Masih Sebatas Khayalan
Sebut saja aku sebagai Lia. Aku masih duduk di sebuah SMU di Yogya kelas 2. Tinggiku sekitar 165 cm dengan berat sekitar 49 kg.
Aku sendiri sebetulnya bukan seorang lesbian. Hanya kenapa, ketika
melihat video klip Nafa Urbach yang berjudul 'Lebih Baik Putus', mataku
langsung tertuju ke kedua payudaranya yang indah. Yang sangat aduhai.
Aku merasakan perasaan lain ketika melihatnya. Sejak saat itu sering
sekali kulihat video klipnya dan kuperhatikan kedua payudaranya itu.
Tidak itu saja. Pada acara-acara televisi lainnya, yang
kuperhatikan pasti kedua payudara pengisi acara cewek. Indah atau
tidak. Terutama yang memakai pakaian ketat. Beberapa artis yang kusukai
adalah Kris Dayanti, Dian Nitami, Denada, Shanti, AB Three dan beberapa
artis lain. Artis dari luar negeri ada Britney Spears, Christina
Aguilera, Jennifer Lopez, Alicia Keys, Anastasia, Pamela Lee (yang
kedua payudaranya very big) dan beberapa artis lain.
Waktu aku pergi keluar pun, aku juga diam-diam memperhatikan kedua
payudara cewek-cewek yang kutemui terutama yang berpakaian ketat.
Malamnya sebelum tidur pasti aku masturbasi sampai orgasme sambil
membayangkan tubuhku yang telanjang sedang dipermainkan oleh sesama
cewek. Sering sekali kubayangkan seorang cewek dari belakang meremas
kedua payudaraku yang berukuran 36. Sementara di depanku juga ada cewek
lain yang menjilati vaginaku.
Waktu pergi ke warung internet pertama kali sejak video klip Nafa
yang menggairahkan, kukopi ke disket semua cerita sumbercerita.com pada bagian
sesama wanita. Padahal sebelum itu aku hanya suka membaca bagian
konvensional. Itu saja tidak kukopi ke disket. Hanya kubaca di warung
internet. Sampai dirumah dari disket kukopi ke komputerku.
Aku punya komputer sendiri di kamarku. Kubaca satu persatu sambil
membayangkan aku adalah pelaku dalam cerita tersebut. Aku sudah merasa
basah ketika baru membaca satu cerita. Sehingga aku mengunci pintu
kamarku dan melepas semua pakaianku. Kulanjutkan membaca sambil
sesekali kuremas kedua payudaraku bergantian. Jari telunjukku juga
masuk ke vaginaku. Kukeluarmasukkan. Aku mencapai orgasme ketika baru
kubaca cerita yang ketiga. Aku hentikan kegiatanku itu. Dan kulanjutkan
pada malam harinya sebelum tidur.
Disamping membuka sumbercerita.com, aku juga membuka situs-situs yang menyediakan rangkaian gambar lesbian gratis. Situs-situs itu kutemukan
dengan bantuan seorang chatter yang juga lesbian. Sayangnya aku dikira
cowok iseng yang memakai nick cewek dengan masuk ke channel lesbi (yang
sengaja kuketik ketika pertama masuk IRC). Padahal aku berharap dari
dia supaya sudi menjadi girl friend pertamaku. Sejak saat itu aku juga
curiga dengan cewek-cewek yang menjadi teman chattingku. Jangan-jangan
mereka adalah cowok iseng. Sehingga aku tidak berani kasih data
sebenarnya aku. Paling cuma e-mailku saja yang kuberi.
Pernah ada salah satu 'cewek' yang mengajak jumpa darat setelah
beberapa kali berkirim e-mail. Kebetulan dia juga dari Yogya.
Sebelumnya aku sudah waspada. Kuberikan identitas palsu. Pada waktunya
di bawah sebuah pohon di lembah UGM yang kujanjikan untuk bertemu
ternyata tidak muncul seorang cewek sesuai dengan ciri-cirinya yang
diberikan padaku. Yang ada hanya seorang cowok. Aku yang mengawasi dari
jauh menunggu sebentar. Aku berpikiran bahwa dia belum datang atau
sudah datang.
Tetapi karena bawah pohon yang kujanjikan dipakai orang lain, dia
menunggu di tempat lain. Kulihat di sekitarku ternyata dia tidak ada.
Kulihat bawah pohon itu lagi. Cowok itu tidak ada lagi. Beberapa hari
kemudian muncul e-mail darinya yang mengatakan kalau aku tidak datang.
Kubalas dengan mengatakan kalau aku sudah tahu bahwa dia cowok lengkap
dengan ciri-cirinya. Aku juga bilang kalau aku marah sekali dibohongi.
