Yang Besar Dan Yang Kecil
Marissa (24 tahun, selanjutnya disebut Risa) adalah seorang
mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Yogyakarta. Setelah
semester 6 ini dia libur selama sekitar satu bulan. Dia mengisi waktu
dengan melakukan kerja praktek pada sebuah industri di sebuah kota di
Jawa Tengah. Karena tidak mempunyai saudara atau teman di kota
tersebut, maka oleh direksi industri tersebut dia dititipkan ke rumah
kontrakan salah satu karyawati yang bernama Gia Amalia (23 tahun,
selanjutnya disebut Gia). Kebetulan Gia tinggal sendirian di rumah itu.
Malam itu Risa telah tiba di rumah Gia dan langsung dijamu dengan
makan malam. Mereka berdua berbincang-bincang mengenai banyak hal.
Selesai makan malam pun mereka masih asyik berbincang-bincang. Selama
berbincang-bincang tersebut Risa sesekali melirik kedua payudara Gia
yang berukuran 40. Kedua payudara Gia yang dilapisi bra berwarna hitam
dan kaos putih ketat itu membuat iri Risa. Dia iri karena kedua
payudaranya hanya berukuran 32.
"Kenapa Ris?" Tanya Gia yang rupanya memperhatikan lirikan mata Risa.
"Nggak kok." Elak Risa sambil tersenyum.
"Jujur saja. Aku tahu apa yang kau pikirkan."
"Bener mbak. Nggak apa-apa kok." Risa masih mengelak. Dia juga
menyebut Mbak kepada Gia meskipun dia lebih tua dari Gia. Risa sendiri
yang minta untuk memanggil Gia dengan sebutan Mbak ketika tiba di rumah
Gia karena alasan senioritas. Gia telah bekerja sedangkan dia masih
kuliah.
"Kamu heran ya? Kenapa kedua payudaraku lain dengan kedua payudaramu?"
"Iya. Diapakan mbak? Pakai obat ya mbak?" Tanya Risa yang rambut lurus cepaknya berwarna kemerah-merahan.
"Pakai oil." Jawab Gia singkat.
"Boleh minta?"
Gia hanya mengangguk dan berdiri dari kursi menuju kamarnya.
"Nggak usah sekarang mbak. Besok saja. Risa sudah ngantuk. Mau
tidur. Besok kan mulai kerja." Cegah Risa yang juga berdiri dari kursi.
Gia yang rambut panjangnya berombak dan hitam serta diikat
membalikkan tubuhnya dan membereskan meja makan dibantu oleh Risa
sambil membicarakan masalah-masalah pekerjaan besok. Setelah itu mereka
berdua menonton televisi. Hanya sebentar Risa menonton televisi. Gia
menyuruh Risa tidur di kamar yang telah disiapkannya. Dia sendiri juga
menyusul tidur.
Risa yang masih lelah karena perjalanan dari Yogya berusaha tidur.
Bayangan kedua payudara Gia yang besar membuatnya sulit tidur. Akhirnya
setelah beberapa saat dia pun tertidur. Pagi harinya dia terbangun. Dia
lalu menuju dapur. Disana telah ada Gia yang tingginya sama dengan
tingginya, yaitu sekitar 165 cm. Beratnya saja yang beda. Beratnya
sekitar 48 kg. Sedangkan berat Gia sekitar 50 kg. Dia sedang membuat
teh. Risa menghampirinya. Gia yang menyadari kedatangan Risa lalu
berbalik.
"Bagaimana? Bisa tidur nggak?" Tanya Gia.
"Nggak bisa mbak. Ingat payudara Mbak sih." Jawab Gia sambil
tersenyum yang dibalas oleh Gia dengan senyuman. Kemudian lanjutnya.
"Boleh nggak mbak, Risa lihat kedua payudara mbak?"
Tanpa menunggu persetujuan Gia, Risa sudah membuka ikatan kimono
tidur berwarna coklat yang dipakai Gia. Rupanya tubuh berkulit sawo
matang tersebut hanya memakai celana dalam berwarna putih. Gia juga
membuka ikatan kimono tidur berwarna hitam yang dipakai Risa. Sama
dengan dirinya. Risa yang berkulit putih mulus juga hanya memakai
celana dalam berwarna kuning. Mereka berdua menjatuhkan kimono
masing-masing ke lantai. Dan Risa langsung membelai payudara kanan Gia.
"Eeehmm.." Desah Gia.
Gia lalu membalikkan tubuh Risa. Dibelainya tato bergambar kepala
cewek di punggung sebelah kanan Risa. Dia lalu membelai paha kiri Risa
dengan tangan kirinya.
"Eeehmm.." Desah Risa.
Lalu diturunkannya celana dalam yang dipakai Risa sampai terlepas
dari tubuhnya. Kemudian giliran Risa yang menurunkan celana dalam yang
dipakai Risa sampai terlepas juga dari tubuhnya. Risa lalu jongkok dan
membelai belahan kedua payudara Gia dengan tangan kanannya.
