Nady Pacarku...
Setelah selesai dari universitas, aku mendapat lowongan kerja di perusahaan
Jepang untuk setahun, lalu pindah ke klinik kesehatan di Jakarta, di bagian
adiministrasi nya. pada mulanya hanya partime saja, karena orang yang sebelumnya
sedang cuti melahirkan. dan di tempat ini aku bertemu dengan pacarku yang
sekarang Nady, kerjanya bagian maintain komputer network di tempat kerja,
tapi
kalau dengan aku dia maunya di panggil Nad saja, karena kedengaran spt
kependekan dari Nathan, dan kedengarannya lebih keren. ibu Lusi yang ambil cuti
melahirkan, ternyata memutuskan tidak akan bekerja lagi, tapi akan menjaga bayi,
mengurus rumah dan suaminya. kadang kadang masih ketemu jika mengedakan rutin
check up untuk bayinya.
Pada hari sabtu, memang agak sepi, dan kantor kita hanya buka setengah hari. jam
tutup sudah 15 minit yang lalu, aku hanya membereskan kerjaan hari ini yang
tinggal sedikit, dan menyiapkan appointment untuk minggu depan. aku kira cuma
tinggal aku sendiri di kantor. ternyata dari balik pintu masuk terdengar sapaan
«Tamara masih di sini ??» ternyata Nady masih di sini juga dan cuma tinggal aku
dan dia saja yang masih di kantor setelah aku check di masing masing ruang
dokter lainnya. Pengen tahu si Nady seperti apa ?? tingginya 172cm, dengan berat
badan 77Kg, dada nya lapang juga utk ukuran badan dia, dan orang nya enak untuk
di ajak ngobrol, aku sering juga menceritakan masalahku kepada dia, dan dari
situ aku merasa dekat dengan nya, dan kebetulan dia juga masih single.
Sekarang dia sudah berdiri di samping ku dan bertanya «sibuk nggak hari ini ??»,
aku tahu dia cuma basa basi saja, aku cuma bilang «lumayan…., agak capek
nich…» kataku sambil mengurut pundak ku, rupanya dia menangkap signalku, dan
mulai pindah ke belakang kursi ku, dan langsung menaruh tangan nya di pundak ku,
dan mulai meremas nya dan aku hanya bisa menahan eranganku. Tangannya berasa
mantap di pundakku, dan setelah 10 menit di pundak, tangannya mulai turun ke
punggungku, pundak ku sudah mulai lega, dan dia berkata «yuk kebelakang aja, kan
udah nggak ada orang…….». aku hanya tersenyum, dan sebelum ke belakang aku
kunci pintu, dan ganti tanda «buka» menjadi «tutup».
Waktu aku masuk ke salah satu ruang praktek yang di situ, Nady telah mengeser
pembaringan pasien ke tengah ruang, dan dia bilang «berbaring saja di sini,
lebih enak daripada duduk di kursi mu». Setelah telungkup di pembaringan itu
tangannya langsung menuju ke pundak dan punggung ku, setelah agak lama di situ,
mulai turun ke betisku, ternyata dia mahir juga dengan pijatannya. lalu dia
berkata «buka saja bajunya biar lebih leluasa memijatnya» aku kurang lebih tahu
apa yang dia mau, dan ini adalah saat yang aku tunggu tunggu. karena pakaian
atas dan bawahku jadi satu maka aku nggak ada pilihan lain, jadi aku lepas
semua, dan terpajang lah badanku yang langsing dan berkulit kuning langsat,
tidak terlalu hitam atau putih pucat, yang mana aku boleh berbangga karena aku
merawatnya sebulan sekali aku mandi lulur. Juga BH ku, tapi aku sambar handuk
kecil untuk menutupi buah dadaku yang memakai BH ukuran 36C dengan puting yang
menonjol keluar dan berwarna coklat muda.