Dia membalas lagi dengan kejujurannya bahwa dia cowok dan minta aku
tidak marah serta mau menjadi temannya. Itu e-mail terakhir yang tidak
kubalas. Aku sudah terlanjur marah.
Kembali ke situs-situs yang kusebut diatas. Rangkaian gambar-gambar
itu sebagian yang menarik kukopi juga ke disket untuk kemudian kukopi
ke komputerku dirumah. Tiap malam sebelum tidur kulihat gambar-gambar
itu sambil bermasturbasi.
Sebetulnya aku mempunyai seorang teman cewek satu kelas yang
menarik perhatianku. Lebih besar dari perhatianku pada cewek-cewek lain
yang kukenal. Sayangnya dia bukan lesbian dan tidak mungkin jadi
lesbian. Dia punya pacar seorang cowok. Dia sering memperlihatkan
pahanya yang putih dihiasi bulu-bulu halus ketika duduk di dalam kelas
atau di halaman sekolah meskipun rok seragam sekolah yang dipakainya
tidak terlalu mini.
Kadang dia tidak memakai kaos dalam ketika memakai baju seragam
sekolah. Sering kelihatan dia memakai bra berwarna hitam. Kadang sempat
kulirik belahan payudaranya yang meskipun tidak besar tapi indah dari
sela-sela kancing baju. Lengan bajunya yang agak ketat juga selalu
dinaikkan ke atas memperlihatkan lengannya yang putih yang juga dihiasi
bulu-bulu halus.
Ingin sekali aku membelai pahanya dan meremas kedua payudaranya.
Sering kukhayalkan dia berhubungan seks denganku. Aku sendiri dalam
memakai pakaian seragam sekolah kuusahakan rapi. Rok seragam sekolah
yang kupakai meskipun diatas lutut, tetapi tidak termasuk mini. Hanya
dalam hal pakaian dalam saja aku agak kelainan sejak melihat video klip
Nafa yang sensual. Aku hanya memakai kaos dalam ketat warna biru tanpa
memakai bra. Tetapi tonjolan kedua payudaraku tidak kentara karena baju
seragam sekolahku termasuk longgar.
Kedua orangtuaku tidak atau belum mengetahui kelainanku ini. Kalau
bisa jangan sampai tahu. Kecuali kakakku yang cowok. Kebetulan dia
sering pakai komputerku untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Suatu kali
aku sedang membuka salah satu cerita sumbercerita.com yang kusimpan di
komputerku. Kebetulan kutinggal ke kamar kecil. Aku sendiri kaget
melihatnya sudah di depan komputerku. Dia agak marah. Bukan marah
karena aku membaca cerita seks. Marah karena kenapa aku membaca cerita
sesama wanita. Waktu itu aku tutup-tutupi. Bahwa aku cuma iseng membaca
itu. Tidak ada maksud apa-apa. Dan dia percaya.
Lain hari ketika aku sekolah dia cek semua directory komputerku.
Waktu aku pulang aku disuruh jujur. Kalau tidak jujur kedua orangtuaku
akan diberitahu. Terpaksa aku jujur. Dia juga coba menasihati aku
supaya sadar. Aku berusaha untuk sadar dengan menghapus file-file yang
berhubungan dengan lesbian seperti yang telah kusebut diatas sesuai
dengan yang disarankannya. Tetapi itu tidak bisa. Waktu ke warung
internet aku pasti membuka situs yang berhubungan dengan lesbian. Itu
yang tidak bisa kuhindari. Aku kopi lagi. Kakakku tidak tahu lagi.
Karena kulindungi file-file khusus ini dengan program proteksi yang
kuambil dari internet.
Aku juga punya kakak cewek. Dia kuliah di salah satu universitas
negeri di Bandung. Tiap dua pekan sekali atau sedang liburan dia pasti
pulang. Gilanya. Kadang aku juga mengkhayalkan berhubungan seks
dengannya. Kebetulan kedua payudaranya juga besar. Mungkin ukurannya
sama denganku atau lebih besar. Tapi dia tidak pernah tahu tentang
kelainanku. Aku sendiri berharap kakakku ini juga lesbian. Sehingga
dapat mengajariku bagaimana berhubungan seks dengan sesama wanita.
Dibawah ini aku akan menceritakan salah satu khayalanku berhubungan seks dengan sesama wanita.
