03. Terjebak Penampilan


Gue melirik jam di dinding menunjukkan pukul 2:00 pagi, tapi mereka berdua terlihat masih segar sekali sedangkan aku sudah mulai lemas, mungkin siksaan bertubi-tubi dan air yang tertelan.  Mungkin  mereka meminum suplemen penguat tubuh hingga terlihat segar. Mana aku sudah setuju kalau session ini sampai pagi.  Sebenarnya aku bisa membalik keadaan, dia berdua yang akan menjadi tawanan tapi ban pinggang ini yang menjadi senjata mereka untuk menaklukkan aku.

Sekarang aku sudah dilepas dari ikatan, dan duduk di ubin sambil berlutut mengikuti perintah mereka sekalian menunggu session berikutnya yang mereka sedang mempersiapkannya.

Terlihat Mrs Rani keluar ruangan. Tapi tak lama kemudian masuk kembali sambil menarik rantai yang menempel di collar seorang cewe yang hanya memakai TANK TOP dari sutra putih yang ketat sebatas paha hingga samar terlihat payu dara yang cukup besar dan ranum menonjol dserta seberkas warna hitam samar karena rambut hitam di selangkangannya.  Mukanya terbungkus ketat dengan kulit hitam sebatas leher, hanya ada dua lubang kecil di bagian hidung untuk bernapas serta bolongan kecil di daerah kedua mata. 

Ternyata mulutnya sudah disumbat karena saat sedang ditarik dia meronta melawan, yang keluar hanya suara wanita : “UH…Uh…Uh..”.   Kakinya pun dipakaikan belengu dengan rantai yang pendek hingga ia sulit berjalan mengikuti Mrs Rani yang menariknya sambil tertawa. Sedangkan tangannya diikat kebelakang dan Sesekali cewe tsb di sabet dengan rotan yang ada di tangannya Mrs Rani, tentu diiringi suara erangan seorang cewe yang khas, pasti karena rasa pedih.

Sambil melepas rantai yang menempel di leher cewe tersebut dan membiarkan dia berdiri menunggu, Mrs Rani berkata :

M:  “Nah slave, cewe ini juga sama dengan kamu, tapi dia udah 1 minggu di sini, kayanya dia kerasan.  Dia ini lesbian      murni namanya PUSPA, benar2 tidak suka cowo, tapi lihat aja….dia harus melakukan selayaknya seorang cewe yang normal.       Dia akan bertanding dengan kamu dalam masturbasi, yang kalah klimax duluan akan mendapat session terus tanpa berhenti      sampai pagi, yang menang boleh istirahat”.

Puspa mendengar komentar dan rencana yang akan dijalankan terhadap dirinya, ia berontak berteriak-teriak tertahan karena sumbatan mulut dan berlari kecil karena rantai di kakinya menuju pintu mereka masuk tadi.  Mrs Rani tersenyum melihat kelakuan Puspa seperti itu, dia hanya melihat saja dan memberi kedipan mata ke Ida agar menutup pintu.

Mrs Rani menghampiri Puspa dan berkata :

M:  “Kamu tidak bisa kabur Slave Puspa, tidak seorangpun yang udah menjadi slave disini bisa kabur.  Tapi karena kamu      melawan jadi kamu harus dihukum”.

Aku  memperhatikan semua kejadian dalam keadaan berlutut dilantai.

M:  “Karena kamu suka berlari maka akan saya hukum kamu dengan berlari”

SP: “Hemp….hemp….hemp….!!!”, jawab Puspa karena mulut yang tersumbat ketat.

M:  “Slave Ida, tempelkan lagi rantai ini di COLLARnya, dan ujungnya kaitkan ke rantai yang menggantung di ceiling, kita      akan melihat Slave Puspa berlari”.

Ida melakukan perintah Mrs Rani.  Setelah selesai, Mrs Rani berjalan menuju tembok dimana terlihat ada saklar bundar.  Ketika dia memutar saklar ke angka 1, rantai yang tergantung mulai berjalan perlahan di relnya di ceiling dimana Puspa harus mengikuti arah rantai tersebut mengelilingi ruangan yang bundar ini.  Karena kakinya terbelengu rantai pendek, hingga langkahnya terlihat tersendat sendat, tapi karena geraknya perlahan dia dengan mudah mengikuti arah gerak rantai tsb. 

Timbul rasa kasihan melihat si Puspa ketika Mrs Rani menaikkan kecepatannya, telihat Puspa harus mempercepat langkahnya yang pendek karena rantai di kaki, apalagi diikuti cambukan di pantatnya yang membuat ruangan penuh teriakan tertahan seorang cewe.

Mrs Rani menghentikan mematikan saklar dan menghampiri Puspa sambil berkata:

M:  “Masih mau coba kabur lagi?”

Puspa menggelengkan kepalanya.

