Mertuaku Luar Biasa
Kisah nyata ini baru saja aku alami! Tepatnya
bulan pada Mei 2003 yang lalu. Waktu itu bertepatan dengan banyaknya
libur tanggal merah, yang harinya sangat berdekatan. Aku dan istriku
sengaja mengambil cuti sebanyak dua belas hari kerja, ditambah dengan
libur tanggal merah. Yah! lumayan untuk istirahat dari rutinitas
pekerjaan dan sumpeknya kota Jakarta.
*****
Aku berusia 30 tahun, sebut saja namaku Pento, Indri istriku
Berusia 29 Tahun. Kami baru dikaruniai seorang anak lelaki yang lucu
yang ku beri nama Piko, berusia 2,5 tahun. Pada hari yang sudah kami
tentukan aku sekeluarga berangkat ke Kota S. Penumpang kereta Argo Lawu
tidak terlalu penuh! Mungkin, dikarenakan hari libur masih beberapa
hari lagi, jadi aku istri dan anakku lebih leluasa beristirahat selama
dalam perjalanan.
Jam 5:30 pagi kereta tiba di stasiun kota S, Kami di jemput Ibu
mertuaku dan pakde Man sopir keluarga Mertuaku. Ibu mertuaku begitu
bahagianya dengan kedatangan kami, anak kami Piko pun langsung dipeluk
dan diciumi, maklum anak kami Piko cucu lelaki pertama bagi keluarga
bapak dan Ibu mertuaku.
Akhirnya, kami sampai juga di desa GL tempat tinggal mertuaku,
suasana desa yang cukup tenang langsung terasa, ditambah lagi rumah
mertuaku yang begitu besar, hanya dihuni oleh Bapak dan Ibu mertuaku
saja. kelima anak bapak dan Ibu mertuaku semuanya perempuan, dan sudah
pada menikah semua! kecuali Adik iparku yang paling bungsu saja yang
belum menikah! dan saat ini sedang menuntut ilmu di salah satu
perguruan tinggi negri di kota Y.
"Bapak mana Bu? Tanya Indri istriku".
"Bapakmu lagi kerumah Bupati, Biasalah paling-paling ngomongin proyek!", Jawab Ibu mertuaku.
Ibu mertuaku seorang wanita yang berumur kurang lebih 48 tahun,
kulitnya putih bersih. Bapak dan Ibu mertuaku menikah disaat usia
mereka masih remaja, namun begitu, Ibu mertuaku masih tetap terlihat
cantik walaupun usianya hampir memasuki kepala lima. Istriku sendiri
anak kedua dari 5 bersaudara.
Setelah mandi dan beristirahat kamipun makan pagi bersama. Kami
bercerita kesana kemari sambil melepas lelah dan rasa rindu kami, tanpa
terasa haripun sudah menjelang sore .
Selepas mahgrib bapak mertuaku kembali dari rumah bupati, kami pun
kembali bertukar cerita, semakin malam semakin sepi padahal baru jam 8
malam. Maklumlah didesa!
"Ini minum wedang buatan Ibu! Biar kalian segar saat bangun pagi harinya".
Aku, istriku dan bapak mertuaku pun langsung memimum wedang buatan Ibu mertuaku.
"Enak sekali Bu! apa ini Tanya Indri istriku ".
"Itu wedang ramuan Ibu sendiri! Gimana, seger kan?".
Kamipun melanjutkan obrolan kami kembali, kurang lebih setengah jam
kami ngobrol, rasanya mata ini kok berat sekali. Istiku pamit menyusul
anak kami yang sudah duluan tertidur. Aku mencoba bertahan dari rasa
ngatuk! dan melanjutkan cerita kami, namun apa daya! rasa ngantuk ini
sudah terlalu berat. Akupun pamit tidur pada bapak dan Ibu mertuaku.
Sambil menguap aku berjalan menuju kamar tidur kami yang cukup
besar, kulihat istri dan anakku sudah tertidur dengan nyenyaknya.
