The Racers
HP-ku berdering. “Koswara”, kulihat nama di layar, dan aku gembira sekali dibuatnya.
“Mail, jadi nggak tarung kita malam ini?” katanya sambil tertawa tawa.
“Siapa takut?” jawabku.
Lalu Koswara berkata, “Jangan lupa bawa Sri, ya?”.
“Jangan kuatir, aku sudah bicara dengan dia, dan setelah kubujuk, dia setuju untuk ikut dalam ‘pertarungan’ kita. Bagaimana dengan Mina-mu?”.
“Beres” katanya.
Lalu, “Sampai jam delapan nanti, di lokasi biasa!” dan Koswara menutup pembicaraannya.
“Hmm, masih jam enam”, pikirku sambil berjalan ke ruang tengah dimana kulihat kekasihku sedang membaca email dari sahabat-sahabatnya sambil duduk di sofa dimana kami biasa memadu kasih.
Aku mengendap-endap dan kemudian dari belakang kusambar tengkuknya dengan ciuman dan tanganku langsung menyambar payudaranya dan meremasnya dengan halus namun dengan perasaan gemas.
“Aihh..” dalam keterkejutannya, Sri berseru.
Namun setelah sadar, dia lalu menyimpan laptop tersebut di sampingnya seraya berkata, “Kang, kamu senengnya bikin kaget orang aja.. Ya sudah, mendingan kita makan malam dulu yuk!” ajaknya sambil melepaskan tanganku dari buah dadanya.
Salah satu hal yang menggairahkan dari Sri adalah bahwa dia tidak pernah menggunakan bra di dalam rumah, kecuali kalau ada tamu. Jadi karena T-shirt yang digunakannya terbuat dari bahan yang tipis, yang tadi kurasakan pada genggaman tanganku adalah sensasi indah yang hanya dikenal oleh pria-pria yang telah memegang payudara wanita matang, seperti Sri-ku ini. Sensasi lembut, kenyal, hangat dan menggemaskan yang memenuhi telapak tangan dan perasaan pria dewasa!
Aku makan dengan lahap dan memuji muji buah tangan kekasihku ini, karena memang masakannya amatlah sesuai dengan seleraku, pedas dan agak manis. Sesuai dengan panasnya “permainanku” dan manisnya wajah kekasihku ini ketika orgasme melandanya! (itu sih menurutku).
Setelah kami selesai makan, aku melihat jam dan waktu menuju “pertarungan” hanya tinggal satu jam setengah.
Kemudian aku berkata, “Sri, masih ingat dengan yang Akang bicarakan dua hari yang lalu?”.
“Tentang apa, Kang?” matanya dengan nakal mengerling ke arahku.
Sambil tersenyum aku menjawabnya, “Tentang pertarungan Akang dengan Kang Koswara yang akan melibatkan kamu dan Mina itu lho”.
“Ooo, soal itu. Hari ini ya, Kang?” katanya sambil menggoda.
“Hmm, ternyata dia ingat”, pikirku.
“Ternyata dia menanti nantikan hari ini juga”.
Kemudian aku bergegas ke kamar mandi sambil menarik Sri untuk kami melakukan ritual pembersihan tubuh bersama sama, yang biasa kami lakukan setiap hari. Namun tidak seperti biasanya, kami tidak melakukannya sampai ke puncak, sore ini, karena ada tantangan lebih besar menunggu kami dalam pertarungan “Koswara VS. Ismail” malam ini yang membutuhkan energi dan stamina lebih!
Pukul 19.50, kami telah sampai di lokasi yang telah ditentukan. Kota Bandung hanya memiliki satu ‘arena’ yang sesuai dengan kebutuhan pertandingan malam ini. Mitsubishi Lancer-ku kuparkirkan dipinggir jalan masuk pintu tol, sambil menunggu Koswara datang. Kubiarkan angin malam yang sejuk memenuhi kabin mobilku yang kelak akan dipenuhi hawa panas nafsu manusia. Sri sudah keluar dan meregangkan tubuhnya untuk kembali menyiapkan diri membela Akang tercintanya. Tak lama BMW Koswara tiba, yang kemudian mengeluarkan dua sosok tubuh manusia yang sangat kukenal, Mina dan Koswara.
