yang masih dipakai. Shit! kata saya dalam hati. Mulus sekali!
saya buka saja branya. buah dadanya bagus, runcing dan putingnya
berwarna pink. Langsung saya jilati buah dadanya, dia mendesah, saya
menjadi makin terangsang. Kami langsung jatuh di ranjang yang tidak
jauh dari tempat kami ciuman.
Langsung saya membuka celana dia dan CD-nya. Kami langsung
mengambil posisi 69. Saya membuka belahan liang kemaluannya dan
terlihatlah klitorisnya seperti bentuk kacang di dalam liang
kemaluannya itu. Ketika saya menyentuh dengan lidah, dia mengerang,
"Ahh.. Chow Yun Fat sayangg.. enakk banget.." desahnya. Saat itu juga
dia langsung menjilati punya saya. Dia menjilat kepala kemaluan saya
dengan perlahan. Uuhh, enak benar. Lalu dia mulai menjilati seluruh
dari batangan saya. Lalu dia masukkan punya saya ke mulutnya dan mulai
menghisapnya. Ooohh.. gila benar. Dia ternyata berbakat. Hisapannya
membuat saya jadi hampir keluar.
"Stop.. eh, Say, stop dulu," kata saya.
"Lho kenapa?" tanyanya.
"Tahan dulu entar Chow Yun Fat keluar," jawab saya.
"Lho emang kenapa kalo keluar?" tanyanya lagi.
"Entar game over," kata saya.
Kemudian gantian saya yang meneruskan menghisap liang kemaluannya
dan klitorisnya. Dia terus menerus mendesah dan mengerang. "Chow Yun
Fatt.. terus Say.. di situ.. iya di situ.. oohh.. sshh.."
Saya terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut saya.
Sambil matanya merem melek. Di sisi lain, saya bisa menyaksikan Rachel
dan Meiling yang sedang bercengkrama satu sama lain dan saya baru
mengerti kalau mereka ternyata adalah kaum biseks. Saya membuka kedua
belah pahanya lebar-lebar. Kelihatan bibir kemaluannya yang masih
sempit itu. Saya arahkan ke lobang kemaluannya. Begitu saya menyentuh
kepala kemaluan saya ke liang kemaluannya, Stafani menarik nafas
panjang, dan kelihatan sedikit mengeluarkan air mata. "Tahan ya Stef.."
Langsung saya mendorong kemaluan saya masuk ke dalam liang kemaluannya.
Tapi masih susah, soalnya masih sempit sekali. Saya terus mencoba
mendorong kemaluan saya dan.. "Bleess.." masuk juga kepala kemaluan
saya.
Stefani agak teriak, "Akhh sakit Chow Yun Fatt.."
"Tahan ya stef.." kataku.
Saya terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu
saya ke dalam selangkangan fans yang mengira saya adalah Chow Yun Fat.
"Ahh.. Yun.. sakit Chow Yunn.. ahh."
Setelah masuk, langsung saya goyang maju mundur, keluar masuk liang
kemaluannya. "Ssshh.. sakitt Yun Fatt.. ahh.. enak.. teruss.. goyang
Hunn.." Dia jadi mengerang tidak karuan. Setelah beberapa menit dengan
posisi itu, kami ganti dengan posisi anjing. Stefani kemudian saya
suruh nungging dan saya masukkan ke liang kemaluannya lewat belakang.
Setelah masuk, terus saya langsung genjot. Tapi dengan keadaan dogstyle itu ternyata dia langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di
dalam liang kemaluannya itu seperti menarik anu saya untuk lebih masuk.
"Ahh.. ahha.. aku lemas.. aku sayang kamu, God of Gambler," rintihnya
dan dia jatuh telungkup.
Kemudian Meiling mendekati saya sementara Rachel saya lihat sudah
tiduran mungkin dia juga sudah klimaks seperti kakaknya, Stefani.
Meiling dengan tubuhnya yang masih bugil kemudian mendekati saya dan
menciumi saya dan kali ini dia menganggap saya sebagai suaminya. Dengan
tiba-tiba dia memeluk saya. Mulutnya yang mungil langsung menyambar
mulut saya dan melumatnya, sekian detik saya terpana, tapi segera saya
sadar dan balas melumat bibirnya. Ciumannya makin ganas. Lidah kami
saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan. Sementara
tangannya semakin kuat mencengkram bahu saya, saya mulai beraksi.