Tumben dia nggak nungguin aku? Akupun langsung merebahkan diri karena
rasa ngantuk yang begitu berat. Tak lama aku pun langsung tertidur.
Entah sudah berapa lama aku tertidur, aku merasakan seperti ada
yang menciumku, membelaiku, aku mencoba untuk membuka mataku, namun aku
tetap tidak sanggup untuk membuka mataku ini. Rasanya seperti ada yang
mengganjal dimataku, yang membuat aku terus tertidur.
Aku juga merasakan nikmat saat berejakulasi. Dan Aku berangapan
bahwa semua ini hanya mimpi basah saja. Ketika pagi harinya aku
terbangun, kulihat istri dan anakku masih lelap tertidur, aku ke kamar
mandi untuk kencing! begitu aku melihat kemaluanku, ada bekas sperma
kering? Kupegang kemaluanku dan jembutku kok lengket? ketika kucium,
aku mengenal betul bau yang begitu kas, bau dari lendir kemaluan
perempuan.
Aku berpikir kok mimpi basah ada bau lendir perempuannya?, apa
semalam aku diperkosa setan? Saat kami semua sarapan pagi, aku hendak
menceritakan peristiwa yang kualami semalam, tapi aku malu, takut
ditertawakan, jadi aku diamkan saja peristiwa semalam.
Hari kedua disana, aku, istri dan anakku tamasya ke daerah wisata,
kami pulang sudah malam. Seperti hari kemarin, setelah ngobrol-ngobrol
dan istirahat Ibu mertuaku memberi kami wedang buatannya, aku dan
istrikupun langsung meminumnya. Herannya kurang lebih 30 menit setelah
aku menghabiskan wedang buatan Ibu mertuaku, rasa ngantuk kembali
menyerang aku dan istriku.
Karena sudah tidak sanggup lagi menahan rasa ngantuk yang begitu
sangat, kami berdua pamit hendak tidur, untungnya anak kami sudah
tertidur dalam perjalanan pulang.
"Mas aku ngantuk! selamat tidur ya Mas!".
Langsung istriku merebahkan badan dan tertidur dengan pulasnya.
Akupun ikut tertidur. Apa yang kemarin malam terjadi, malam ini
terulang kembali. Pagi harinya setelah aku melihat bekas sperma dan
bekas lendir perempuan yang sudah mengering dan membuat kusut jembutku,
aku bertanya tanya dalam hatiku?, apa yang sebenarnya terjadi?
Hari ketiga, aku tidak ikut pergi jalan jalan!, hanya istri anak
serta Ibu mertuaku saja yang pelesir ke tempat sanak pamily keluarga
istriku. Aku hanya rebahan ditempat tidur sambil melamun dan mengingat
kejadian yang kualami selama 2 malam ini. Apa ada mahluk halus yang
memperkosaku disaat aku tidur? Kenapa setiap habis meminum wedang, aku
jadi ngantuk? apa karena suasana desa yang sepi? Padahal aku biasanya
kuat begadang, atau karena wedang?
Nanti malam aku coba untuk tidak meminum wedang buatan Ibu,
batinku. Berbagai pertanyaan muncul dalam benakku, karena lelah
akhirnya akupun tertidur. Saat malam menjelang, kami sekeluarga
berkumpul dan berbincang bincang. Seperti hari kemarin-kemarin pula,
Ibu mertuaku memberi kami wedang buatannya. Istri dan bapak mertuakupun
sudah menghabiskan minumannya, sementara aku belum meminumnya.
"Kok nggak diminum Mas wedangnya", tanya Ibu mertuaku?
Aku memang mencoba untuk tidak meminum wedang tersebut, walaupun
badan segar saat bangun tidur! namun aku berniat untuk tetap tidak
memimumnya. Karena aku penasaran dengan apa sudah aku alami beberapa
hari ini. Saat aku hendak meminumnya aku berpura pura sakit perut,
sambil membawa wedang yang seolah olah sedang kuminum aku berjalan
kearah dapaur menuju toilet. Padahal sesampainya dikamar mandi, aku
langsung membuang wedang tersebut.
