Horny Banged
Nama saya Eva , 22 tahun. Saya seorang mahasiswi yang sedang kuliah di
Coventry, saya mengambil jurusan ilmu sosial. Sekarang saya ingin
menceritakan pengalaman pribadi saya, jadi saya tidak lagi menceritakan
tentang hasil riset saya bersama 2 teman saya.
Tanggal 11 Maret 2001, pukul 15:45 saya terbangun dari tidur siang saya,
masih terasa semua badan saya letih dan pegal-pegal semua mungkin akibat
dari perjalanan jauh saya tadi malam dari Lecce. Saya lihat sekeliling
kamar saya masih berantakan, dan masih terlihat satu vibrator karet di
sebelah komputer, majalah-majalah berserakan, baju-baju yang belum saya
masukan ke dalam mesin cuci dan beberapa barang yang merusak pemandangan
mata.
Sejenak saya berdiam dan berusaha mengumpulkan tenaga untuk bangkit dari
tempat tidur, hingga akhirnya terdengar suara bel. Sesungguhnya masih
malas sekali saya untuk menerima tamu pada saat itu. Tapi apa boleh buat,
saya harus membukakan pintu.
Akhirnya dengan masih menggunakan kaos T-shirt dan celana pendek jeans dan
rambut saya yang masih agak kusut sedikit, saya bukakan pintu. Wah,
ternyata si Gillian yang datang, tampak ia membawa dua bungkus kantong
plastik, entah apa isinya. Seperti biasa, ia langsung masuk ke dalam.
Sambil berjalan masuk ia mengatakan bahwa ia baru membeli 2 kaset video
blue film dan beberapa makanan ringan serta soft drink. Ia mengatakan pula
bahwa ayah dan adiknya akan datang menengoknya tanggal 4 Maret. Ia tampak
gembira sekali, masih tampak dengan jelas kelakuan teen. Ia langsung
menuju ke dapur, ia buka refrigerator dan ia masukan beberapa kaleng
minuman ringan sedangkan makanannya ia taruh di atas meja di dekatnya.
Gillian adalah orang Italy, ia berumur 20 tahun dan ia adalah adik
kelasku. Ia cantik sekali, badannya yang proposional, ia banyak
digandrungi laki-laki di kampus.
Saya tidak peduli apa yang akan ia lakukan lagi setelah itu, sehingga saya
memutuskan untuk masuk ke kamar dan berusaha merapikan dan membersihkan
kamar saya yang sangat berantakan. Saya taruh barang-barang pada tempat
semula saya ambil hingga beberapa kali saya keluar masuk kamar. Saya lihat
sepintas Gill sibuk menyalakan video dan ia ingin melihat film yang baru
ia beli. Saya vacum, saya lap pada bagian tertentu dan saya semprot
sedikit dengan pengharum ruangan, setelah semuanya saya kira sudah cukup,
saya mandi.
Cukup lama juga saya di dalam kamar mandi, saya ingin melepaskan semua
rasa lelah saya yang masih tersisa. Saya berendam dengan air hangat,
sambil mendengarkan musik dari radio dengan walkman.
Setelah selesai, saya berpakaian, dan saya tidak mendengar ada tanda-tanda
kehidupan dari Gill, saya penasaran apa gerangan yang ia lakukan?
Oh My Godness, rasanya saya tidak percaya dengan apa yang saya lihat.
Gillian sedang menonton blue film sambil mengemil makanan kecil dan tampak
sedikit berantakan. Ia tampak serius sekali melihat filmnya. Saya duduk di
sebelahnya, dan menghadap ke TV, tampak di layar TV, satu perempuan sedang
disetubuhi dengan 3 laki-laki. Kelihatannya Gill mengikuti dengan serius,
ia tidak menggubris saya.
"Agh, blue film.. rasanya bosan sekali saya melihat blue film, adegan yang
dipertontonkan hanya itu-itu saja, yang berubah hanyalah pemainnya saja.