M:  “Berarti kamu sebagai seorang slave harus menurut perintah kan?

Puspa menganggukkan kepalanya.  Mrs Rani mulai membuka kulit hitam yang membungkus kepalanya dan melepas sumbat mulut tersebut.   Terlihat seorang cewe yang cantik sekali sedang menangis.

M:  “Kamu ini siapa?”

SP: “Saya ini budaknya Mrs Rani.

M:  “Ayo beritahu ke slave boy saya, siapa kamu dengan lengkap.

SP: “Saya ini slave Puspa yang selalu akan menurut perintah Mrs Rani, dan selalu akan membuat beliau senang meskpun saya      harus menerima rasa sakit, terhina.  Saya ini lesbian, tapi saya akan melakukan segala apa yang diperintahkan Mrs Rani      meski bertentangan dengan perasaan saya”

M:  “Wow…good slave..!  Itu baru namanya slave yang baik dan mulai terlihat proses cuci otaknya…hi…hi…hi…..”

Mrs Rani menyuruh Ida melepaskan Puspa dari kaitan rantai di ceiling, dan membawanya ke ruangan lain, aku juga gue ikut.

Terlihat sebuah ruangan segi delapan dimana sekelilingnya tertutup cermin.  Ditengah ruangan tersebut ada kayu berbentuk “X”, mungkin ini yang dinamakan X RACK.  Tapi tidak berdiri, melainkan tidur letaknya dan tergantung di udara.  Dimana keempat ujungnya ada rantai untuk mengantung, tingginya sekitar 1 meter dari lantai.

Aku dan Puspa berdiri bersanding badan, dia sama tinggi denganku.  Mungkin sekujur tubuh si Puspa sudah di baluri minyak wangi, karena parfum tubuhnya sangat jelas tercium membuat si DOEL berdiri lagi dan gerak2.   Hal ini sempat diperhatikan oleh si IDA, dia hanya tersenyum melihat hal ini.

Aku dan Puspa disuruh minum air putih, masing2 harus menghabiskan 1 botol aqua besar, entah untuk rencana apalagi.  Perutku terasa kembung karena air tsb, mungkin si Puspa pun demikian, tapi habis juga sih. 

Kemudian aku disuruh naik ke XRACK tersebut dengan terlentang diatasnya. Mereka berdua mulai membelengu kaki tanganku yang terbentang lebar.  Lalu Ida mengambil satu benda yang diletakkan di bawah kepala, seperti besi tipis yang ditanjapkan di siku XRACK di bawah punggung.  Terasa kepala ada penahannya hingga tidak tergantung.  Tepat disamping kepala ada lempeng besi yang menempel di kening kepala, mungkin setelah mereka menyetelnya, kepalaku tidak bisa lagi menengok ke kiri atau ke kanankarena tertahan lempeng besi tersebut.

Kemudian Puspa di suruh naik di atas badanku dengan posisi 69. Mereka mulai mengikat kedua kakinya di kedua tanganku  yang terbentang dan mulai membungkus dengan pelastik bening sepanjang tangan dan kaki jadi satu.  Sekarang memang benar2 tidak bisa bergerak lagi karena gulugan plastik yang ketat tsb.  Hal ini membuatku horny sekali karena kemaluan Puspa dekat sekali dengan mukaku.

Aku terus memperhatikan adegan pengikatan ini melalui cermin dimana mereka juga melakukan hal yang sama dengan kedua tangan Puspa di kedua kakiku.   Setelah itu mereka pun membungkus tubuhku dengan tubuh si puspa menjadi satu.  Sekarang lengkap sudah pengikatan ini hingga benar2 tidak mungkin ada gerakan lagi, apalagi berusaha melepaskan diri dari penyatuan dua tubuh ini.

Terlihat di cermin Mrs Rani memaksa Puspa memasukkan penisku yang lagi tegang kemulutnya. Setelah masuk Ida mengambil benda yang ditancapkan seperti yang dilakukan terhadapku tapi bentuknya beda.  Kalau yang ini berfungsi untuk menahan kepala Puspa agar tidak bisa menengok atau mengangkat keatas, hingga tidak mungkin bisa mengeluarkan penis  di mulutnya.

Begitu pula halnya denganku, mereka menyetel benda tersebut hingga mulut menempel di kemaluan Puspa dan tidak bisa dihindari, sedangkan hidung menempel di lubang anusnya.

M:  “Siapa pun yang berbuat salah karena menyakiti lawannya dengan cara menggigit atau berbuat apapun, pasti akan menerima         hukuman yang berat sekali.  Kamu berdua mengerti slave?”

Aku menganggukkan kepala, demikian pula Puspa karena terasa mulutnya bergerak di penis gue.