Aku berkumpul kembali ke ruang keluarga, kurang lebih tiga puluh
menit! kulihat istiku dan bapak mertuaku sudah mengantuk dan berniat
untuk tidur. Namun hal itu tidak terjadi denganku, apa karena aku tidak
meminum wedang tersebut? Aku masih segar dan belum mengantuk. Aku pun
berpura-pura seperti orang mengantuk, kami berdua pamit dan masuk
kekamar, istrikupun mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur
yang cukup nyaman dimata.
"Mas aku ngantuk sekali! Kamu nggak kepengen kan? Besok aja ya Mas! aku ngantuk sekali Mas"
Kukecup kening istriku dan dia pun langsung tertidur.
Aku masih melamun, kenapa hari ini aku tidak mengantuk seperti
biasanya? Apa karena aku tidak meminum wedang buatan Ibu? Hampir
setengah jam setelah istriku terlelap, tiba-tiba aku mendengar suara
langkah kaki menghampiri kearah kamarku! Langsung aku pura-pura
tertidur. Kulihat ada yang membuka pintu kamarku, saat kubuka sedikit
kelopak mataku ternyata Ibu mertuaku! Mau apa beliau? Aku terus
pura-pura tertidur. Untung lampu tidur dikamar kami remang-remang jadi
ketika aku sedikit membuka kelopak mataku tidak terlihat oleh Ibu
mertuaku.
Deg.. jantungku berdebar saat Ibu mertuaku menghampiriku, langsung
mengelus elus burungku yang masih terbungkus celana pendek. Aku hendak
menegurnya, namun rasa penasaran dengan apa yang terjadi 2 hari ini dan
apa yang akan dilakukan Ibu mertuaku membuat aku terus berpura-pura
tertidur. Ibu mertuaku pun langsung menurunkan celana pendek serta
celana dalamku tanpa rasa canggung atau takut kalau aku dan istri ku
terbangun, atau mungkin juga mertuaku sudah yakin kalau kami sudah
sangat nyenyak sekali.
Blass lepas sudah celanaku! Aku telanjang, jantungkupun makin
berdebar, aku terus berpura-pura terdidur dengan rasa penasaran atas
perbuatan Ibu mertuaku. Aku menahan napas saat Ibu mertuaku mulai
menjilati dan mengulum kemaluanku, hampir aku mendesih, aku mencoba
terus bertahan agar tidak mendesis dan membiarkan Ibu mertuaku terus
melanjutkan aksinya. Kemaluanku sudah berdiri dengan tegaknya, Ibu
mertuaku dengan asiknya terus mengulum kemaluanku tanpa tahu bahwa aku
tidak tertidur. Jujur aku akui, bahwa aku juga sebenarnya sudah sangat
terangsang sekali. Ingin rasanya saat itu juga, aku bangun, langsung
menerkam, mencumbu dan menyetubuhi Ibu mertuaku.
Kutahan semua gejolak birahiku, dan ku biarkan Ibu mertuaku terus
melanjutkan aksinya. Tiba-tiba Ibu mertuaku melepas kulumannya dan
bangkit berdiri, aku terus memperhatikannya, dan bless.. mertuaku
melepas dasternya, ternyata dibalik daster tersebut mertuaku sudah
tidak memakai BH dan celana dalam lagi.
Aku sangat berdebar, dag.. dig.. dug suara jantungku saat
menyaksikan tubuh telanjang Ibu mertuaku, apalagi ketika Ibu mertuaku
mulai naik ketempat tidur, langsung mengangkangiku tepat diatas
burungku, makin tak karuan detak jantungku.
Digemgamnya kemaluanku, diremas halus sambil dikocok-kocok perlahan, kemudian di gesek-gesekan ke memek Ibu mertuaku.