"Eeehmm.." Desah Gia.
Tangan kiri Gia lalu memegang tangan kanan Risa dan diremaskannya ke payudara kirinya.
"Ooohh.." Desah Gia.
Risa lalu mundur dan duduk di kursi sambil menarik tubuh Gia. Sambil duduk dia menjilati payudara kanan Gia.
"Eeehmm.." Desah Gia.
Tangan kirinya membelai vagina Gia. Tangan kirinya lalu meremas
payudara kanan Gia dan lidahnya menjilati puting payudara kanan Gia.
"Ooohh..aahh..oohh..eehmm.." Desah Gia.
Beberapa saat kemudian Risa membalikkan tubuh Gia. Dari belakang
kedua tangannya lalu membelai kedua payudara Gia dan dilanjutkan dengan
meremas kedua payudara Gia.
"Eeehmm..oohh.." Desah Gia.
"Sudah Ris. Nanti kita terlambat. Kita kan belum mandi dan
sarapan." Kata Gia sambil melepaskan diri dari jamahan Risa. Kemudian
Gia masuk ke kamar mandi yang tepat berada di samping dapur. Risa
mengikutinya.
"Bolehkah aku ikut mandi dengan mbak?" Tanya Risa yang masih berdiri di pintu kamar mandi.
Gia yang sedang mandi di bawah pancuran hanya menganggukan kepala
sambil tersenyum menantang. Risa kemudian bergabung mandi dibawah
pancuran. Dia langsung disambut dengan Gia yang menempelkan tubuhnya ke
tubuh Risa. Dia mematikan pancuran dan tangan kirinya membelai vagina
Risa dan tangan kanannya memeluk pinggang Risa.
"Ooohh..aahh.." Desah Risa.
Kemudian Gia semakin merapatkan tubuhnya yang basah ke tubuh Risa
yang juga basah. Kedua payudaranya menempel di kedua payudara Risa yang
kecil.
"Ooouhh.." Mereka berdua sama-sama mendesah.
Bibirnya ditempelkan juga ke bibir Risa. Mereka berdua berciuman
dan saling berjilatan lidah. Tiba-tiba Risa terpeleset. Untung dia bisa
cepat menguasai tubuhnya sehingga dia tidak merasa kesakitan. Tapi dia
tidak segera berdiri. Dia ingin Gia menolongnya. Dengan harapan dia
dapat menarik tubuh Gia supaya ikut terjatuh. Ternyata Gia mengambil
selang pancuran dan airnya disemprotkan ke vagina Risa. Hanya sebentar.
Dia lalu berjongkok dan menyabuni vagina Risa dengan sabun. Diciumnya
juga bibir Risa yang membalas dengan hebatnya. Lama sekali Gia
menyabuni vagina Risa sambil sesekali jari tengah tangan kanannya
dimasukkan ke vagina Risa. Sementara tangan kirinya menuangkan sabun
cair ke dalam bathtub.
Lalu Gia menarik tubuh Risa untuk masuk ke dalam bathtub. Mereka
berdua lalu saling mengusapkan busa sabun ke tubuh mereka. Sesekali
mereka berdua berciuman sambil saling menjilatkan lidah. Mereka berdua
juga saling berpelukan dan menempelkan kedua payudara mereka.
"Ooouhh.." Mereka berdua sama-sama mendesah.
Kemudian Risa membersihkan busa sabun yang berada di kedua payudara
Gia dengan kedua tangannya. Dijilatinya puting payudara kanan Gia.
"Eeehmm.." Desah Gia.
Perlakuan Risa membuat tubuh Gia semakin naik dan menjadikan dia
berdiri dengan bersandar pada dinding kamar mandi. Risa sudah tidak
lagi menjilati puting payudara kanan Gia. Kini dia membersihkan busa
sabun di vagina Gia dengan air. Lalu dia menghisap vagina Gia dengan
lidahnya.
"Aaaghh..oohh.." Desah Gia.
Gia hanya bisa meremas-remas sendiri kedua payudaranya dengan kedua
tangannya. Sesekali tangan kiri Risa juga meremas payudara kiri Gia.
"Ooohh.." Desah Gia.
Mulutnya naik kembali ke atas dan menghisap payudara kiri Gia sambil jari tengah tangan kanannya mengocok vagina Gia.
"Oooughh..aahh..oouhh.." Desah Gia.
Dia lalu menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara Gia.
"Ooouhh.."
Dipeluknya Gia sambil menjilati lehernya. Tangan kiri Gia juga meremas pantat Risa.
"Eeehmm.." Mereka berdua sama-sama mendesah.
Risa kemudian menyodorkan payudara kanannya yang kecil ke mulut Gia yang mau saja menghisapnya.
"Oooughh.." Desah Risa.