M:  “Sekarang kalian berdua harus membuat lawan kamu klimax duluan dengan cara masing2 dan tidak ada terlihat cairan jatuh.        Kalau terlihat, yang menjatuhkan dinyatakan kalah.  Sekarang jam 2.30 pagi, saya beri waktu 60 menit untuk pertandingan       ini.   Yang kalah akan meneruskan session lain sampai pagi jam 10, Ok???!!!    MULAI…!!!!!

Aku mulai menghisap kemaluannya Puspa dan sang lidah mulai beraksi, tapi herannya aku ngga merasa dia melakukan sesuatu, mungkin dia segan karena dia lesbian, dia engga mau terjadi air maniku muncrat ke mulutnya.   Aku mulai terasa bahwa si Puspa sedang mendekati klimax karena gerakan pinggulnya ke muka.   Sementara hidungku semakin amblas di anusnya.  Terdengar pula suara Mrs Rani dan Ida yang menonton tapi terselip ada suara erangan Puspa karena berahi.  Saat aku yakin akan menang tiba2 terasa ada hisapan keras di penis.  Ternyata dia mulai beraksi buas dengan hisapan dan lidah hingga berahiku pun mendekati puncak. Mungkin dia tidak mau kalah, karena kalau kalah harus menjalani session lain sampai pagi.  Timbul suara2 sexi dari Puspa dan desahanku.

Muncratlah air mani ke mulut Puspa di iringi suara kenikmatanku, tapi berbarengan terasa hentakan pinggul Puspa dan cairan keluar meleleh kemulutku.  Pertadingan dinyatakan seri….!!!  Ternyata si Puspa menelan semua air mani yang berada di mulutnya tanpa menetes sedikitpun.  Kalau aku kan cuma sedikit tapi dia kan banyak....GILAAAA...!

Karena seri, pertandingan jalan terus, tapi yang apa terjadi…..????

Mungkin karena sebelumnya aku dipaksa untuk minum banyak, terasa kebelet kencing yang sangat…!!!!  Karena ngga tahan lagi tak tertahan lagi aku kencing di mulut Puspa.   Ternyata Puspa pun demikian halnya, dia kencing juga di mulutku.     Karena takut ada cairan yang jatuh terpaksa kutelan semua.    Namun tetap saja ada yang menetes meski udah berusaha menjaga dengan membuka mulut lebar untuk menampung semua kencing si Puspa sampai perut kenyang dengan air kencing si Puspa yang cukup banyak.  Pertama kali aku merasakan aroma air kencing seorang WANITA….rasanya bau pesing dan agak payau, pahit tapi membuatku horny kembali.

Puspa juga terjadi hal yang sama, tapi dia berhasil menelan semua air kencing dengan mulutnya tanpa menetes sedikit pun. Mungkin karena bentuk yang berbeda, dia bisa dengan mudah menampung karena letaknya di dalam mulut tapi aku.....??


Terasa dia kembali menghisap penisku yang mulai tegang karena horny.   Aku pun melakukan hal yang sama.    Kali ini benar2 aku menyerah kalah, air maniku muncrat kembali kemulutnya tanpa jatuh setetes pun.  Dia menelan semuanya dengan cermat.  Sedangkan dia belum apa2.   Wah...kebanyakan dalam hal klimax lelaki selalu kalah.....APESSS...!



Aku dinyatakan kalah total hingga harus meneruskan session ini sampai jam 10 pagi, meski udah lemes karena keluar dua kali.   AMPUN  GILAAAA….!!!!  MAMPUS !!!!!  “Mana udah kenyang dengan air kencing si Puspa, mana dengkul lemes...!!! bener,”.


M:  “Ternyata slave cowo selalu kalah dengan slave cewe…..dan kita masih punya permainan sampai pagi….hi..hi..hi….        Karena kalah, sekarang kamu beri hadiah kepada slave puspa, jilatin anusnya selama 5 menit tanpa berhenti, KERJAKAN…!!!!

Aku terpaksa melakukan perintah itu …… terasa Puspa menggerak gerakan pinggulnya, mungkin karena geli atau enak?  Tapi punyaku diisap juga dan ..... bangun lagi…….GILAAAAA…!!!   Kalau keluar lagi bisa gawat nih….. Dua kali aja udah kaya gini lemesnya.

Setelah 5 menit, Ida melepaskan Puspa dari ikatan sedangkan aku tetap seperti keadaan semula.  Tapi selang beberapa menit terdengar suara desahan cewe.... aku melirik kearah suara itu, ngga tahunya Mrs Rani dan Puspa sedang berlesbian ria... bercumbu ria.   Ida hanya menonton sambil masturbasi.   Tinggal aku yang bingung karena masih terikat di Xrack tergantung ini.   Ada sih sedikit perasaan menyesal, tapi lama kelamaan enak juga.
TAMAT



----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh

736

21Tahun.Sextgem.Com