Huh..." pikir saya dalam hati melihat pertunjukan di TV. Akhirnya saya
putuskan untuk tetap duduk dan posisi saya sedikit agak turun sehingga
pangkuan pada tubuh saya hanyalah kedua siku dan pantat serta kepala
bagian belakang saja. Karena saya tidak berminat apa-apa terhadap yang ada
di TV, saya menerawang ke atas, saya memikirkan keluarga saya di Jakarta,
saya jadi memikirkan mama, adik dan saudara-saudara. "Sedang apa ya mereka
sekarang?" tanyaku dalam hati. Saya pun ingat pada beberapa kejadian dan
kenangan manis dengan pacar saya William. Rasanya lama saya berkhayal
sedangkan Gill tetap sibuk dengan kegiatannya. Hingga akhirnya, ia membuka
pembicaraan yang sempat membuat saya kaget.
"Ev, apa kamu lihat begitu hebatnya pria Greek itu, dia begitu jantan
sekali... Ooh, saya menjadi terangsang sekali.." katanya sedikit menggebu.
"Mmm... bolehkah saya masturbate di sini? Ev? Saya benar-benar ingin
berfantasi berhubungan dengan keparat Greek itu.." tanyanya sedikit
terbata-bata takut saya menolak dan mohon kepada saya untuk
membolehkannya.
Saya diam sejenak, saya lihat ke arahnya, dan ia menengokku juga. Tampak
sekali bahwa ia sudah benar-benar terangsang akibat dari apa yang telah ia
lihat. Raut wajahnya terlihat merah padam seakan menyatakan akan gairah
seksnya yang terpendam. Saya tersenyum padanya, saya benar-benar tersenyum
melihat kelakuannya dan bahasa tubuhnya.
Tanpa menjawab pertanyaan sekaligus permintaannya, saya beranjak dari
tempat duduk, saya bangkit dan menuju ke dalam kamar. Dalam perjalanan,
Gill mengatakan pada saya sambil melihat saya ingin tahu ke mana saya
pergi, ia mengatakan dengan memelas, "Saya benar-benar terangsang, Ev..."
Saya mengambil satu vibrator saya yang dapat bergetar dan bergerak naik
turun kira-kira panjangnya 8 inches, dan saya keluar dari kamar, sambil
membawa vibrator di tangan. Saya melihat wajah Gill begitu senang, ia
tampak tersenyum. Manis sekali senyumannya. Saya serahkan vibrator saya
pada dia sambil mengatakan, "Gill, kalau kamu mau masturbate, gunakan ini,
ini akan sangat membantumu..." Setelah menyerahkan pada Gill, saya pergi
ke dapur, saya mencari-cari makanan dan membuat 2 gelas teh. Saya
benar-benar merasa lapar sekali. Saya ingat-ingat, terakhir saya makan
adalah tadi pagi sekitar jam 04:30.
Saya membuat mie instan 2 bungkus sambil menunggu matang, saya intip
Gillian dari kaca jendela. Astaga! Dia sudah masturbate! sedangkan
pertunjukan yang ada di TV sudah berubah, tampak di layar TV seorang
laki-laki yang sedang dikerjai oleh dua wanita, penisnya dihisap,
sedangkan yang satunya lagi sedang menikmati setiap hisapan, jilatan
laki-laki tersebut pada vaginanya. Tampak Gill sedang mengeluar-masukan
vibrate milik saya, walaupun kurang jelas sebab ia duduk membelakangi
saya.
Sekali lagi, saya tidak peduli dengan apa yang sedang saya lihat, saya
tetap melanjutkan kegiatan saya memasak mie instant dan memakannya
sendirian. Beberapa kali terdengar lengkuhan dan desahan Gill, rasanya ia
menikmati apa yang sedang ia lakukan. Saya tetap makan dan
menghabiskannya.
Setelah selesai, dan mencuci piring kotor serta membersihkan beberapa
bagian yang kotor, saya kembali kepada Gillian. Pelan-pelan saya berjalan
mendekatinya, hingga akhirnya saya berdiri beberapa meter di belakangnya.
