Istriku Frigid & Dukun Cabul
Setelah perkawinan kami memasuki tahun kelima, aku dan istriku
mengalami hubungan suami istri yang makin hari makin hampa, karena
kesibukan mengurus 2 anak kami yang masing-masing berumur 2 dan 3
tahun. Istriku malas sekali jika diajak berhubungan suami istri,
alasannya terlalu capai bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
mengurus anak. Aku yakin istriku bukan tipe istri yang suka
selingkuh, selain taat beragama, norma-norma moral dan kesusilaan
sangat dijaga benar oleh istriku, ini dikarenakan istriku berasal
dari keluarga baik-baik dan harmonis.
Aku berusaha mencari informasi bagaimana memulihkan hubungan kami
supaya normal kembali. Jika kupaksakan berhubungan, istriku
berteriak kesakitan, meskipun sudah dengan pemanasan (four play)
yang lama. Istriku tidak terangsang sama sekali dan lubang
kemaluannya tetap kering, dan jika dipaksakan masuk, dia akan
menjerit kesakitan. Aku berusaha mencari alternatif untuk
penyembuhan frigiditas istriku ini. Sudah berbagai terapi dan dokter
psiater sex yang canggih kami datangi, tetapi tetap saja istriku
belum hilang frigiditasnya.
Istriku berumur 28 tahun dan aku 31 tahun, pada awalnya perkawinan
kami boleh dikatakan cukup bahagia, namun sekarang karena istriku
mengalami frigiditas yang nampaknya permanen, membuatku bingung
mencari solusinya.
Sebelum kulanjutkan, aku ingin menceritakan istriku yang bernama
Mia, yang kukawinkan 5 tahun yang lalu, untuk ukuran orang Indonesia
dia termasuk wanita yang cukup jangkung dengan tinggi 170 cm dengan
berat 49 kg. Kulitnya kuning langsat, rambut sebahu, memiliki leher
yang jenjang.
Apa yang kusuka dari istriku adalah kakinya yang panjang dan
jenjang, serta bibirnya yang tebal dan sensual, buah dadanya tidak
terlalu besar namun bentuknya indah mancung ke atas. Yang membuatku
penasaran adalah puting payudaranya yang besar, hampir sebesar ujung
kelingking, itu yang membuatku senantiasa gemas dan ingin selalu
menghisapnya.
Kembali ke masalah tadi. Setelah mendapat informasi dari seorang
rekan kerja, dia mengatakan bahwa di daerah Ciputat ada orang
pintar/Dukun yang dapat menyembuhkan segala penyakit termasuk
penyakit frigiditas seperti istriku ini. Namanya Pak Acan, dia
sering dipanggil Abah Acan (bukan nama sebenarnya). Sebenarnya
istriku ragu-ragu untuk berobat ke orang pintar itu, namun atas
desakanku tidak ada salahnya dicoba.
Singkat cerita, kami pun pergi ke tempat itu, dan memang banyak yang
datang dengan berbagai penyakit, kami pun mendaftar dan mendapat
giliran terakhir.
Sambil menunggu, aku mengamati pasien-pasien sebelumnya, ternyata
terapi orang pintar tersebut adalah dengan memijat dengan
menggunakan minyak (seperti minyak kelapa) yang dibuatnya sendiri.
Setiap pasien perempuan harus melepas seluruh bajunya, bh dan
tinggal celana dalam, dan mengenakan sarung yang disediakan.
Aku sempat mengamati kamar kerjanya yang serupa dengan kamar tidur
itu pada saat pintunya terbuka. Beberapa wanita sedang menanggalkan
BH dan memakai sarung. Begitu istriku tahu tentang itu, dia hampir
saja mengurungkan niatnya untuk berobat karena risih harus buka
pakaian segala, apalagi harus melepas BH.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30, kemudian giliran kami
dipanggil ke dalam. Aku pun disuruh masuk oleh assistennya.
Orang itu meperkenalkan namanya, kemudian menanyakan keluhan
penyakit istriku, dia pun mengangguk-angguk mengerti dengan syarat
seluruh terapi harus diikuti dengan serius tanpa ragu-ragu. Kami pun
mengiyakan, asal istriku dapat sembuh.