“Bagaimana, sudah siap, Mina sayang?” kataku nakal, menyambut sepasang kekasih yang sudah lama kami kenal.
Kulihat Sri mendelik kepadaku dan aku melempar senyuman dan kedipan mata yang membuatnya mengerti bahwa itu hanyalah taktik saja untuk menggoda Mina agar konsentrasinya pada pertandingan buyar.
Mina tersenyum saja namun Koswara berkata sambil tertawa, “Wah, terima kasih atas sambutannya dan kesediaan kalian untuk menunggu. Maaf kami terlambat, meskipun saya sudah tidak tahan untuk menerima layanan terbaik putri Sri, ha, ha, ha..”.
“Sudah, jangan banyak cerewet, waktunya sudah tiba untuk kita bertarung, jangan lupa, pemenang mendapatkan semuanya, OK!?” kataku sambil menutup pintu penumpang setelah Mina duduk manis di kursi penumpang di depan, dan bergegas duduk dibalik kemudi.
“OK!” seru Koswara, dan kulihat Sri disampingnya melemparkan kecupan kepadaku sambil tersenyum.
Kami masuk pintu tol Padalarang yang cukup sepi malam ini sehingga tidak menyulitkan proses start. Kami masuk berbarengan melalui dua pintu tol yang bersebelahan dan berhenti beberapa meter setelah pintu masuk. Aku di sebelah kiri dan Koswara di sebelah kanan, tidak ada kendaraan di belakang dan didepan kami. Kami saling pandang dan mengangguk, tanda dimulainya pertarungan! Mulailah kami memacu kendaraan dan pasangan kami di sebelahnya mulai sibuk.
Mina membuka kancing bajunya, satu persatu dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya bergerilya di sekitar pahaku. Aku tahu bahwa aku harus tetap konsentrasi untuk dapat memacu kendaraan secepat-cepatnya, tapi kelelakianku memaksaku melirik ke kiri dan kemudian menemukan sepasang gundukan daging yang kelihatannya teramat ‘nikmat’ untuk dikulum dan diremas remas!
Aku melihat kaca spion, Koswara berada sedikit di belakangku. Lancer-ku memang hebat akselerasinya, dan ini membuatku berani melepaskan tanganku dari tongkat persneling untuk meraba-raba dan meremas-remas payudara Mina yang memang indah itu dengan tangan kiriku sementara Mina semakin mendekatkan tubuhnya kepadaku dan mulai membuka ritsleting celanaku.
“Uh, semakin dekat dia, semakin sulit aku menyentuh buah dadanya”. pikirku.
Kemudian aku melepaskan tanganku dari payudaranya dan berkonsentrasi ke pertarungan karena kulihat BMW Koswara tiba tiba ada disisi Lancer-ku. Kulihat Sri juga sedang sibuk merangsang nafsu Koswara agar konsentrasinya kepada pertandingan terganggu! Kulihat Sri sedang berusaha keras melakukan hal itu, karena sampai saat ini kelihatannya usahanya kurang berhasil dengan berhasilnya Koswara melewati aku sambil tertawa-tawa. Tapi aku maklum, karena memang jalanan yang sedang kami lalui adalah tanjakan yang cukup curam yang kurang menguntungkan Lancer-ku, sedangkan bagi BMW-nya Koswara, jalan seperti ini merupakan makanan empuk.
“Lihat saja sebentar lagi, Kos” pikirku sambil menikmati belaian tangan Mina di penisku yang sudah menegang hebat karena seluruh tubuhku menerima rangsangan hebat dari kekasih Koswara di sampingku ini.
Enam menit berlalu. Mina mempermainkan ‘telur’-ku dengan tangannya dengan lembut.
“Ah, Koswara, engkau memang beruntung mendapatkan cewek ini!”, batinku.
Mina begitu pandai dengan tangannya sehingga membuatku hanyut dalam buaian nafsu yang sudah melanda seluruh tubuhku. Elusan elusan Mina di leher dan perutku sangat membuatku ingin cepat pulang dan menikmati Mina. Belum lagi jari jarinya yang sudah dia basahi dengan cairan vaginanya, digosok-gosokkan ke puting susuku! Dan tentunya yang terhebat adalah rangsangannya di sekitar kejantananku, membuatku serasa mabuk dan melayang.