Saya dapat melihat dengan jelas apa yang dia lakukan, saya pun dapat
melihat dengan jelas bibir vagina serta payudaranya yang bulat dan putih.
Ia hanya menurunkan celana dalamnya hingga lututnya dan ia merenggangkan
sedikit kedua pahanya. Ia sibuk mengeluar-masukan vibrate dengan frekwensi
bervariasi, kadang pelan dan halus, namun kadang juga cepat dan sedikit
kasar. Sedangkan tangan kanannya mengusap-usap bibir vaginanya bagian atas
sesekali meremas payudaranya sendiri bergantian.
Wow, pemandangan yang sangat mengasyikan buat semua laki-laki tentunya.
Namun saya sungguh tidak terangsang dengan apa yang saya lihat atas Gill
sebab saya masih normal, saya hanya suka pada kaum pria. Memang saya akui
bahwa saya sedikit terangsang tapi itu bukan karena melihat tubuh Gill,
melainkan terangsang karena apa yang saya lihat dari apa yang ditayangkan
di TV. Terlihat di layar TV, seorang perempuan memompa penis yang berada
di dalam vaginanya sedangkan wanita yang lain, sedang berusaha menjilati
penis yang sedang keluar masuk di dalam vagina temannya. Wow, fantastic!
Hingga akhirnya saya tidak tahan, saya raba sedikit kemaluan saya dari
balik celana pendek saya. Beberapa kali saya melakukan rangsangan pada
diri saya sendiri. Rasanya dengan posisi berdiri kurang nyaman, akhirnya
saya putuskan untuk duduk di sofa dekat Gill. Ketika saya datang, rupanya
Gill sedikit kaget, tampak dari tubuhnya yang sedikit tersentak melihat
kehadiran saya.
Dia benar-benar tidak menduga, dan yang membuat saya ingin tertawa adalah
pada saat itu pula ia orgasme, jelas sekali ia bergetar, dan mengeluarkan
vibrate dari dalam vaginanya dan sambil merapikan posisi duduknya. Ia
tampak nervous, sungkan, malu, entah apalagi. Sambil merapikan duduknya,
ia agak berdiri dan berusaha merapikan pakaiannya terutama celana dalam
yang berada di bawah dengkulnya pada saat ia berdiri.
Melihat sikap yang gelagapan yang dilakukan oleh Gill, mata saya melihat
ada beberapa tetes lendir dari dalam vaginanya yang jatuh di karpet.
Sepertinya ia tahu apa yang saya lihat, ia buru-buru menunduk berusaha
untuk membersihkannya, namun dengan cepat saya katakan padanya sambil
mendekatinya dan menepuk-nepuk pundak kirinya, "It's ok.. it's ok.. I can
feel what's your feel.. it's ok... I'll not angry.."
Setelah itu saya masuk ke dalam kamar, saya mengulang kembali kejadian
yang baru terjadi beberapa menit yang lalu sambil tersenyum sendirian.
Pada saat saya membayangkan yang baru saja terjadi, terlintas dalam
pikiranku bahwa saya ingin membeli roti di mini market dekat flat saya
untuk sarapan besok sebelum saya berangkat ke kampus. Saya langsung
meloncat dari tempat duduk lalu berdiri dan keluar dari kamar. Saya lihat
di jam dinding menunjukan pukul 16:20, saya teringat bahwa Raymond dan
Middleton teman saya ingin datang ke sini untuk mengerjakan tugas untuk
besok. Mereka mengatakan bahwa mereka akan datang jam 17:00. Wah, saya
benar-benar bingung mengingat waktu yang mungkin tidak cukup.