Kemudian Abah Acan menyuruh istriku menanggalkan pakaiannya, begitu
istriku membuka BH-nya, kulihat ekor mata Abah Acan agak terkejut
melihat buah dada istriku yang putih dan mancung ke atas itu, serta
puting susunya yang cukup besar itu.
Setelah sarung dililitkan di tubuh istriku yang hanya tinggal
mengenakan celana dalam, kemudian istriku disuruh tidur telentang di
kasur yang sudah disediakan. Aku melihat Abah Acan mulai meminyaki
rambut dan kepala istriku dengan minyak, kemudian istriku disuruh
duduk, serta merta lilitan sarung yang dipakai istriku terlepas.
Kemudian dari arah belakang Abah Acan meminyaki punggung istriku.
Posisi Abah Acan duduk menghadap punggung istriku. Dari arah
belakang kedua tangannya mulai meminyaki payudara istriku yang kiri
dan kanan, seluruh permukaan payudara istriku diminyaki, dan
kemudian aku melihat Abah Acan melakukan pijatan-pijatan yang
menurutku sepertinya pijatan pijatan erotis.
Aku juga melihat tangan Abah Acan meminyaki puting susu istriku,
tangannya yang hitam dan telapak tangannya yang besar dan kasar itu
meminyaki puting susu istriku. Dan aku terkejut ketika aku melihat
jari-jari Abah Acan yang besar itu juga memelintir-melintir puting
susu istriku yang besar itu. Anehnya aku melihat istriku diam saja,
tidak memberikan perlawanan. Sungguh aku heran, dengan aku saja
suaminya dia paling tidak suka puting susunya kupegang-pegang tapi
ini kenapa, sama Abah Acan dia diam saja?
Puting susu istriku yang dasarnya memang sudah besar itu semakin
besar dan keras terlihat semakin kencang dan mencuat karena terus
dipelintir, dipencet dan ditekan-tekan oleh jari-jari Abah Acan,
yang kiri dan kanan.
Aku semakin mengamati bahwa pijatan Abah Acan tidak lagi memijat,
tapi justru meremas-remas kedua payudara istriku. Aku bertanya-tanya
dalam hati, kenapa dia tidak memijat bagian tubuhnya yang lain tapi
justru hanya kedua payudara istriku saja. Kuperhatikan kedua puting
susu istriku semakin besar dan mencuat keras. Sungguh kontras
menyaksikan kedua telapak tangan Abah Acan yang hitam dan besar
dengan payudara istriku yang putih yang diremas-remas oleh tangan
yang kasar.
Aku semakin heran, apakah ini terapi untuk menghilangkan frigiditas
istriku? Dan yang lebih aneh, buah dada istriku nampak makin keras
dan mengencang seiring dengan puting susunya yang juga mengencang.
Apalagi istriku kok diam saja diperlakukan demikian, karena
benar-benar kusaksikan Abah Acan bukan memijat, tapi meremas-remas
buah dada istriku seenaknya, dan itu dilakukan cukup lama.
Segala macam bentuk pertanyaan timbul dalam hatiku, bayangkan buah
dada istriku diremas-remas oleh Abah Acan di hadapan mata kepalaku
sendiri, dan aku mendiamkannya. Dan yang lebih aneh lagi sarung yang
masih melilit di pinggang istriku diturunkan ke bawah oleh Abah
Acan, tentu saja paha istriku yang putih panjang dan mulus langsung
terpampang.
Lalu dia berkata kepada istriku, "Neng, tolong dibuka celana
dalamnya, Abah mau periksa sebentar..!"
Anehnya entah karena kena sirep atau apa, istriku menurut membuka
celana dalamnya tanpa membantah sedikit pun. Tentu saja aku kaget
dan lidahku tercekat. Jantungku berdegup dengan kencang. Kok, Abah
Acan menyuruh membuka celana dalam istriku. Dan yang membuat
jantungku lebih berdegup dengan kencang, kenapa istriku tidak
keberatan atas permintaan Abah Acan?
Setelah istriku melepaskan celana dalamnya, aku melihat sendiri mata
Abah Acan terkesiap melihat kemaluan istriku, yang bersih tanpa
rambut sedikit pun. (Memang bulu kemaluan istriku selalu dicukur,
agar nampak bersih) Dan memang aku mengakui kemaluan istriku
termasuk indah seperti kemaluan anak gadis umur 14 tahun, dengan
kedua bibir kemaluan yang tertutup rapat.