Nady pura pura nggak ngelihat, tapi aku pergoki dia curi lihat, dan waktu aku lihat bagian depan celana nya, sudah kelihatan ada tonjolannya. waktu aku telungkup di atas meja, tangan nya dengan lincah memijit pundak dan punggung ku. aku merasakan kehangatan minyak kayu putih yang di oleskan sedikit di tangannya. sembari memijat kita berbincang bincang masalah kerja, hubungannya dengan bekas teman universitasnya dan mode trend yang lagi nge in. aku merasa senang di pijit spt ini, krn aku sudah lama nggak dipijit, dan aku juga tahu dia sedang kesepian, krn baru putus dengan
pacarnya. Untuk membuat suasana lebih menarik aku minta dia untuk membuka saja
bajunya, dengan alasan spy keringatnya nggak menempel di situ. tujuanku sih cuma
mau melihat dadanya yang lapang itu. waktu dia berbalik aku cepat cepat buka
celana dalamku, dan duduk di pinggir meja periksa, handuk yang tadinya menutupi
dadaku aku lingkarkan dan ikat ke pinggang ku. waktu Nady berbalik aku bisa
melihat expresi wajah nya yang kaget dan benggong, krn tidak menyangka, akan
melihat pemandangan yang spt itu.Sambil tersenyum aku berkata «kamu nggak
keberatan kan mijit dadaku……..» dia masih terbenggong, dengan terbata bata
dia menjawab «dadanya pegel juga ya…..» dan aku sudah ambil initiative untuk
turun, dengan satu tangan memeganggi handuk kecil itu supaya tidak lepas, dan
dadaku berasa berguncang ketika turun dari meja periksa, aku tuntun dia untuk
mencuci tangannya, yang berbekas minyak kayu putih.
Setelah selesai dengan satu tangan aku usap dadanya yang lapang itu dengan satu tangan, dan aku mainkan putingnya juga. Dengan tangan yang sama aku tarik kepalanya dari belakang spy menunduk sedikit, dan aku bisa mencium bibirnya. dengan beberapa kecupan kecil aku selipkan tangan ku ke pinggiran celananya, dan menarik dia supaya mendekat ke meja periksa lagi. Dia bantu aku utk naik ke meja periksa, kita masih ciuman, tangannya seolah olah dengan refleks nya sudah ada di dadaku meremas remas kedua buah dada ku. lidahnya mencari cari lidahku, aku pun nggak mau kalah aku hisap
lidahnya seperti menghisap es lilin. memekku sudah berasa basah, dan satu tangan
ku masih di belakang kepalanya Nady, dan tangan satunya menggosok gosok memek
ku. Dia hanya tersenyum saja ketika aku minta dia untuk jilatin memek ku,
setelah agak lama kita ciuman. dia menundukkan kepalanya untuk menciumi dadaku,
dan putingnya yang sudah berdiri tegak itu di jilatin dan di hisapnya, dari
mulut ku terdengar suara aaahhhh…………. uuuuuuhhhmmmmmmmm………. …..
ke enakan, sedangkan tangannya sekarang sudah mengantikan tanganku menggosok
memek ku, yang mana menambah kenikmatan yang sudah lama tidak aku rasakan. Tidak
lama kemudian, tangannya naik lagi untuk bermain main di kedua buah dada ku dan
mulutnya yang mengantikan posisi tangannya sekarang lidahnya menjilatin
pinggiran memekku dan sekali kali menerobos masuk ke lubang memek ku yang
membuat ku berdesah ke enakan. Napas ku menjadi berat di buatnya, dan tanganku
mengacak rambut Nady, sekalian menuntun kemana mulutnya akan menghisap dan
menjilatnya, dan kadang kadang mengusap usap punggung nya, dan kadang kadang aku
garuk punggungnya dengan kuku ku. ketika di temukan itil ku, di jilat dan hisap
itil ku, sebagai pelampiasan rasa geliku, tanpa sadar aku cakar punggungnya, dan
nggak di sengaja rupanya ada jerawat di punggungnya yang tercakar, dan Nady pun
berteriak dengan keras nya AAAAKKKKHHHHH……………. Tamara……. jerawatku
kamu cakar, aaaahhhh………. sakit nich……. dan aku buru buru minta maaf,
Nady masih mengeliat liat kesakitan, sambil punggungnya di tempel ke tembok. Aku
buru buru minta maaf sambil mengusap punggungnya, tapi tidak di hirau kan
olehnya, kemudian dia menyambar bajunya, dan pergi keluar ruangan. sekarang
gantian aku yang terbengong bengong. aku tidak bisa mengejarnya, aku tahu dalam
kantor nggak ada orang lagi, tapi aku sedang bugil.