Tangan saya bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut
punggungnya, bibir saya yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang
dan putih. Saya menggelitik belakang telinganya dengan lidah saya.
"Meiling istriku, aku sayang kamu," saya bisikkan kalimat mesra di
telinganya. "Suamiku, aku pun sayang kamu," suaranya sedikit mendesah
menahan birahinya yang mulai bangkit. Senjata saya yang sudah kaku
perlahan dikocoknya. Saya merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara
tangannya asyik mengocok batang senjata saya, tangan satunya membuka
kancing baju saya. Mulutnya yang basah menciumi dada saya dan menjilati
puting saya. Sesekali Meiling menghisap puting saya. Aliran darah saya
semakin panas, gairah saya makin terbakar, "Tahan sebentar, hub,"
Meiling melepaskan jilatan lidahnya di dada saya dan langsung
memasukkan senjata saya ke dalam liang kemaluannya yang sempit, Hangat
dan menggigit. Saya tahan pantat saya. Saya menikmati remasan
kemaluannya di kemaluan saya. Perlahan saya tekan pantat saya, senjata
saya amblas sedalam-dalamnya. Gigi Meiling yang runcing tertancap di
lengan saya saat saya mulai menaik-turunkan pantat saya dengan gerakan
teratur.
Remasan dan gigitan liang kemaluannya di seluruh batang senjata
saya terasa sangat nikmat. Saya balikkan tubuhnya. Kini tubuh Meiling
menghadap ke samping. Senjata saya menghujam semakin dalam. Saya angkat
sebelah kakinya ke pundak saya. Batang senjata saya amblas sampai
mentok di mulut rahimnya. Puas dari samping, tanpa mencabut senjata
saya, kuangkat tubuhnya. Dengan gerakan elastis kini saya menghajarnya
dari belakang. Tangan saya meremas bongkahan pantatnya dengan kuat,
sementara senjata saya keluar masuk semakin cepat. Erangan dan rintihan
yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangat saya semakin
bertambah. Ketika saya rasakan ada yang mau keluar dari kemaluan saya,
segera saya cabut senjata saya. "Pllop!" Terdengar suara saat senjata
saya dicabut. Mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Meiling
mencengkram senjata saya. "Achh, kenapa.. aku sedikit lagi," protes
Meiling. Dia langsung mendorong tubuh saya. Kini saya terlentang di
bawah, dengan sigap Meiling meraih senjata saya dan memasukkannya ke
dalam lubangnya sambil berjongkok. Kini Meiling dengan buasnya menaik
turunkan pantatnya, sementara saya di bawah sudah tak sanggup rasanya
menahan nikmat yang saya terima dari gerakan Meiling, apalagi saat
pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, saya
bertahan sekuat mungkin. Satu jam sudah berlalu saya lihat Meiling
semakin cepat bergerak, cepat, cepat hingga akhirnya saya merasakan
semburan hangat di senjata saya saat tubuhnya bergetar dan mulutnya
meracau panjang. "Oh.. aku puas, Hun, sangat puas," tubuhnya tengkurap
di atas tubuh saya. Namun senjata saya yang sudah berdenyut-denyut
belum tercabut dari kemaluannya. Kemudian di saat dia hendak
menghentikan aksinya, saya terus menggenjot tubuhnya sehingga tak lama
kemudian saya menyemprotkan seluruh sperma saya ke dalam tubuh Meiling
sehingga saya berteriak keras sambil mencium bibir mungil Meiling yang
disambut dengan nafsunya.
Akhirnya Meiling tertidur pulas bersama-sama dengan Stefani dan
Rachel. Walaupun saya belum berhubungan mesra dengan Rachel yang asli
lesbian ternyata, tetapi saya sudah puas dapat berhubungan badan dengan
saudara kandung yang seksi dan menggairahkan dan semuanya ini terjadi
hanya karena wajah saya yang menurut mereka mirip dengan Chow Yun Fat.
Believe it or not, that delicious moments happens to me and I enjoy it
a lot.
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
1581