Aku sudah tidak tahan lagi! Ingin rasanya langsung kumasukan
kontolku! Sambil berjongkok, burungkupun diarahkannya kelubang surga
Ibu mertuaku! perlahan-lahan sekali beliau menurunkan pantatnya
memasukan burungku ke memeknya! sambil memejamkan mata menikmati mili
demi mili masuknya burungku ke sarangnya.
"Ahh.. ahh nikmat", jerit mertuaku, saat semua burungku telah amblas masuk tertelan memek Ibu mertuaku.
Sambil terus berpura-pura tertidur aku menahan gejolak birahiku yang sudah memuncak.
"Ahh.. Ibu mertuaku menjerit tertahan saat beliau mulai naik turun bergoyang menikmati rasa nikmat yang beliau rasakan.
Ibu mertuaku terus menjerit, mendesah, tanpa takut aku, istri dan anakku atau bapak mertuaku terbangun.
Ibu mertuaku terus bergoyang naik turun. Belum beberapa lama menaik turunkan pantatnya, tubuh Ibu mertuaku mengejang.
"Ahh nikkmatt", jerit panjang Ibu mertuaku.
Rupanya Ibu mertuaku baru saja mendapatkan orgasmenya.
Ibu mertuaku langung rebah menindih tubuhku mencium bibirku
membelai kepalaku seperti, seorang istri yang baru saja selesai
bersetubuh dengan suaminya, aku langsung membuka mataku.
"Jadi selama ini aku tidak bermimpi! dan tidak pula tidur dengan mahluk halus!".
Ibu mertuaku bangkit karena kaget
"Mass ka.. mu ndak ti.. dur? kamu nggak meminum wedang yang Ibu bikin?".
"Tidak Bu! aku tidak meminumnya", Ibu mertuaku salah tingkah dan
serba salah! mukanya memerah tanda beliau mengalami malu yang sangat
luar biasa.
Aku bangkit dan duduk ditepi ranjang,
"Mass..", Ibu mertuaku menangis sambil duduk dan memeluk kakiku.
"Ammpuni Ibu, Mass".
Aku merasa kasihan melihat Ibu mertuaku seperti itu, karena aku
sendiripun sudah sangat terangsang akibat permainan Ibu mertuaku tadi.
"Bu aku belum tuntas!", aku angkat mertuaku, aku peluk, kucium bibirnya.
"Sudah Bu, jangan menangis!, aku juga menikmatinya kok Bu!".
Kulepas bajuku, kami berdua sudah telanjang bulat, kupeluk Ibu mertuaku dan kamipun berciuman dengan buasnya.
"Ahh Mas.. nikmat.. Mas..", saat kuhisap dan kuremas tetek mertuaku yang sudah kendur..
"Ah.. Mas nikmat..", kutelusuri seluruh tubuhnya, dari teteknya, terus kuciumi perutnya yang agak gendut.
"Ahh Mass", jeritnya, saat kuhisap kemaluannya, kujilati itilnya sambil ku gigit gigit kecil.
Dua jarikupun terbenam di dalam memek ibu mertuaku, jeritan
mertuaku makin tak terkendali, apalagi disaat dua jariku mengocok dan
menari-nari dilubang memeknya dan lidahku menari nari di itilnya.
"Ahh.. Mass Ibu mau keluar lagi.. ahh! Ibu keluarr!, aarrgghh", jerit ibu mertuaku.
Tanpa sadar kaki mertuaku menjepit kepalaku! Sampai sampai aku tidak bisa bernapas.
"Enak Bu?"
"Enak sekali Mas". Kucium kembali mertuaku.
"Bu.. apa Indri nanti nggak bangun?"
"Tenang Mas! Wedang itu merupakan obat tidur buatan Ibu yang paling ampuh!"
"Tidak berbahaya Bu?"
"Tidak Mas"
Kugeluti kembali mertuaku.. kucium.. kuhisap teteknya. Kucolok-colok memeknya dengan dua jari saktiku.