Aku pikir yah…….. hilang deh…. kesempatan untuk bermain dengan Nady, aku mulai
mengenakan pakaianku, ketika aku sedang mencoba mengaitkan BHku, dia kembali
dengan membawa satu tas kecil, dan berkata «tangan kamu jahil jerawat gua
kegaruk dan sakit sekali» dan aku berkata » maaf donk jangan marah ya…… yuk
kemari lagi ini ada yang nunggu nich………» sambil menunjuk ke memek ku.
«tapi harus pakai ini………» katanya sambil menunjuk kan tali yang diambilnya
dari tas itu. karena aku merasa bersalah dan memek ku juga sudah gatal maka aku
setuju saja. Aku lihat sepertinya tali untuk panjat tebing dengan warna keabu
abuan. Maka di ikatnya tangan ku di ujung ujung meja periksa, dan di ganjalnya
kepalaku dengan bantal, supaya bisa melihat juga dia sedang apa katanya. dengan
perlahan diletak kan tangannya di lutut ku sambil tersenyum dia naik ke meja
periksa dari arah kaki ku dan kepalanya mulai menuju dadaku, di cium, dan di
jilatin dadaku yang sebelah, dan dengan tangan satunya meremas dan memilin
puting dadaku yang sebelah. dan suara aaaahhhh………. dan uuhhhmmmm……….
saja yang aku bisa keluarkan dari mulutku. setelah beberapa saat aku minta dia
untuk membuka celananya dan mengeluarkan kontolnya supaya aku bisa mengisapnya,
tapi dia bilang «ntar…. yang ini belum selesai» dan dia mulai turun ke memek
ku lagi dan cium paha bagian dalam, juga gigitan kecil tak di lewatkan juga,
pinggiran memek ku di jilatinnya dengan perlahan, dengan waktu yang sama bagian
atas memek ku, dekat itilnya di jilatinnya juga, yang membuat aku mengeliat
lliat, tapi aku tak berdaya untuk memegang apa apa karena tangan ku masih
terikat di meja. Aku sudah nggak tahan lagi, maka ku tendang perlahan dia,
dengan merengek » ayo donk…. kontolnya di keluarkan biar aku hisap». Akhirnya
di lepasnya juga celana dan celana dalamnya, dan aku bisa melihat kontolnya
sudah membesar, dan berdiri juga. «Nad, di lepas donk talinya supaya aku bisa
pegang kontol mu….» kata ku, tapi nggak di hiraukan olehnya. dia naik lagi ke
atas meja periksa, berlutut sehingga lututnya ada di bawah ketiakku, dan
kontolnya terayun ayun di depan mulutku. «tangan kamu nakal jadi mendingan di
ikat saja» katanya sambil mengangkat batang kontolnya, dan lidah ku langsung
menjilat buah pelirnya, dan mengecupnya, ternyata di buah perlirnya bersih,
rupanya telah di cukur oleh Nady, maka aku masukkan satu pelirnya ke mulutku dan
ku hisap perlahan, Nady pun mendesah
hhh…… ke enakan, masih ku hisap pelirnya spt sedang makan permen chupa chup,
tak lama aku hisap, ku kunyah perlahan, yang membuat desahan Nady menjadi