Jantungku semakin berdegup kencang ketika Abah Acan menyuruh istriku
berbaring dan sekaligus melebarkan pahanya ke kiri dan ke kanan yang
secara otomatis kemaluan istriku terpampang tanpa ada yang menutupi
sama sekali.
Lalu Abah Acan berkata, "Neng, Abah mau periksa dalam yah.., Neng
tenang-tenang aja, yang penting frigid-nya Nneng bisa sembuh."
Lalu istriku pun mengangguk tanda setuju.
Dan tanpa kusadari, batang kemaluanku sudah tegang luar biasa,
apalagi ketika jari-jari Abah Acan yang berbuku-buku besar itu mulai
membelai-belai kemaluan istriku. Dia mulai memijat mijat bibir
kemaluan istriku seraya mengolesinya dengan minyak. Jari-jari Abah
Acan, yang besar dan berlumuran minyak itu mulai mempermainkan
kemaluan istriku. Aku melihat jari telunjuk Abah Acan menyentuh
kelentit istriku. Jari tengahnya mulai masuk perlahan-lahan merojok
ke dalam kemaluan istriku.
Aku hampir tidak percaya pada pendengaranku, aku mendengar istriku
melenguh kecil dan mendesah-desah tertahan, seperti orang yang
sedang menahan suatu kenikmatan orgasme (sebenarnya aku senang
mengetahui bahwa sebenarnya istriku tidak frigid). Aku melihat mata
istriku begitu redup, seperti orang keenakan. Abah Acan tidak
hentinya terus mulai memundur-majukan jari tengahnya ke dalam liang
kemaluan istriku. Jari tengah Abah Acan yang besar dan hitam itu
masuk dengan lancarnya ke dalam kemaluan istriku. Nampaknya minyak
pelumas di dalam kemalaun istriku sudah keluar.
Aku terkejut paha istriku semakin dibuka lebar, dan tanpa
disadarinya istriku mulai mengoyangkan pinggulnya.
"Oh.. Bah.. oh.., eh.., eh.., eh..!" desahnya.
Istriku kemudian mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi, sudah
dipastikan istriku terangsang luar biasa oleh permaianan Abah Acan.
Aku melihat istriku benar-benar menikmati apa yang dilakukan oleh
Abah Acan pada dirinya. Jari-jari Abah Acan yang berada di dalam
liang kemaluan istriku membuat tubuh istriku yang telanjang bulat
itu mengelinjang-gelinjang tidak karuan sambil tangannya mencengkram
kasur serta mengangkat pinggulnya dan pantatnya, kemudian
mengoyangkannya ke kiri dan ke kanan. Jari tengah Abah Acan yang
besar dan kasar itu terbenam dalam sekali di dalam lubang kemaluan
istriku. Aku juga melihat jempol jarinya mengosok-gosok klitoris
istriku. Sungguh lihay sekali Abah Acan membangkitkan birahi
istriku.
Aku melihat mata istriku menandakan keenakan, dimana biji matanya
yang hitam tidak nampak, sementara jari-jari Abah Acan terus
bergerak mundur maju di antara bibir vagina istriku, dan makin lama
jari-jari Abah Acan makin jauh terbenam di dalam vagina istriku.
Lalu yang membuat jantungku berdegup kencang, Abah Acan
memutar-mutar jarinya yang sedang berada di dalam kemaluan istriku,
diputar ke kiri dan ke kanan, lihay sekali dia merojok-rojok
kemaluan istriku.
Klitoris istriku juga menjadi perhatian penuh Abah Acan, jempol Abah
Acan yang besar dan kasar permukaanya itu terus mengosok-gosok
klitoris istriku. Semakin lama nampak klitoris istriku membesar dan
menonjol kepermukaan, sungguh pemandangan yang luar biasa. Digosok
dan dimainkan sedemikian rupa, klitoris istriku semakin besar
sebesar biji kacang tanah, dan istriku pun melenguh tidak karuan
menahan kenikmatan yang didapat oleh Abah Acan.
Aku pun semakin tercekat, karena Abah Acan mulai memasukkan tambahan
jarinya, yaitu jari telunjuknya yang berbuku-buku besar itu ke dalam
kemaluan istriku. Bersama jari tengah dan telunjuknya yang besar
itu, Abah Acan semakin menggila mengexplorasi kemaluan istriku serta
sering memutar-mutar jarinya di dalam.