BMW Koswara sduah agak jauh di depan. Aku terbuai.
“Aku harus mendapatkan cewek ini!”, teriakku di dalam hati.
Kemudian aku berpikir, jika aku kalah dalam pertarungan ini, aku akan kehilangan Sri selama seminggu, kehilangan Lancer kesayanganku dan betapa besar malu yang harus kutanggung. Tapi jika aku menang, aku akan mendapatkan cewek di sampingku ini dan menikmatinya selama satu minggu penuh! Untunglah, pikiranku kembali masuk kedalam otakku dan memompa konsentrasiku kembali ke pertarungan. Meskipun aku tahu bahwa rangsangan rangsangan diseluruh tubuhku ini juga sangat berperan dalam mengembalikan semangat juangku untuk memenangkan pertarungan ini. Rangsangan rangsangan yang begitu ah..
Delapan menit berlalu, kami ada di ruas Kopo - Moh. Toha.
BMW Koswara kelihatan agak kehilangan kontrol! Aku kaget, karena mengkhawatirkan keselamatan Sri didalam mobil itu. Kelihatannya mobil itu agak melambat, namun keadaannya tidak membahayakan. Hal ini membawa kesempatan besar bagiku untuk membalikkan posisi. Sambil melewati BMW Koswara yang sedang melambat, kuperhatikan Sri hilang dari kursi penumpang! Wah, rupanya kekasihku yang hebat dalam menggunakan mulutnya sedang menyerang sainganku dengan senjatanya yang terhebat!
“Enak sekali kau, Koswara! Menikmati mulut kekasihku yang bisa menjadi lembut dan membuai ketika dia mengulum penisku, atau menjadi beringas ketika mampir di tubuhku dengan gigitan gigitan yang seringkali membawaku ke langit ketujuh” batinku berseru.
“Ah, biarlah! Dia hanya punya kesempatan empat menit lagi untuk menikmati Sri-ku, tapi aku akan menikmati Mina-nya seminggu penuh!” kataku dalam hati dengan girang.
Mengetahui aku tidak lagi dapat ditaklukkan oleh tangannya yang hebat, Mina mulai menggunakan kepalanya menyerang penisku. Hangat dan basahnya mulut Mina kembali membuatku terbuai. Dia menjilat jilat batang penisku dari bawah sampai ke kepala penisku yang mana membuatku merinding dengan nikmat! Namun kehebatan mulut Sri-ku tidak dapat ditandingi oleh Mina. Sri saja baru dapat membawa aku ke puncak dengan mulutnya selama 5 menit. Sedangkan kami sudah ada di bagian akhir tol Padalarang - Cileunyi dan paling-paling waktu tersisa tinggal 2 menit kurang. Oleh karena itu, kunikmati saja belaian lidah dan kocokan bibir Mina di penisku tanpa harus kehilangan konsentrasi.
Koswara telah tertinggal cukup jauh, sekitar 20 detik.
Dan memang seperti yang telah kukira, aku pertama masuk gerbang tol Cileunyi sebagai penakluk! Langsung kuparkirkan Lancer kesayanganku ini agak jauh dari mulut tol, dibagian yang agak sepi. Di sana aku melanjutkan pertarunganku dengan Mina, yang sudah sah sesuai dengan kesepakatan, kumiliki selama seminggu. Ternyata Mina juga sangat menginginkanku, setelah dia melihat ‘daya tahan’ dan keperkasaanku.
Kurebahkan sandaran kursi depan, baik kursi penumpang dan kursi pengemudi sementara Mina melucuti seluruh pakaiannya dengan tergesa gesa sambil menahan nafsunya yang kurasakan dari nafasnya yang memburu. Kami berguling ke jok belakang dan kemudian aku menaikkan sandaran jok depan kembali seperti semula sehingga ruangan di kabin belakang mobilku terasa agak luas.