erangan panjang, «AAAKKKhhhhhh……… Mara……. pegel
aaaakkkhhhhhh……….. jangan stop……. enak Mara………» setelah ku
kunyah agak lama, di tariknya biji pelir dari mulut ku, dan dia masuk kan
kontolnya ke mulutku. Aku tak dapat menahannya karena tangan ku masih terikat di
meja itu, permulaannya aku cuma hisap kepalanya, setelah beberapa saat masuk
setengah dari kontolnya, dan Nady masih mengocok kontolnya di mulutku, sampai
pada akhirnya dapat ku telan ke seluruhannya. Setelah beberapa saat dia mengocok
kontolnya di mulut ku, di keluarkan kontolnya dari mulutku, dan kini dia
membalik kan badannya sehinggga kontolnya dapat di masukkan lagi ke mulut ku dan
dia bisa jilatin memek ku. lidahnya di keluar masukkan memek ku, yang membuatku
kegelian dan mendesah…… Nady tahu kalau aku ke enakan maka di hisapnya juga
itil ku, yang membuat aku semakin kegelian, dengan kontolnya di mulutku, aku
berusaha memberitahu dia untuk memasukkan kontolnya ke memek ku, tapi yang
keluar cuma «eeeemmhhh……. ontol a asukan e memek u aaaahh…..» aku berasa
ada yang masuk, tang ternyata jari nya dia. jarinya di kocokkan di memekku, dan
di hisapnya itil ku juga. aku sudah tak tahan lagi,
«uuuuukkhhhhhh……………. … aaaakhhhhh……………. » dan badan ku
mengejang beberapa saat, dan berasa seperti mau kencing, «cret…cret.. cret..»
aku berasa ada yang keluar dari memekku. Climaks ku telah sampai.
Nady juga berasa badan ku yang mengejang tadi, maka di cabut kontolnya dari
mulut ku dan turun dari meja periksa, dengan tersenyum dia bertanya «sudah
ngecret ya……. enak nggak ?…….» aku hanya tersenym saja, dan jarinya
masuk lagi ke memek ku, berlutut di ujung meja, diangkatnya kedua kakiku ke
pundaknya, dan kemudian dengan perlahan jarinya di masuk kan ke lubang pantatku,
aku berasa sakit «Nad………. jangan Nad….. sakit………
aaaakkhhh………» sambil ku angkat sedikit pantatku untuk menghindar, tapi tak
di hiraukan oleh Nady, masih juga di kocoknya lubang pantat ku. Memang lubang
pantat ku masih perawan, dan akupun nggak pernah memainkan nya. «Nad……….
dengar nggak sih…. sakit……… aaaakkhhh………» rengek ku, dan aku mulai
meronta ronta. dia turun dari meja, dan di ambilnya botol kecil dan di taruhnya
di perut ku, tulisan di botol «Vaseline» dia naik lagi ke atas meja, dan di
naikkan kakiku ke pundaknya lagi, «Nad….. jangan sakit lho……» di bukanya
tutup botol dan di coleknya salep itu dari botol dan di oleskan di lubang
pantatku, dan jarinya masuk sedikit, seolah olah mengolesi dinding bagian dalam
lubang pantatku itu. «sudah nggak sakit kan…….. sekarang, rileks saja
pantatnya, nanti kan berasa enak….» katanya sambil tersenyum ke aku.