Tidak dapat dibayangkan selama ini, aku saja suaminya tidak pernah
melakukan apa yang seperti Abah Acan lakukan. Jangankan memasukkan
jari ke dalam kemaluannya, menggosoknya dari luar pun istriku tidak
mau, alasan istriku tidak hygienis. Susah dibayangkan, bagaimana
rasa nikmatnya Abah Acan ketika jarinya masuk ke dalam kemalauan
istriku yang kecil dan tertutup rapat itu dirojok oleh kedua jari
Abah Acan yang besar-besar itu.
Apalagi tangan kiri Abah Acan yang bebas mulai menggapai payudara
istriku dan mulai meremas-remasnya bergantian yang kiri dan kanan
serta memelintir-melintir puting susu istriku bergantian. Aku
melihat puting susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu
membesar dan mencuat ke atas karena diperlakukan demikian.
"Ahhh..!" suara desahan istriku makin keras terdengar (sebenarnya
istriku paling malu mendesah-desah keenakan seperti ini, biasanya
dia tahan, tidak mengeluarkan suara) tapi dengan Abah Acan dia
benar-benar tidak tahan.
Sungguh aku heran, dengan Abah Acan, kok jadi lain. Kalau aku
suaminya yang melakukan dia tidak mau, jangankan memasukkan jari ke
dalam lubang kemaluannya, meremas-remas buah dadanya saja istriku
tidak mau, ngilu katanya. Dengan Abah Acan dia merelakan kedua
payudaranya diremas-remas, dan membiarkan Abah Acan mempermainkan
puting susunya (yang menurut dia sangat geli dan sensitif). Dan yang
membuatku tidak habis berpikir dan membuat birahiku semakin naik,
kenapa dia membiarkan jari-jari Abah Acan masuk ke dalam lubang
kemaluannya, sedangkan aku ditolaknya dengan tegas jika ingin
mempermainkan kemaluannya.
Tapi aku tidak dapat berpikir lama lagi, karena aku sedang
menyaksikan pemandangan yang sangat luar biasa, dimana istriku
sedang menikmati perbuatan Abah Acan. Jari-jari Abah Acan semakin
dalam terbenam dan semakin cepat maju mundurnya.
Dan, tiba-tiba aku melihat kedua paha istriku menjepit kencang
tangan Abah Acan yang berada di selangkangan istriku. Kedua tangan
istriku menarik tangan Abah Acan sambil berusaha menekan pinggulnya
ke depan serta menarik tangan Abah Acan dan berusaha menekan
jari-jari Abah Acan untuk lebih jauh masuk ke dalam vaginanya.
Istriku merintih histeris tidak tertahan, "Ahh.., ahh.., ahh..,
ahhh..!"
Rupanya istriku telah mencapai orgasme dengan sempurnanya.
Abah Acan dapat merasakan cairan istriku telah keluar dan meleleh ke
bibir kemaluannya. Dan aku juga melihat wajah Abah Acan sudah
memburu penuh nafsu. Dengan perlahan dia membuka celana hitam
komprangnya, kemudian membuka celana dalamnya, lalu tersembul lah
batang kemaluan Pak Acan yang sudah membesar dan menegang itu, yang
dikelilingi oleh urat-urat yang besar. Aku pun tercekat memandang
batang kemaluan Aban Acan yang besar dan panjang itu. Jantungku
berdegup dengan kencangnya.
Lalu Abah Acan menoleh kepadaku, "Pak, Bapak rela tidak sebagai
suami, demi untuk kesembuhan istri Bapak ini, istri Bapak musti saya
suntik dengan ini," sambil menunjukkan batang kemaluannya yang besar
itu, "Saya harus menyetubuhi istri Bapak sekarang. Biar frigidnya
hilang."
Aku pun terdiam, pikiranku berkecamuk, tiba-tiba seperti suara
halilintar yang memecahkan telingaku, istriku berkata, "Biar saja
Abah Acan, saya mau, yang penting.. saya bisa sembuh."
Jantungku berdegup kencang, tapi tubuhku menjadi lemas mendengar
perkataan istriku barusan. Istriku rela disetubuhi oleh orang yang
baru dikenal, bahkan dilakukan di depan suaminya, seingatku Mia
adalah istriku yang paling setia, alim dan tidak pernah macam-macam,
tapi kenapa sekarang jadi begini, apakah kena guna-guna..? Sirap..?