Kubaringkan Mina di jok belakang sambil aku menikmati kelembutan, kekenyalan, dan kehangatan buah dadanya dengan mulutku. Mina merem melek menikmati permainan lidah dan mulutku sambil mendesah-desah kecil. Tak kubiarkan tanganku menganggur. Jari-jari tanganku yang telah sering membawa Sri kepada kenikmatan orgasme mulai menggerayangi daerah perut bawah Mina. Kudengar BMW Koswara berhenti disamping Lancer-ku. Namun setelah itu, tak kudengar pintu terbuka.
“Hmm, ternyata mereka juga sudah tak tahan” pikirku.
Setelah beberapa lama menggerayangi perut bagian bawah dan daerah sekitar kewanitaan Mina, Mina tak tahan lagi ingin mendapatkan lebih dari itu dan dia merengek, “Kang, bunuh saja aku dengan ‘pedangmu’..” katanya.
Aku tidak ingin cepat cepat. Aku mulai mainkan jariku di klitorisnya, dengan lembut.
“Ahh..” Mina melonjak dengan kaget karena tidak menyangka daerahnya yang sangat peka ‘diserang musuh’.
Kutambah kualitas permainan jari jariku pada klitorisnya, dan ditambah permainan lidah dan mulutku di kedua puting susunya secara bergantian, tubuh Mina bergelinjang hebat seperti mendapat ’siksaan’, meskipun yang sekarang sedang dirasakannya adalah kenikmatan tiada tara.
“Kang Isshh.. ahh..” demikian terus desahan desahan nikmat yang merupakan ekspresi jiwa yang dilanda kenikmatan.
“Ooohh..” jeritan panjang Mina memenuhi ruangan kabin Lancerku.
Aku tak jua melepas mulutku dari buah dadanya sedangkan tanganku tak dapat kulepaskan dari jepitan pahanya. Tubuh Mina mengejang hebat dan aku ikut merasakan betapa dahsyatnya orgasme menyelimuti tubuh mungil kekasih sahabatku ini. Beberapa saat lewat, orgasme Mina mulai surut. Aku mengangkat kaki kiri Mina sehingga pintu gerbang kenikmatan cewek ini terbuka lebar, siap untuk dikunjungi tamu yang bisa memuaskan dahaga kebutuhan biologisnya.
Tanpa menunggu Mina menyelesaikan orgasmenya, aku mulai memasukkan penisku kedalam vaginanya.
“Wah, tidak terlalu ‘becek’, meskipun cewek ini baru saja mengalami orgasme” penisku merasakan kehangatan lubang kemaluan cewek ini.
Ruangan dalam vagina cewek ini bisa kurasakan dengan penisku karena tidak terlalu basah. Vagina-nya penuh dengan tonjolan tonjolan yang meskipun sangat banyak dan merangsang hebat penisku, namun terasa sangat lembut diseluruh penisku.
Beberapa kali doronganku membuat Mina kembali terangsang hebat dan kembali mendesah desah tak karuan, “Aahh.. Uhh, Kang Isshh.. enak..”
Akupun begitu menikmati pijatan pijatan dan gesekan gesekan halus dinding vagina-nya yang hangat, sampai sampai tak sadar bahwa BMW sebelah telah mengeluarkan dua orang manusia yang penuh dengan keringat dan masing masing tersenyum puas.
Tiba tiba Mina mencengkeram punggungku dan berseru tertahan, “Kang Ishh, aku.. ohh..”
Sebenarnya akupun sudah akan sampai ke puncak kenikmatan pada beberapa detik yang lalu, namun karena latihan konsentrasi yang aku dapat selama pertarungan pertarungan yang lalu membuat aku dapat menahan jebolnya pertahanan terakhirku selama beberapa detik. Namun mengetahui betapa Mina tengah menikmati orgasme yang begitu nikmat, akupun ingin mereguknya bersamaan dengan gadis manis ini.
Kubiarkan pertahanan terakhirku bobol oleh pijatan pijatan vagina Mina yang berkontraksi dengan kuat. Kusemprotkan semua spermakuku ke dalam liang kemaluan cewek ini sambil mengejang hebat. Kepalaku mendongak, menggapai surga. Ah, betapa indahnya saat-saat itu!
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
1391