"Oohh Mass masukin Mass Ibu sudah nggak tahan lagi.. Mas".
Dengan gaya konvensional langsung kuarahkan kontolku ke lubang surga Ibu mertuaku, dan akhirnya masuk sudah.
"Oh.. Mas nikmat sekali..".
"Iya Bu.. aku juga nikmat.. memek Ibu nikmat sekali.., goyang terus Bu..".
Kamipun terus berpacu dalam nikmatnya lautan birahi. Aku mendayung
naik turun dan Ibu mertuaku bergoyang seirama dengan bunyi
kecipak-kecipak dari pertemuan dua alat kelamin kami.
"Ohh Mas.. Ibu mau keluar lagi..".
Rupanya Ibu mertuaku orang yang gampang meraih orgasme dan gampang kembali pulihnya, aku pun tak mau kehilangan moment.
"Tahan Buu!, sedikit lagi akuu juga keluarr..", sambil kupercepat goyangan keluar masuk kontolku.
"Akk Mass, Ibu sudah nggak kuatt".
Dan serr serr aku merasakan kemaluanku seperti di siram air yang hangat rasanya. Akupun sudah tak kuat lagi menahan ejakulasiku!
"Ibuu aacchh, cret.. cret.. cret..", akupun rubuh memeluk Ibu mertuaku.
"Bu!, jadi yang yang kemarin-kemarin itu Ibu yang melakukannya?"
"Iya Mas, maafin Ibu! Ibu jatuh cinta sama Mas pento sejak pertama
kali Ibu melihat Mas. Apalagi Bapak sudah lama terserang impotensi".
"Kenapa harus seperti pencuri Bu?".
"Ibu takut ditolak Mas! lagi pula Ibu malu, sudah tua kok gatel".
"Apa semua mantu Ibu, Ibu perlakukan seperti ini?".
Sambil melotot Ibu mertuaku berkata, "Tidak Mas! Mas pento adalah
lelaki kedua setelah bapak, Mas lah yang Ibu sayangi". Kucium kembali
mertuaku, kupeluk.
"Mulai besok Ibu jangan pakai wedang lagi, untuk Ibu, aku siap melayani, kapanpun Ibu mau".
Kamipun bersetubuh kembali, tanpa mempedulikan bahwa di sampingku,
istri dan anakku tertidur dengan pulasnya. Tanpa istriku tahu!
didekatnya aku dan ibunya sedang menjerit jerit mereguk nikmatnya
persetubuhan kami. Saat ayam berkokok dan jam menunjukan pukul 3:30
kami menyudahi pertarungan yang begitu nikmat, lalu Ibu mertuaku dengan
santai berjalan keluar dari kamar kami sambil berkata, "Mas Pento
terima kasih!".
*****
Yah.. itulah awal hubungan sexku dengan Ibu mertuaku, walaupun ada
rasa sesal, namun rasa sesal itu lenyap tertelan nikmat yang kudapat,
dan akupun jadi tahu bahwa wanita seusia Ibu mertuaku sangat nikmat
untuk di setubuhi. Nanti akan aku ceritakan kembali kisah
persetubuhanku dengan mertuaku selama aku liburan di desa GL.
Pagi Harinya, saat aku terbangun waktu sudah menunjukan pukul
10:15, kulihat disampingku, istri dan anakku sudah tidak ada lagi.
Ahh.., akupun termenung mengingat kejadian semalam, aku masih tidak
menyangka. Ibu mertuaku, orang yang sangat aku hormati, dan sangat aku
kagumi kecantikannya, dengan suka rela menyerahkan tubuhnya kepadaku.
Malah ibu mertuaku juga yang memulai awal perselingkuhan kami.
"Selamat pagi Ma", sapaku saat kulihat di dapur istriku sedang membuatkan kopi untukku,
"Kok sepi pada kemana mah?"