Begini ceritanya. Suatu hari aku duduk di kursi sofa sedang
menonton televisi. Aku hanya memakai bra dan celana dalam saja. Dari
dalam kamar keluarlah seorang cewek. Sebut saja Astrid. Dia juga hanya
memakai bra dan celana dalam saja. Dia lalu duduk disampingku. Dia
belai pahaku. Aku tahu maksudnya. Kumatikan televisi dengan remote
control. Aku menggeser posisi dudukku dengan menyamping. Kugeser juga
tubuh Astrid dengan memegang pundaknya. Kulepas kaitan bra yang
dipakainya dari belakang. Pelan-pelan kuturunkan tali branya yang
menggantung di pundaknya. Kedua payudaranya yang berukuran 36 (sama
dengan punyaku) kini sudah telanjang. Lalu kubelai lengannya dengan
lembut.
Astrid menolehkan kepalanya dan menjulurkan lidahnya. Kusambut
lidahnya dengan lidahku. Kami berdua saling menjilat lidah sambil
tanganku tetap membelai pundaknya. Kami berhenti saling menjilat.
Kemudian dari belakang kuremas kedua payudaranya. Astrid dengan
setengah terpejam mengeluarkan desahannya. Lalu kudorong Astrid ke
depan. Aku melepas bra yang kupakai. Aku lalu telentang di sofa dan
kutarik pundak Astrid supaya telentang di atasku. Kini posisi pantatnya
berada di selangkanganku sementara kakiku sendiri mengangkang. Pipinya
hinggap di payudara kananku dan matanya melihat payudara kiriku.
Kuremas lagi payudara kirinya dengan tangan kiriku. Sementara tangan
kananku membenarkan posisi kaki kananku yang kurasa kurang enak.
Kuremas lagi kedua payudaranya. Sementara tangan kiri Astrid
membelai paha kiriku. Dan tangan kanannya membelai vaginanya yang masih
ditutupi celana dalam. Dibukanya sedikit celana dalam bagian bawahnya
untuk dapat membelai vaginanya. Kami berdua tersenyum. Kemudian dia
duduk dan melepas celana dalam yang kupakai. Kuangkat pantatku supaya
mempermudah dia dalam melepas celana dalamku. Setelah itu dia berdiri
mau melepas celana dalamnya sendiri. Aku cegah dia. Kupegang tangannya.
Dia malah menarik aku untuk ikut berdiri. Ditempelkannya kedua
payudaranya ke kedua payudaraku. Digesek-gesekkan. Kami berdua
berpelukan sambil kedua tanganku meremas pantatnya yang besar.
Agak lama kami berpelukan dan merasakan sensasi pada masing-masing
kedua payudara kami yang saling bergesekan. Kemudian aku didorongnya
hingga aku terjatuh dan dengan cepat melepaskan celana dalamnya. Lalu
dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Kembali kami saling menjilat
lidah. Kupegang pinggangnya dan kutumpangkan paha kananku ke
pinggangnya. Sementara paha kiriku dijepit kedua pahanya. Membuat apha
kiriku menggesek vaginanya.
Lalu lidahnya turun ke bawah. Dijilatinya puting payudara kananku
sambil tangannya juga meremas. Aku hanya bisa mendesah dan kedua
tanganku meremas rambutnya. Kemudian disodorkannya payudara kanannya ke
mulutku. Tak kusia-siakan kesempatan itu. Kukulum puting payudara
kanannya. Aku sendiri juga meremas payudara kananku sendiri. Sedangkan
payudara kiriku diremas oleh Astrid.
Lalu kudorong Astrid sehingga dia ganti di bawah tubuhku. Kuremas
kedua payudaranya dengan kedua tanganku. Sementara dia hanya kebagian
remasan pada payudara kananku. Payudara kiriku sendiri menempel di
bawah belahan kedua payudara Astrid. Astrid kembali mendesah sambil
matanya setengah terpejam. Lalu aku menggeser tubuhku. Kudekatkan
wajahku ke vagina Astrid. Astrid tahu maksudku. Kedua tangannya membuka
vaginanya. Langsung saja kusedot vaginanya dengan lidahku sambil
membaringkan tubuhku dengan posisi miring. Paha kirinya yang berada di
antara kedua payudaraku diangkat ke atas pinggangku.
Posisi ini ternyata kurang mengenakkan bagiku. Kusuruh Astrid
minggir sebentar. Lalu aku tidur telentang. Kusuruh Astrid
mengangkangkan selangkangannya di depan mulutku dengan bertumpu pada
kedua lutut dan kedua tangannya. Kembali kubuka vagina Astrid dan
kusedot dengan lidahku. Astrid hanya bisa menjerit perlahan. Jeritan
kenikmatan. Astrid rupanya kelelahan. Aku sendiri juga sudah puas
menyedot vaginanya. Dia membaringkan tubuhnya sejenak disampingku.