Akhirnya dengan sedikit terburu-buru, saya ambil sweater, jam tangan dan
berganti celana panjang. Saya berlari kecil keluar kamar. Sambil berlalu,
saya katakan pada Gill bahwa nanti andai ada Ray dan Middlenton datang,
bukakan pintu, katakan pada mereka saya sedang keluar beli roti di blok
12. Belum terdengar jawaban dari Gill, saya langsung menutup pintu.
Akhirnya saya dapat berbelanja keperluan saya secepat mungkin dan saya
kembali lagi ke flat. Sesampainya di depan pintu, saya lihat jam tangan
saya menunjukan pukul 16:50. Ugh, lega rasanya, dan sepertinya masih ada
waktu 10 menit lagi untuk mandi sebelum mereka datang. Setelah membuka
pintu, saya kaget melihat bahwa ternyata Raymond dan Middleton sudah ada
di dalam. Tampak Raymond dan Gillian sedang menonton TV yang acaranya
sepak bola sedangkan Middleton sedang berusaha membuka sebuah botol wine
dengan wine opener.
Setelah saya tanyakan kapan mereka tiba dan sedikit berbasa-basi, saya
menghampiri Raymond dan membisikan dari belakang padanya tentang Gillian,
sambil tetap membawa beberapa bungkus plastik belanjaan saya. Raymond
rupanya tersentak, ia langsung menoleh pada saya dan menanyakan sekali
lagi, untuk meyakinkannya dan saya jawab dengan anggukan saja dan ia pun
tersenyum.
Saya pun menaruh barang-barang belanjaan saya, lalu saya pamit untuk mandi
sebentar. Entah dari mana asalnya, pada saat saya mandi, terlintas kembali
adegan film yang saya lihat sebelum saya pergi belanja. Saya begitu
terangsang sekali hingga tanpa saya sadari saya menyabuni tubuh saya
dengan lembut dan tangan saya melakukan hal-hal yang merangsang diri
sendiri. Saya sentuh dengan lembut klitoris saya, saya remas dengan lembut
payudara dan sesekali pula saya masukan satu atau dua jari tangan saya ke
dalam vagina saya. Entah berapa lama saya melakukan itu, hingga akhirnya
saya orgasme. Setelah itu saya mencuci vagina saya dan saya sabuni seluruh
tubuh saya sekali lagi, terlintas dalam pikiranku, bahwa setelah ini saya
akan Online di internet, saya akan menonton video XXX melalui internet.
Seperti niat saya di dalam kamar mandi, setelah saya berpakaian, saya
nyalakan komputer untuk masuk dalam dunia cyber. Sambil menunggu connect,
saya keluar sebentar untuk mengambil segelas air putih sambil ingin
melihat apa yang sedang terjadi dengan teman-teman saya. Saya lihat,
Middleton sedang menikmati wine-nya sambil ikut menyaksikan apa yang
ditayangkan pada TV. Sekejap saya lihat apa yang ada di TV. "Ooo..
ternyata blue film lagi... wah, ini pasti idenya Raymond, tapi apa idenya
Gill?" tanyaku dalam hati. Saya lihat Raymond dan Gillian sedang duduk dan
serius memperhatikan film yang ada. Mereka kelihatan tegang sekali, bisa
saya lihat dari raut wajah mereka berdua sedangkan Middleton tampak lebih
santai sebab ia sambil menikmati wine yang ada di hadapannya. Saya
tersenyum kecut melihat ini.
Setelah saya ambil satu botol air putih dan satu gelas kosong, saya
kembali ke kamar saya sambil tetap melirik kelakuan teman-teman saya, saya
kembali tersenyum dan saya lihat Middleton sedang meneguk wine-nya.
Saya lihat bahwa komputer saya sudah siap, dengan cepat saya connect,
sambil menunggu permintaan saya untuk dapat menonton blue film di situs
Swedenteen, saya check e-mail, siapa tahu ada kabar dari William atau dari
keluarga saya, saya pun ingin memberi kabar pada mereka (termasuk William)
bahwa mungkin pada akhir bulan Maret, saya akan pulang ke Indonesia, saya
katakan bahwa saya libur 1 bulan (walaupun sebenarnya hanya kira-kira 2
minggu), saya sampaikan pula salam kangen dan salam sayang buat mereka dan
pesan agar mereka menelepon saya sebab saya kangen dengan mereka.