"Kamu sih bangunnya kesiangan, Bapak pergi ke Wonogiri, Ibu pergi ke pasar sama Piko".
Kupandangi wajah istriku, tiba-tiba saja terlintas bayangan wajah
Ibu mertuaku, akupun jadi terangsang, karena peristiwa semalam masih
membekas dalam ingatanku.
"Ihh.. apa-apaan sih Mas.. jangan disini dong Mas..", protes
istriku saat kutarik lengannya, langsung kupeluk dan kulumat bibirnya..
"Mas.. malu.. ahh, nanti kalau Ibu datang bagaimana?"
Aku yang sudah benar benar terbakar birahi, sudah tidak perduli
lagi akan protes istriku, kuremas teteknya, ku lumat bibirnya, yang aku
bayangkan saat itu adalah Ibu mertuaku. Kubalik tubuh istriku, dalam
posisi agak membungkuk, kusingkap ke atas dasternya kuturunkan celana
dalamnya dan,
"Uhh Mas pelan pelan dong."
Aku tak perduli, kuturunkan celanaku sebatas lutut, langsung kuarahkan burungku yang sudah tegak berdiri kelobang memek istriku.
"Mass.. pelan pelan.. dong.. sakit.. Mas."
Semakin istriku berteriak, gairahkupun semakin meninggi, aku terus
memaksa memasukan kontolku ke lubang memek istriku, yang belum basah
benar.
"Ahh..", jeritku, saat burungku amblas tertelan memek istriku.
Entahlah, saat itu aku merasakan gairahku begitu tinggi, langsung ku kugoyang maju mundur pantatku.
"Ahh nikmat Ndri..", kugoyang dengan keras keluar masuk kontolku.
"Mas.. enak mass."
Terus kugoyang maju mundur, mungkin karena terlalu bernafsu, baru
beberapa menit saja, rasanya ejakulasiku sudah semakin dekat, denyutan
di kontolku semakin membuat aku mempercepat kocokan kontolku di lubang
memek istriku.
"Ndri .. aku mau keluarr nihh."
"Tahann mass, jangan dulu.., tahan sayang", pinta istriku.
Namun, semua permintaan istriku itu sia-sia, aku sudah tidak
sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku, sedetik kemudian
aahh, seluruh syaraf tubuhku menegang dan cret.. cret.. crett.. uhh..
aku menjerit tertahan sambil dengan erat kupeluk tubuh istriku dari
belakang.
Kulihat, raut wajah kekecewaan diwajah Indri istriku,
"Maaf.. ya.. sayang. aku sudah ngak tahan, aku terlalu bernafsu, habis kamu sexy sekali hari ini", rayuku.
"Ndak apa-apa Mass..", kukecup keningnya.
"Kamu aneh deh Mas?, ngak biasanya kamu kasar kayak tadi?", tanya istriku sambil berlalu menuju kamar mandi.
Kasihan istriku. padahal saat bersetubuh dengannya, aku membayangkan, yang sedang kusetubuhi adalah ibu mertuaku.
Saat siang menjelang, setalah makan siang, istriku dijemput oleh
teman-teman genknya waktu di SMA dulu, rupanya istriku sudah janjian
untuk bertemu dengan teman-teman sekolahnya dulu, kebetulan salah satu
sahabat karib istriku yang sekarang ini tinggal dilampung, saat ini
sedang pulang kampung juga.
"Pada mau kemana nih?" Tanyaku
"Mumpung kita lapi pada kumpul nih Mas, kita mau jalan- jalan aja
Mas. Ya.. Paling-paling ke kota S makan Soto gading", Jawab mereka.
Setelah berbasa basi, mereka pamit padaku dan ibu mertuaku.
"Da.. da piko jagain mamah ya..", kukecup anakku.
"Bu aku pergi dulu ya", pamit istriku.
"Mas aku jalan jalan dulu yahh, bye Mas"
Saat aku masuk kedalam rumah aku lihat Ibu mertuaku sedang mengunci pintu gerbang.