Hanya sebentar. Lalu dengan setengah berbaring dia ganti menyedot
vaginaku dengan lidahnya. Dibukanya vaginaku dengan tangan kanannya.
Ganti aku yang menjerit kenikmatan.
Kami berdua telah puas. Kami dengan masih telanjang bulat
beristirahat sambil saling membelai. Kemudian datang lagi soerang
cewek. Sebut saja Niken. Juga hanya dengan memakai bra dan celana
dalam. Kedua payudaranya yang berukuran 38 tampak ingin keluar dari bra
yang dipakainya. Aku dan Astrid kemudian berdiri menghampirinya. Niken
sedang melepas bra yang dipakainya. Payudaranya yang paling besar
diantara kami bertiga tampak sudah lega. Kami berdua lalu setengah
berdiri disamping Niken dengan bertumpu pada lutut. Aku disamping kaki
kanan Niken sedangkan Astrid di samping kaki kiri Niken. Kami berdua
melepaskan celana dalam yang dipakainya.
Kemudian aku berdiri dan dirangkul Niken. Sementara Astrid jongkok
di depan vagina Niken. Dia lalu menyedot vagina Niken dengan lidahnya
sambil tangan kirinya membelai paha kanan Niken. Tangan kananku juga
membelai paha kanannya dan tangan kiriku memeluk pinggangnya. Tangan
kiri Niken sendiri membuka vaginanya dengan tangan kanan tetap
merangkul tubuhku. Niken hanya bisa mendesah. Lalu kuajak Niken untuk
duduk di lantai. Dia lalu duduk dengan kedua tangannya bertumpu ke
belakang. Aku ingin mencicipi vaginanya. Tetapi keduluan oleh Astrid
yang rupanya masih belum cukup merasakan vagina Niken. Kudengar desahan
Niken yang lalu kusumpal dengan ciumanku.
Rupanya Niken tidak merasa enak dengan ciumanku. Dia membalas
ciumanku hanya sebentar. Dia lalu memegang payudara kananku dan
diremasnya. Aku yang dari tadi ingin mencicipi vagina Niken hanya bisa
membantu membuka vaginanya sementara Astrid masih asyik dengan
sedotannya. Niken lalu menjilati puting payudara kananku dan tangan
kirinya meremas payudara kanannya sendiri. Juga payudara kirinya
bergantian. Astrid sudah puas dengan vagina Niken. Dia sedang menjilati
jari-jari kaki kanan Niken yang diangkatnya. Aku segera mendaratkan
lidahku ke vagina Niken untuk menyedotnya. Niken mendesah lagi. Dan
seperti juga aku. Astrid lalu menciumnya. Niken keenakan dengan ciuman
Astrid. Lama sekali mereka beerciuman sehingga aku bisa sepuasnya
menyedot vagina Niken dengan lidahku. Kami bertiga akhirnya mencapai
orgasme pada waktu hampir bersamaan. Karena kelelahan kami juga
tertidur di lantai dengan keadaan telanjang.
Ketika aku bangun kulihat Astrid sudah tidak ada. Dan kudengar
suara gemericik air dari kamar mandi. Kubangunkan Niken dan kami berdua
menuju dikamar mandi. Di kamar mandi sudah ada Astrid. Kami berdua
bersama-sama mandi di bawah pancuran sambil sesekali saling membelai.
Kemudian Niken mematikan kran pancuran. Dia mengambil sabun. Karena
sabunnya ada dua, yang satu diserahkan ke aku. Kemudian dia dari depan
menyabuni tubuh Astrid. Sedang aku sendiri dari belakang juga menyabuni
tubuh Astrid. Astrid kemudian berbalik menghadap ke aku. Dia mengambil
sabun dariku dan menyabuni tubuhku. Sedangkan Niken menyabuni tubuhnya
sendiri. Sambil sesekali menyabuni pantat Astrid.
Kupeluk Niken sehingga otomatis tubuh Astrid berada di antara
tubuhku dan tubuh Niken. Tubuh kami yang penuh busa sabun menempel.
Kedua payudaraku dan kedua payudara Astrid menempel. Sedangkan kedua
payudara Niken menempel di punggung Astrid. Astrid lalu melepaskan diri
dari jepitan kedua tubuh yang penuh busa sabun. Dia lalu membersihkan
tubuhnya dari busa sabun dengan air dari ember sambil melihat aku yang
sedang saling menempelkan payudara dengan Niken. Tangan kananku
memegang payudara kananku yang kutempelkan ke payudara kiri Niken yang
juga dipegang tangan kirinya. Setelah menempel lalu tangan kirinya
mengangkat paha kananku sehingga vaginaku menggesek paha kirinya.