Setelah gono-gini, akhirnya saya dapat menonton blue film, dan saya pilih
orgy diantara banyak pilihan yang lainnya. Adegan demi adegan saya tonton
dengan serius hingga akhirnya saya pun merangsang diri saya, saya raba
dengan lembut vagina saya naik turun dari luar celana ketat saya,
nampaknya sudah agak lembab oleh beberapa lendir yang keluar. Saya buka
bra dan saya lempar ke tempat tidur, lalu saya remas dan berusaha
menghisap sendiri payudara saya yang berukuran 34, saya mainkan puting
saya, saya pilin dengan pelan-pelan dan lembut.
"Uuuh.. ahhh.." saya mendesah karena nikmat yang saya lakukan sendiri.
Saya membayangkan bersetubuh dengan pria, saya bayangkan ada sebuah penis
yang dapat saya kulum atau masukan ke dalam vagina saya seperti tampak
pada monitor komputer. Beberapa kali saya mendesah pelan.
Tiba-tiba terdengar 2 kali pintu kamar diketuk dan langsung dibuka begitu
saja tanpa menunggu jawaban dari saya, saya sungguh kaget. Terlihat
Middleton muncul di balik pintu, sebelum ia mengatakan sesuatu, saya
tanyakan padanya di mana Raymond dan Gillian. "Mereka telah memulai
bersenggama, Ev.." jawabnya. Setelah mendengar jawabannya itu, saya dapat
menyimpulkan apa maksudnya apalagi saya lihat di balik celana pendek
Hawaii-nya terlihat penisnya menegang, entah itu gara-gara film atau
gara-gara Raymond dan Gill. Saya tersenyum kecil. Sambil mengangkat tangan
kanan saya dan menandakan supaya ia mendekat, ia pun mendekati saya yang
masih duduk di depan komputer sedangkan di layar monitor tetap menampilkan
blue film orgy. Setelah dekat, Middleton melirik ke layar monitor
sedangkan tangan kanan saya, berusaha menjamah penisnya dari luar celana
pendeknya.
Agh, akhirnya saya dapat memegang penisnya itu, dan Middleton tetap
melihat pada layar monitor. Saya usap-usap sebentar dari luar penisnya
sebelum saya turunkan celana pendek itu. Wow, ternyata dia sudah
terangsang sekali, terlihat dari ukuran penisnya yang sudah keras dan
besar. Saya turunkan sedikit celana pendeknya hingga tampak penisnya yang
sudah tegang dan naik ke atas seolah-olah mengacung-acung. Saya remas dan
saya kocok pada batang penisnya diiringi dengan mendekatkan kepala saya
pada penisnya. Saya julurkan lidah saya pelan-pelan hingga mengenai ujung
penis Middleton, saya kulum dengan begitu lembut dan saya berusaha
menghayati atas setiap kuluman saya sendiri. Saya turunkan arah jilatan
lidah saya pelan-pelan hingga melewati batang penis lalu pangkal penis
sehingga saya dapat menikmati dua buah bola yang menggantung di bawah
penis. Saya hisap dengan lembut satu demi satu bergantian. Saya lirik
mimik Middleton. Aghh, rasanya ia pun menikmatinya, ia memejamkan matanya,
ia mendesah dengan pelan. Ia pegang bagian belakang kepala saya dengan
tangan kirinya seakan ingin mendorongkan kepala saya hingga saya dapat
mengulum penisnya.
Saya mengarahkan lidah saya ke atas lagi setelah puas dengan dua buah
bolanya, saya julurkan lidah saya hingga menyapu semua daerah yang dilalui
oleh lidah saya hingga kembali lagi ke ujung penis, saya mainkan sebentar
lidah saya di lubang penis, saya jilat lubang itu dengan tidak teratur ke
kiri dan ke kanan sehingga kepala saya pun bergerak-gerak, tubuh Middleton
bergetar atas kenikmatan yang ia rasakan.