Atau apa..?
Aku tidak dapat berpikir lebih lama lagi, dengan perlahan dan pasti
Abah Acan mengarahkan topi bajanya ke dalam kemaluan istriku.
Istriku pun juga cukup kaget melihat topi baja Abah Acan lebih besar
dari batang kemaluannya. Dan sialnya, sepertinya istriku tidak sabar
menunggu batang kemaluan Abah Acan menghampiri kemaluannya. Tanpa
rasa malu sedikit pun, istriku menarik pinggul Abah Acan dengan
kedua belah tangannya untuk cepat merapat ke selangkangannya.
Tapi ternyata Abah Acan sadar diameter kemaluannya yang hampir 3 cm
itu memang terlalu besar untuk kemaluan istriku yang mungil dan
imut-imut itu, (sebenarnya ada perasaan minder dalam diriku, karena
batang kemaluanku jika dibandingkan dengan Abah Acan jauh lebih
kecil).
Perlahan Abah Acan mengosok-gosok topi bajanya di permukaan kemaluan
istriku yang kecil dan mungil itu. Aku pun deg-degan melihat
pemandangan yang spektakuler itu, apa bisa masuk seluruh batang
kemaluan Abah Acan ke dalam vagina istriku..?
Aku melihat wajah ketidaksabaran istriku karena Abah Acan belum
memasukkan seluruh batang kemaluannya ke dalam liang vaginanya.
Nampak wajah protes dari istriku dan Abah Acan mengerti. Perlahan
dan pasti topi baja Abah Acan sudah mulai terbenam masuk ke dalam
kemaluan istriku. Mata istriku mendelik-delik ke belakang, merasakan
kenikmatan yang luar biasa, dan membuat perasaan iri menjalar di
tubuhku. Istriku memeluk tubuh Abah Acan dengan kencangnya, seolah
tidak mau melepas batang kemaluan yang sudah masuk ke dalam
vaginanya.
Istriku semakin memperlebar kedua pahanya lebar-lebar, ke kiri dan
ke kanan, mempersilakan batang kemaluan Abah Acan masuk tanpa
hambatan. Kini seluruh batang kemaluan Abah Acan sudah terbenam di
dalam liang vagina istriku. Abah Acan tidak langsung memainkan
batang kemaluannya, dibiarkannya sesaat batang kemaluan itu
terbenam, ini membuat istriku makin gelisah. Dan sungguh di luar
dugaan, Abah Acan berusaha mencium bibir istriku yang sensual itu,
aku menyaksikan bagaimana bibir Abah Acan yang hitam itu melumat
bibir istriku yang tebal dan sensual itu.
Aku tahu sebenarnya istriku tidak mau dicium oleh sembarang pria,
tapi karena desakan birahi yang meluap-luap, mau juga istriku
membalas ciuman Abah Acan dengan ganasnya. Kulihat mereka
berpagutan, namun istriku sudah tidak tahan.
Dia berkata, "Ayo dong.., Abah Acan, mulai..!"
Perlahan dan pasti Abah Acan mulai memaju-mundurkan batang
kemaluannya di dalam vagina istriku. Aku melihat disaat batang
kemaluan Abah Acan menghujam ke dalam, bibir kemaluan istriku pun
ikut melesak ke dalam, dan disaat batang kemaluan tersebut ditarik
keluar, bibir vagina istriku pun ikut melesak keluar. Hal ini
dikarenakan batang kemaluan Abah Acan yang terlalu besar untuk
ukuran vagina istriku yang kecil dan imut itu.
Aku melihat wajah istriku merah padam, menahan kenikmatan yang luar
biasa. Matanya terpejam-pejam saat menerima hujaman batang kemaluan
Abah Acan serta bibirnya mendesis-desis. Ternyata istriku sangat
menikmati persetubuhannya dengan Abah Acan, dikarenakan memiliki
batang kemaluan yang besar dan panjang. Sementara aku melihat wajah
Abah Acan, matanya merem melek, menikmati liang vagina istriku yang
kecil dan imut-imut itu.
Tanpa ada rasa malu, di sela-sela rengekan nikmat yang keluar dari
bibir istriku, aku mendengar dia berkata, "Ahh... Ayo dong.. Bah
Acan, cepetan..!"