Kulihat Astrid sedang menghanduki tubuhnya sambil keluar kamar
mandi sementara kami berdua sedang asyik dengan kedua payudara penuh
busa sabun yang saling bergesekan. Aku lalu membuka kran pancuran
kembali untuk membersihkan busa sabun yang memenuhi tubuhku dan tubuh
Niken. Niken ternyata tidak setuju. Dimatikan lagi kran pancuran.
Lalu didorongnya dengan pelan ketubuhku sehingga aku bersandar ke
dinding kamar mandi. Diremas-remas lagi kedua payudaraku yang juga
kubantu dengan kedua tanganku yang memegang kedua tangannya. Tubuhnya
lalu turun ke bawah dan disiramnya bagian vaginaku dengan air dari
ember. Lalu tangannya membuka vaginaku. Disedotnya vaginaku dengan
lidahnya. Kedua tangannya naik ke atas meremas kedua payudaraku. Agak
lama dia melakukan itu. Dan ketika dia tidak meremas kedua payudaraku,
aku meremas sendiri kedua payudaraku sambil sesekali mendesah.
Setelah puas menyedot vaginaku dengan lidahnya, dia membuka kran
pancuran dan membersihkan tubuhnya dari busa sabun dengan bantuanku
dengan membersihkan tubuhnya dari belakang. Dia berbalik sambil
mematikan kran pancuran dan mengambil botol sabun cair. Dia
kelihatannya belum puas bermain sabun.
Dikucurkannya sabun dari botol itu ke tangannya lalu diusapkan ke
payudara kiriku. Tanganku minta bagian. Niken mengucurkan sabun ke
tanganku dan lalu aku mengusapnya ke payudara kirinya. Kemudian Niken
menjatuhkan botol sabun itu dan meratakan sabun ke kedua payudaraku.
Kulakukan hal yang sama. Kami berdua lalu saling menempelkan kedua
payudara. Dan digesek-gesekkan sampai dia puas.
Niken lalu membalikkan badannya dan membuka kran air. Dia
membersihkan kedua payudaranya dari busa sabun. Aku dari belakang
memegang bagian belakang kepalanya untuk menciumnya dari belakang.
Dibawah kucuran air pancuran aku meraba bagian depan tubuh Niken dari
belakang sambil lidahku menjilati lehernya. Kuremas juga kedua
payudaranya. Akhirnya kami selesai bermain di bawah pancuran. Kami
berdua keluar setelah menghanduki tubuh yang basah. Dilihatnya Astrid
dengan masih telanjang sedang merapikan rambutnya. Dia duduk di pinggir
tempat tidur. Niken menghampirinya sementara aku tetap berdiri untuk
melihat apa yang akan dilakukan Niken terhadap Astrid.
Dari samping dia menjilati puting payudara kanan Astrid. Tangan
Astrid memegang bagian belakang lehernya. Niken lalu duduk di paha
kanan Astrid dan mencium bibirnya. Mereka berdua berciuman sambil
saling menjilat lidah. Lalu Niken menelentangkan Astrid. Dengan
setengah berjongkok dia menyodorkan vaginanya ke mulut Astrid. Astrid
lalu menyedot vagina Niken dengan lidahnya.
Niken lalu agak mundur ke belakang. Sambil setengah berdiri dengan
bertumpu pada kedua lututnya ditekannya kedua payudara Astrid yang
kedua tangannya juga menekan kedua payudaranya sendiri. Sehingga kedua
payudara Astrid yang ditekan dua pasang tangan saling menempel.
Setelah itu Astrid mendudukkan Niken kembali. Didudukkan di lantai pinggi tempat tidur.
Astrid sendiri duduk di pinggir tempat tidur. Dari belakang
dijilatnya lidah Niken. Kedua tangannya dipegang kedua tangan Niken
untuk meremas kedua payudara Niken. Astrid lalu menyodorkan payudara
kanannya ke mulut Niken yang langsung menjilati puting payudara kanan
Astrid. Tangan kirinya meremas payudara kiri Niken. Lalu ganti Astrid
menyodorkan payudara kirinya ke mulut Niken yang juga langsung
menjilati puting payudara kiri Astrid. Tangan kanannya meremas payudara
kanan Niken.
Aku yang melihat hal itu langsung ikut bergabung. Kami bertiga bercumbu dengan lebih hebat lagi.
Demikian cerita khayalanku. Mungkin terlalu bagaimana. Terserah
kalian yang menilai. Aku terus terang saja bahwa cerita di atas
merupakan terjemahan dari rangkaian gambar-gambar yang kuambil dari
internet.
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
926