Saya mulai mengulum penisnya sedangkan tangan kanan saya menaik-turunkan
kulit pada batang penisnya. Ingin rasanya saya lumat dan masukan semua ke
dalam mulut saya namun saya tidak mampu menelan semua itu, penisnya yang
berurat dan begitu besar, hampir sama dengan vibrator yang saya miliki.
Ketika saya sedang menikmati setiap kuluman saya pada penis Middleton,
tangan kanan dan kirinya memegang kepala saya lagi, gerakannya
memaju-mundurkan kepala saya. Untung ia melakukan itu tidak lama sebab
saya sudah merasa tidak dapat bernafas oleh tertutupnya semua rongga mulut
saya dengan penisnya yang sesekali terdengar suara dari dalam mulut saya.
Sebentar saya keluarkan penis itu dalam mulut saya dan saya menarik nafas
beberapa kali dengan posisi tangan Middleton tetap pada belakang kepala
saya. Ia cengkeram lebih kuat sedikit dan berusaha untuk mengangkat kepala
saya. Sambil mengikuti arah tangannya pada kepala saya, tangan kiri saya
memegang penisnya. Setelah wajah saya mendekat, dilumatnya bibir saya dan
dimasukan lidahnya dalam mulut saya, ia mencari lidah saya, ia gigit kecil
bibir bagian bawah sedangkan saya mengikuti alurnya dan tanga kiri saya
tetap mengocok-kocok batang penis. Namun semua itu tidak lama, setelah
kira-kira saya dapat melarikan diri dari ciumannya, saya kembali ke bawah,
saya lepas lumatannya. Kembali saya kulum dengan penuh nafsu penis yang
ada di hadapan saya. Saya hisap dalam-dalam semampu saya dan saya mainkan
lidah saya sebentar di ujung penisnya.
"Aghhh..." desahnya. Saya tidak peduli dengan kenikmatannya, saya
lanjutkan kuluman saya, saya tetap jilat setiap milimeter bagian penisnya
hingga terasa ada rasa asin sedikit. Tanpa dikomando, saya berdiri dan
mendekatkan wajah saya pada wajahnya, dilumatnya seisi mulut saya olehnya.
Saya pegang penisnya dengan tangan kanan sambil sesekali mengocoknya
sedangkan tangan kiri, saya gunakan untuk meremas beberapa kali pantatnya
sambil meraba dengan halus.
"Ev, gantian saya duduk ya?!" katanya kemudian, dan ia pun duduk di depan
komputer di mana saya duduki sebelumnya. Ia dorong sedikit ke belakang
hingga kakinya sekarang dapat menjulur ke bawah. Tampak penisnya tegak
berdiri mengarah ke atas dan bergerak ke kiri dan kanan sesuai dengan
gerakan tubuhnya. Sambil mencari posisi yang nyaman, saya melepaskan
seluruh pakaian saya mulai dari celana hingga bra saya. Ia langsung
memegang vagina saya dengan tangan kanannya, ia mainkan bagian atas vagina
saya dengan jempolnya. Ia gesek-gesekan dengan lembut. Ugh, enak sekali
rasanya.
Karena saya pun sudah terangsang sekali, saya tidak memberi kesempatan
pada Middleton untuk menimati vagina saya. Lalu saya bergerak melangkahi
tubuh Middleton dengan arah menghadap ke layar komputer. Setelah saya rasa
sudah pas, sambil tetap memegang penisnya dengan tangan kanan saya,
perlahan saya turunkan tubuh saya perlahan-lahan hingga akhirnya ujung
vagina saya menyentuh ujung penisnya. Perlahan saya turunkan, dan berusaha
mendesakan penisnya agar dapat masuk ke dalam vagina saya dengan pantat.