Aku masih
berasa ada yang licin mengocok lubang pantat ku, sekitar 5 menit lubang pantat
ku di kocok dengan jarinya, lalu di cabut jarinya dari situ dan aku berasa lega,
dan kosong. Aku lihat di coleknya salep itu lagi, dan di oles kan ke lubang
pantat ku, dan ada sedikit sisa di usap kan ke kontolnya, dan dia ambil lagi
salep vaseline itu, dan kali ini di oles kan semuanya ke kontolnya. Kembali
jarinya masuk ke pantat ku, kali ini cuma sebentar, lalu di arahkan kepala
kontolnya ke lubang pantatku. kontolnya lebih besar dari jarinya, itu membuatku
panik, dan aku meronta, tanganku masih terikat di kaki meja, kakiku berusaha
menendang Nady, tapi dengan sigapnya dia amankan kakiku, dan dengan perlahan di
masukkan kepala kontolnya. Aku berasa kepala kontolnya yang besar itu berusaha
menerobos masuk. «Tam… relaks saja ototnya, jangan di tahan, kamu pasti berasa
enak nantinya……..» di cabutnya kontolnya, dan di olesi salep itu lagi,
dengan tersenyum memberi semangat dia berkata «santai saja….. jangan di
tahan». Aku berusaha sesantai mungkin, dan berusaha tidak memikirkan besar
kontolnya. Aku berasa kepala kontolnya dengan perlahan mulai di masukkan ke
lubang pantatku. ternyata benar juga, kalau aku kendorkan otot ku nggak terlalu
sakit. kepala kontolnya sudah hampir masuk semua, dan dia stop sebentar.
«benarkan……. mendingan sekarang….» dan sekarang mulai digerakkan lagi
masuk lebih dalam. AAaaakkhhhhh……………… Nad……… pelan pelan
donk……… sakit…. nngghhhh………. uuhhmmmmm………..» sekarang baru
terasa lumayan, nggak terlalu sakit, dan kocokan Nady dipercepat, tangannyapun
nggak tinggal diam, dadaku di remas nya, putingnya di pilin pilin nya yang kanan
dan kiri bergantian. dia nggak banyak omong, kalau sedang ngentot. setelah puas
main in buah dadaku. jari tangan nya mulai masuk ke memek ku lagi, dan membuat
aku kegelian, dia tahu kalau memek ku jadi sensitive, makanya memekku di korek
korek, pertamanya cuma dengan satu jari, dan lama lama, dia gunakan dua jari,
dan makin basah saja memek ku di buat nya. Nady akan masukkan jari yang ketiga
tapi aku bilang kalau sakit, dia nggak jadi masukkan, tapi itil ku sekarang yang
jadi sasaran, dan kali ini lubang pantat ku sedang di sumpal dengan kontolnya,
dan itil ku di main in ama Nady lyang membuatku tambah terangsang saja. dan lagi
aku berasa ingin kencing, aku hanya bisa menahan, sambil mengapit pundak Nady
kuat kuat, sampai dia merasakan tubuhku mengejang selama 30-40 detik, klimaks ku
tercapai lagi. Nady hanya berhenti sebentar, kontolnya masih di dalam lubang
pantatku, sambil tersenyum dia bertanya «klimaks lagi ya………., kok nggak
tunggu tunngu saya…….».
Perlahan di cabut kontolnya dari lubang pantatku, dia turun dari meja periksa,
«lepaskan tangan ku donk….. kalau sudah selesai, masa saya di ikat di sini
terus sampai senin nanti…» kataku, aku pikir dia mau sudahan.Nady hanya
tersenyum «aku mau kasih kamu yang lebih enak lagi, jangan kaget ya……..»
katanya, dan dia berbalik membelakangi ku, di ambilnya sesuatu dari tas
kecilnya, aku masih belum tahu apa itu. waktu berbalik aku hanya bisa terbengong
saja. ku lihat di kontolnya bergantung satu batangan lagi, spt penis mainan,
Nady menerangkan kalau ini cuma mainan, dia titip dari teman nya yang datang
dari luar negri, bahannya dari karet yang sudah di olah. dia naik lagi ke meja
periksa, dan kaki ku di naikkan lagi ke pundaknya. «Dy, masukin donk kontol kamu
ke memek ku………» rengek ku, kemudian aku berasa kalau ada yang masuk ke
lubang memekku, «apa itu…. yang masuk ??» tanya ku, «katanya mau di entot
pakai kontolku….. kamu kan bisa lihat yang mainan ada di sebelah atas……..»