Rupanya istriku sudah ingin mencapai orgasme. Istriku semakin cepat
menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan, dan mengangkat
pinggulnya tinggi-tinggi. Dan benar saja, Abah Acan semakin
mempercepat permainannya, topi baja dan batang kemaluan Abah Acan
yang dikelilingi oleh urat-urat yang besar sekarang begitu mudahnya
masuk keluar dari dalam liang kemaluan istriku yang sempit itu.
Sukar dibayangkan, batang kemaluan Abah Acan yang demikin besar itu
dapat menerobos masuk dan keluar dengan mudahnya, ini dikarenakan
pasti istriku sudah mengeluarkan cairan pelumasnya begitu banyaknya.
Tapi karena saking besarnya batang kemaluan Abah Acan, bibir
kemaluan istriku tetap melesak ke dalam atau ke luar ketika dihujam
maupun ketika dicabut.
Ini merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan, cepatnya batang
kemaluan Abah Acan masuk dan keluar, diikuti dengan cepatnya bibir
vagina istriku melesak ke dalam dan keluar. Aku pun sudah tidak
tahan untuk melakukan masturbasi melihat istriku disetubuhi oleh
laki-laki yang belum dikenal dengan batang kemaluan yang luar biasa
besarnya.
Abah Acan ternyata tidak mau rugi sama sekali, apabila diperbolehkan
menyetubuhi istri orang dalam rangka penyembuhan, harus dimanfaatkan
sebaik mungkin, tidak boleh ada bagian tubuh yang dilewatkan. Memang
sungguh keterlaluan, sempat-sempatnya Abah Acan melahap kedua buah
dada istriku yang terguncang-guncang terkena hentakan batang
kemaluannya.
Dengan rakus disedot-sedotnya puting susu istriku dengan kuatnya
yang kiri dan kanan bergantian, sungguh Abah Acan menikmati puting
susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu (seperti anak kecil
ngempeng dot). Pasti nikmat karena terasa puting itu di mulut yang
menghisapnya.
Efek dari ini semua istriku tidak tahan untuk berteriak-teriak
menikmati kenikmatan yang amat sangat yang belum pernah dirasakan.
Dan tiba-tiba aku melihat tubuh istriku mengejang kaku dan bergetar
seperti dialiri listrik ribuan volt. Tangan dan kakinya memeluk Abah
Acan dengan kuat seperti lengket.
"Ahh.., ahh... Ahh..!" tangannya mencakar punggung Abah Acan hingga
berdarah dan bibirnya mengigit lengan Abah Acan hingga berdarah
pula.
Pinggul istriku diangkat menempel di tubuh Abah Acan, seolah tidak
dapat lepas, istriku mengalami orgasme yang luar biasa hebatnya,
yang seumur hidup belum pernah dirasakannya.
Sementara Abah Acan pun sudah tidak tahan, dia mempercepat
kocokannya. Dan akhirnya ketika ingin memuntahkan laharnya, dia
cepat mencabut batang kemaluannya yang besar dan berurat itu dan
disodorkan segera ke wajah istriku. Sperma putih melumuri wajah
istriku dan sebagian dari sperma itu harus ditelan oleh istriku,
sebagai salah satu syarat kesembuhan.
Setelah selesai, Abah Acan menyuruh istriku mandi air kembang yang
disediakannya dan memberikan beberapa ramuan kepadaku untuk
diminumkan istriku. Kemudian Abah Acan juga memberikan semacam dildo
dari karet, untuk menstimulir birahi istriku, karena katanya istriku
hanya dapat orgasme dengan ukuran penis yang besar dan panjang
minimal dengan diameter 2 cm dan panjang 20 cm.
Ketika hendak pulang, kutanyakan berapa ongkos tarif terapi yang
baru saja dilakukannya. Dikatakannya gratis, untuk istriku karena
sudah dibayar dengan tubuh istriku. Dia mengatakan aku merupakan
pria yang beruntung mempunyai istri yang lubang kemaluannya kecil
dan peret meskipun sudah beranak 2.
Demikianlah pembaca. Setelah kejadian di tempat Abah Acan, istriku
sudah mulai berangsur-angsur sembuh dari frigidnya, dan terus
menjalankan terapi serta minum ramuan yang dibuat oleh Abah Acan.
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
3633