Terasa sudah mulai masuk pada bagian ujungnya, namun saya tetap berusaha
untuk mendesakan lagi, saya turunkan perlahan-lahan tubuh saya. Dan
akhirnya entah sudah berapa centi yang masuk dalam vagina saya, saya
rasakan getaran pada tubuh saya sendiri. Saya tahan sebentar untuk
menikmatinya lalu berusaha lagi untuk menurunkan tubuh saya. Oh nikmat
sekali rasanya pada saat penis itu masuk lebih ke dalam, menusuk ke dalam
di vagina saya. "Aghhh... sssttt.." desah saya menikmatinya.
Setelah dengan sedikit usaha saya tadi, akhirnya penis itu menyelinap
masuk dan vagina saya menjepit dengan kencang dan Middleton memegang kedua
belah pinggul saya dengan kedua tangannya. Sulit diungkapkan dengan
kata-kata tentang apa yang saya rasakan pada saat penis Middleton menyelip
diantara kedua buah bibir vagina saya.
Pelan-pelan saya mulai menaik-turunkan tubuh saya dan tangan saya bertumpu
pada meja komputer. Saya kerahkan segenap kemampuan saya untuk bertahan,
saya coba mengatur nafas yang terengah-engah. Kenikmatan yang saya rasakan
membuat saya merasa tidak dapat bergoyang dengan cepat, dibantu dengan
tangannya yang memegang erat pinggul saya, akhirnya saya dapat bergerak
lebih cepat. Sesekali saya melihat vagina saya yang sedang naik turun,
tampak sekali salah satu bagian vagina saya seolah-olah ingin ikut keluar
pada saat saya menaikan tubuh saya. "Ooohh..." desahku beberapa kali
menahan nikmat.
Setelah saya merasa terbiasa dengan penis Middleton yang cukup besar itu,
saya mulai dapat menggoyangkan pinggul saya ke kiri dan ke kanan. Makin
cepat saya menggerakan tubuh saya, semakin nikmat rasanya, dan akhirnya
saya pun tidak dapat menahan puncak birahi saya. Pada saat saya ingin
orgasme, saya tekan seluruh tubuh saya kuat-kuat ke bawah sehingga
penisnya masuk ke dalam seluruhnya.
"Aagghhh..." saya tidak dapat menahan getaran pada tubuh saya pada saat
saya menyemprotkan lendir dari dalam dan getaran pada vagina saya. Dan
saya berdiam sebentar untuk menikmati setiap semprotan dari dalam tubuh
saya. Saya lihat lagi sepintas ke bawah dan penisnya masih dengan kerasnya
tetap berapa di dalam vagina saya.
Kembali saya gerakan tubuh saya naik turun, walaupun tidak seperti
sebelumnya, saya coba untuk mengocok penisnya di dalam vagina saya.
Semakin cepat gerakan saya, semakin keras desahan Middleton. Rasanya saya
dihipnotis oleh kenikmatan yang saya rasakan. Middleton kembali memacu
tubuh saya dengan tetap memegang pinggul saya dan sesekali meremas
payudara saya yang bergerak naik turun tidak beraturan, ia pilin puting
saya, ia remas sebelah kiri dan pindah ke sebelah kanan.
Ditengah-tengah gerakan saya naik turun dan sesekali menggoyangkan pingul
ke kiri dan ke kanan, saya sadar dengan diri saya, saya menyadari apa yang
sedang saya lakukan namun saya tetap melanjutkan gerakan saya. Entah setan
dari mana, akhirnya saya memutuskan untuk mengubah posisi saya, pada saat
yang saya pikir tepat, saya pegang penisnya dan saya berbalik. Sehingga
sekarang saya dapat melihat wajah Middleton. Saya kecup bibirnya dan saya
lumat lidahnya beberapa waktu, saya arahkan kembali penisnya untuk masuk
ke dalam vagina saya. Kembali lagi seperti yang saya lakukan sebelumnya,
saya lakukan perlahan untuk memasukan penis itu.
Sekali lagi saya merasakan kenikmatan yang sungguh menyenangkan pada saat
penis itu mulai masuk ke dalam vagina saya. "Eessstt..." desah saya sambil
memejamkan mata.