sahut Nady. Memek ku sudah basah, jadi kontolnya Nady nggak perlu di kasih
salepnya itu. AAaahhhh………. aku hanya bisa mendesah, di kocoknya kontol
Nady disitu, dan tangannya pun nggak tinggal diam, mulai gerayangin aku punya
dada, wahh…….. rasanya selangit deh……… setelah 9-10 menit di cabut
kontolnya, «kok di cabut ??» tanyaku, «coba yang baru ah…..» jarinya Nady
masuk ke memek ku yang sudah basah ini dan di usapkan lendir dari memek ku ke
kontol mainan nya, dan dia juga usapkan ke kontolnya sendiri.
dengan perlahan di masukkan kontol mainan itu ke memek ku dan juga kontolnya ke
lubang pantat ku lagi. kali ini sudah mendingan nggak spt yang pertama kali. aku
terasa penuh sekali, ke dua lubangku terisi semua, Nady mengocok kontolnya
secara perlahan dan lambat laun di percepat, aku pun nggak mau kalah, ku goyang
juga pinggulku, sambil mengeliat dan meronta ronta kegelian, tangan ku masih
terikat di ujung ujung meja, jadi aku nggak bisa memegang apa apa. dan waktu di
masukkan kontol Nady ke lubang pantat ku otomatis kontol mainannya juga ikut
masuk ke memek ku, waktu di kocok rasanya ujung kontol itu bersentuhan di balik
dinding tipis di dalam ku. dari ekspresi mukanya aku bisa melihat kalau Nady
sedang konsentrasi, tapi kontolnya masih mengocok di kedua lubang ku, tapi
tangannya meremas remas dadaku, dan memainkan putingku, tak lama dia main dengan
buah dadaku, dia bilang kalau akan mencapai klimaks nya, dan aku bilang «tahan
dulu sebentar lagi aku juga akan ngecret juga» lalu aku pindahkan kaki ku ke
pinggang nya supaya dapat mengapit pinggang nya lebih erat. Setelah berhenti
sebentar, tapi kontolnya masih dalam lubang pantat ku, Nady mulai mengocok
kontolnya lagi di lubang pantat ku, dan kontol mainan nya di lubang memekku juga
ikut keluar masuk mengikuti kontolnya. Nady mulai dengan perlahan, dan makin di
percepat, tangannya masih meremas buah dadaku, dan tak berapa lama aku berasa
kalau mau sampai klimaks ku, dan kakiku mengapit pinggang Nady agak keras, dan
dia tahu kalau aku mau ngecret lagi, dan di percepat juga kocokannya. dari napas
nya aku juga berasa kalau dia juga hampir sampai ke klimiaksnya, akhirnya
«Akh…. Akh…. Akh…. ah………….. Naady……. Akh……………» dan
Nady pun berteriak «AAkkkhhhh………… uummmhhhhhhh………. mara enak……
aaahh…………….»
Aku lepas kan pinggang Nady, dan diapun dengan lemasnya berbaring di atas ku,
dan kaki ku masih mengapit pinggangnya. kurang lebih lima menit kita berbaring
tak bergerak di meja itu lalu dengan perlahan Nady bangun dan di ciumnya
bibirku, dan juga di belakang telinga ku, aku hanya mengeiat kegelian, lalu dia
kembali mencium bibirku lagi dan ku hisap lidahnya perlahan. setelah itu dia
berbisik «lain kali kalau mau lagi minta aja langsung jangan malu malu» sambil
tersenyum. Dia turun dari meja dan di lepasnya ikatan tangan ku. dan waktu aku
turun dari meja, aku berasa ada yang meleleh dari selangkangan ku ternyata pejuh
Nady keluar dari lubang pantat ku dan punyaku mengalir keluar dari memek ku.
Lubang pantat ku agak sakit utk beberapa hari. Dan sejak itu aku sering kerja
lembur dengan Nady. atau hanya menemani dia saja jika aku tidak ada kegiatan
lain.
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
1602