Tetapi hanya sebentar. Gia menuntun Risa untuk membungkuk dengan
kedua tangan berpegangan pada dinding kamar mandi. Digesek-gesekannya
kedua payudaranya ke punggung Risa.
"Ooouhh.." Desah Gia.
Mereka berdua kemudian sadar bahwa mereka akan bekerja. Sehingga
akhirnya mereka menyudahi permainannya. Mereka berdua kemudian mandi
sambil sesekali masih saling membelai tubuh mereka. Terutama Risa yang
sering membelai kedua payudara Gia bergantian. Dia terpesona dengan
kedua payudara Gia yang besar.
Sore harinya ketika pulang dari bekerja. Permainan mereka berdua berlanjut kembali.
"Mbak. Minta oilnya dong." Kata Risa.
"Sini." Kata Gia sambil menarik Risa ke kamarnya.
"Buka semua pakaianmu." Lanjut Gia.
Risa hanya menurut saja. Dia membuka semua pakaiannya. Ternyata Gia
juga membuka semua pakaiannya. Kecuali celana dalam. Gia lalu mengambil
sebuah botol dari lemarinya. Botol yang bertuliskan Breast Oil.
Kemudian dihampirinya Risa yang sedang melepas miniset yang dipakainya.
Dia tinggal memakai celana dalam. Gia kemudian memegang payudara kanan
Risa dan menuangkan isi botol ke payudara kanan Risa setelah membuka
tutupnya. Tangan kirinya kemudian meremas-remas payudara kanan Risa.
"Ooohh.." Desah Risa.
Kemudian remasan tangan kirinya berpindah ke payudara kiri Risa.
"Ooohh.." Desah Risa.
Dia lalu membalikkan tubuh Risa dan menuangkan isi botol ke
punggungg Risa. Diletakkannya botol itu ke meja dan dengan kedua
tangannya diratakannya cairan itu ke seluruh tubuh Risa bagian atas.
"Eeehmm.." Desah Risa.
Lalu dibalikkan kembali tubuh Risa sambil tangan kanannya mengambil botol di meja. Diserahkannya botol itu ke Risa.
"Gantian ya." Kata Gia.
Risa hanya mengangguk sambil menerima botol itu dari tangan Gia.
Dia kemudian menuangkan isi botol ke kedua payudara Gia sekaligus dalam
jumlah besar. Kemudian dilemparkannya botol itu ke tempat tidur setelah
ditutup. Kedua tangannya kemudian meratakan cairan itu ke seluruh tubuh
Gia bagian atas terutama ke kedua payudara Gia.
"Eeehmm..oohh.." Desah Gia.
Setelah dirasa cukup, Gia lalu memeluk Risa dan menggesek-gesekkan
kedua payudaranya ke kedua payudara Risa selama beberapa menit.
"Ooouhh.."
Lalu mereka berdua melepaskan pelukan dan saling meremas kedua payudaranya.
"Ooohh.."
Gia menghentikan remasannya pada kedua payudara Risa. Dia keluar
kamar dan mengambil dua botol air mineral dari kulkas. Dia masuk
kembali ke kamar dan dilihatnya Risa masih meremas sendiri kedua
payudaranya.
"Ooohh.." Desah Risa.
Di depan Risa, Gia membuka salah satu botol dan dengan menari-nari
dia mengucurkan sedikit demi sedikit air itu ke kedua payudaranya. Gia
membersihkan cairan dengan air mineral itu.
"Eeehmm.." Desah Gia.
Risa tertarik dan mengambil botol satunya dari tangan Gia. Dengan
berhadap-hadapan Risa juga membersihkan cairan pada kedua payudaranya
sendiri.
"Eeehmm.." Desah Risa.
Gia melihat sebuah kesempatan. Tangan kirinya meremas dan menjilati
payudara kanan Risa yang bertambah besar dari biasanya meskipun tidak
sebesar dari yang dia punya.
"Ooohh..eehmm.." Desah Risa.
Dibalikkannya tubuh Risa dan dari belakang tangan kirinya meremas kedua payudara Risa bergantian.
"Ooohh.." Desah Risa.
Sementara tangan kanannya masih mengucurkan air dari botol. Tangan
kanan Risa juga mengucurkan air ke kedua payudaranya. Tubuh mereka
berdua basah dan Risa membalikkan tubuhnya. Dipeluknya Gia. Kedua
payudara mereka yang berbeda ukuran menempel dan saling menggesek.
"Ooouhh.." Mereka berdua sama-sama mendesah.
Hampir tiap hari Gia meremas kedua payudara Risa dengan Breast Oil
yang berlanjut dengan percumbuan yang sangat panas.. Sampai akhirnya
kedua payudara Risa sama besarnya dengan kedua payudaranya bertepatan
dengan berakhirnya masa kerja praktek Risa di tempat Gia bekerja.
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
3525