"Kok digembok bu?
"Biar aman", katanya, sambil berjalan dan masuk ledalam rumah, dan klik.. Pintu rumah pun di kunci oleh Ibu mertuaku.
Aku dan Ibu Mertuaku saling berpandangan, seperti sepasang kekasih
yang lama sekali tidak berjumpa dan saling merindukan, entah siapa yang
memulai aku dan Ibu mertuaku sudah saling berpelukan dengan mesranya,
Kukecup keningnya, dan kuremas remas bongkahan pantatnya.
"Mas Pento, Saat-saat seperti inilah yang paling ibu tunggu-tunggu"
kupandangi wajah ibu mertuaku, sunguh cantik sekali, kucecup kening
mertuaku, kulumat bibirnya, kami berciuman dengan buasnya, saling
sedot, saling hisap, kuangkat dan kulepas daster yang dipakai ibu
mertuaku. Terbuka sudah, ternyata ibu mertuaku sudah tidak memakai Bh
dan celana dalam lagi, kuhisap teteknya, kujilati inhci demi inchi
seluruh tubuh Ibu mertuaku.
"Ahh Mass, terus Mas.. sshh enak sayang.."
Kuajak Ibu mertuaku pindah ke sofa.
"Kamu duduk Mas..", dilepasnya kaos dan celanaku, aku dan ibu
mertuaku sudah polos tanpa sehelai benangpun yang menempel ditubuh kami
berdua.
"Ahh.. nikmat bu.., ohh hisap terus bu, hisap kontolku bu.. ahh"
Nikmat sekali kuluman ibu mertuaku, kami berdua sudah lupa diri, saling merangsang saling meremas.
"Ohh.. bu.., akupun bangkit untuk merubah posisi, kurebahkan ibu
mertuaku dilantai, kakinya mengangkang, kupandangi memeknya, yang telah
melahirkan istriku, kuhisap, kukecup dengan lembut memek ibu mertuaku,
kujilati dengan penuh perasaan, kuhisap semua cairan yang keluar dari
lubang sorga Ibu mertuaku
"Ohh.. Mas.. jangan siksa Ibu sayang.., Mass, Pentoo.., masukin sekarang Mas.., Ibu sudah mau keluar sayang"
Langsung kuarahkan batang kontolku kelubang surga ibu mertuaku.
yang sudah pasrah dan siap untuk di sodok-sodok kontolku. Kugesek-gesek
perlahan kontolku di itil Ibu mertuaku yang sudah mengeras dan..
belss.. uhh, rintih Ibu mertuaku saat kepala kontolku menerobos
memasuki lubang nikmatnya.
"Ohh.., Mas masukin semuanya sayang.. jangan siksa ibu.. sayang.."
Lalu kuhentak dengan kasar.. ahh.. jerit mertuaku saat seluruh
batang kontolku amblas meluncur dengan indahnya terbenam dijepit memek
Ibu mertuaku, yang rasanya membuat aku jadi ketagihan mengentoti ibu
mertuaku. Kupeluk ibu mertuaku, kamipun saling melumat, kuangkat
perlahan-lahan kontolku kuhujam kembali dengan keras.
"Aahh..", jerit ibu mertuaku.
"Mas.. Pento.. entotin Ibu Mass.. entotin Ibu.. Mas .. ohh mass. puasin Ibu.. sayang.., uhh ahh."
Akupun semakin terangang dan bersemangat mendengar rintihan dan jeritan-jeritan jorok yang keluar dari mulut Ibu mertuaku.
Kunaik turunkan pantatku dengan tempo yang cepat dan kasar.
"Ahh.. ahh .. Ibu.., jeritku, aku mau keluar.. buu."
"Iyaa.. sayang ibu juga mau keluarr."
Kupercepat kocokan keluar masuk kontol ku, plak.. plak.. plak..
"Mass.. ayo Mass.. keluar.. bareng.. sayang. Ahh.."