Kembali saya genjot tubuh saya naik turun, saya gerakan pula pinggul saya
hingga terlihat Middleton mendesah dan sesekali menjulurkan lidahnya.
Tangan Middleton yang sebelumnya memegang pinggul saya, sekarang
meremas-remas kedua payudara saya dengan sesekali memilin puting saya yang
sudah keras. Ia pegang payudara yang bergerak naik turun dengan liarnya
hingga sekarang payudara saya hanya 'dapat berdiam diri' pada tempatnya
saja.
Entah berapa lama saya melakukan ini dan menikmati setiap kenikmatan dari
setiap gerakan saya, hingga akhirnya Middleton mempercepat gerakan dan
menarik kepalaku untuk mendekat pada wajahnya. Ia cium dan lumat bibir
saya, ia mainkan lidahnya dalam mulut saya sambil melingkarkan kedua
tangannya pada punggung saya.
Rasanya cukup lama juga kami berciuman dan melumat satu sama lain dan ia
melepaskannya dan mengatakan pada saya bahwa ia sudah ingin klimaks.
Semakin cepat gerakan tubuhnya menaik-turunkan pantat saya agar semakin
cepat pula penisnya dikocok oleh vagina saya. Sambil mengikuti gerakannya,
akhirnya saya putuskan untuk menghentikannya dan saya ingin mengulum
penisnya agar saya dapat menikmati spermanya nanti. Benar saja, dalam
hitungan detik, setelah saya cepat-cepat melepaskan penis itu dari dalam
vagina saya, ia mengeluarkan sperma. Kira-kira dua atau tiga semburan
pertamanya sempat mengenai rambut dan pipi saya namun cepat-cepat saya
membuka mulut dan saya berusaha mengulum penisnya sehingga spermanya itu
masuk ke dalam mulut saya.
Ugh, nikmat sekali, semburan spermanya sempat mengenai langit-langit dalam
mulut saya, setelah kira-kira sudah habis, sebagian yang ada di dalam
mulut, saya keluarkan dan sisanya saya telan. Setelah itu, saya
jilat-jilat pada ujung penisnya itu, beberapa kali tubuh Middleton
bergetar. Saya kulum lagi penisnya dan saya hisap lalu saya diamkan
beberapa waktu di dalam mulut sambil memainkan lidah saya di dalam.
Uh, saya raba dengan telapak tangan kanan saya ke atas mulai dari pinggul
hingga mengenai puting susunya dan mengenai bulu dadanya, sedangkan tangan
kiri saya tetap memegang dan menggenggam penis yang masih di dalam mulut.
Beberapa kali saya melakukan kuluman dan jilatan pada bagian ujung penis.
Lalu saya bergerak ke atas perlahan, saya cium dan lumat bibirnya, mungkin
masih tersisa rasa spermanya sendiri, terlihat dari beberapa kali ia
berusaha menghindar dari ciuman saya namun saya tetap berusaha melumat
bibirnya, saya julurkan lidah saya, saya jilati daerah luar bibirnya.
Akhirnya saya memeluk erat tubuh Middleton, saya peluk semampu saya sebab
tubuhnya lebih besar dari saya. Saya letakan kepala saya dan menghadap ke
kiri pada dadanya yang bidang. Oh My Godness, saya lihat Raymond dan Gill
sedang berdiri di depan pintu, mereka melihat saya, rupanya mereka melihat
beberapa adegan yang telah saya lakukan. Buru-buru saya bangkit dan saya
mengambil pakaian saya dan saya hampiri mereka. Saya tanyakan bagaimana
dengan seks mereka, dan saya berjalan menuju kamar mandi untuk
membersihkan tubuh saya, sedangkan Midlleton bangkit lalu berpakaian,
rupanya ia tidak peduli dengan kehadiran Ray dan Gill.
Sebelum saya memasuki kamar mandi, sepintas saya lihat bahwa Gill dan Ray
sedang duduk di sisi luar ranjang saya sedangkan Middleton sibuk
berpakaian.
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
3194