Tubuh ibu mertuaku pun mengejang, kakinya menjepit pinggangku.
"Mass ahh ahh"
"Ibuu, arrgg", jerit kami bersamaan saat nikmat itu datang seperti ombak yang bergulung gulung.
"Cret.. crett.. crett..", kusirami rahim ibu mertuaku dengan spermaku.
Aku dan Ibu mertuaku terus berpelukan menikmati sisa-sisa
kenikmatan orgasme yang begitu dahsyat yang kami raih secara bersamaan,
"Bu.." kulihat ibu mertuaku masih memejamkan matanya, dengan nafas terengah-engah.
"Iya Mas.."
"Rasanya aku jatuh cinta sama ibu..", kulihat ibu mertuaku tersenyum. manis sekali..
"Ibu maukan jadi kekasihku bu".
Ibu mertuakupun hanya tersenyum dan mengecup keningku dengan
mesranya, sambil berkata, "Mas ini nikmat sekali..", dikecup kembali
keningku.
Hari itu sampai magrib menjelang kami berdua terus berbugil ria,
aku dan ibu mertuaku seperti layaknya pengantin baru, yang terus
menerus melakukan persetubuhan tanpa merasa bosan, tanpa lelah kami
terus menumpahkan cairan nikmat kami, di dapur, dikamar tidur ibu
mertuaku dan di kamar mandi. Yang paling dasyat, setelah aku dan ibu
mertuaku, meminum jamu buatan ibu mertuaku. Badanku segar sekali, dan
kontolku begitu keras dan kokoh.., kukocok kontolku dilubang surga Ibu
mertuaku, sampai banjir memek Ibu mertuaku danIibu mertuaku memohon
kepadaku agar aku memasukan kontolku di lubang anusnya.
Nikamat sekali .. saat kutembakan spermaku didalam liang anus Ibu mertuaku.
Saat istriku kembali selepas isya, kusambut istriku dan teman
temannya, setelah ber bincang bincang sebentar teman teman istriku
pamit pulang. Istrikupun masuk menuju kamar hendak menaruh anak kami
yang sudah lelap tertidur ke pembaringan.
"Mas aku taruh Piko di kamar dulu ya..", kulirik Ibu mertuaku dan kuhampiri beliau sambil berbisik.
"Bu.., Indri adalah istri pertamaku, dan Ibu istri keduaku", ujarku.
Ibu mertuaku pun tersenyum dengan manisnya, sambil mencubit
pinggangku. Hari itu benar benar dahsyat. Dua lubang, lubang memek dan
lubang anus Ibu mertuaku sudah aku rasakan.
*****
Pada hari keenam liburan kami di desa Gl, aku dan istriku terpaksa
harus pulang ke Jakarta, karena dikantor istriku ada keperluan mendadak
dan membutuhkan kehadiran Istriku. Mau tidak mau aku dan Istriku
membatalkan semua acara liburan kami di kota S.
Kulihat Ibu mertuaku tampak sedih dan murung, beliau bilang sama
Bapak mertuaku kalau beliau masih kangen sama kami, dan kalau menunggu
hari raya nanti, rasanya terlalu lama buat beliau. Padahal itu adalah
alasan Ibu mertuaku, Ibu mertuaku masih belum mau berpisah denganku,
kurayu istriku agar membujuk Bapak mertuaku, berkat bujukan istriku
akhirnya Bapak mertuaku membolehkan ibu mertuaku ikut kami ke Jakarta.
Ibu mertuaku sangat gembira sekali dan kulihat sekilas matanya melirik
kearahku.
Besoknya Aku memesan tiket kereta Argo Dwipangga, karena hari itu
hari kerja, maka Akupun dengan mudah memperoleh tiket, Aku membeli
empat tiket dan sedikit oleh-oleh untuk teman teman kami. Sesampainya
aku dirumah, kami pun langsung berkemas kemas merapikan barang bawaan
kami., Jam sudah menunjukan pukul 6:30 sore. Saat aku hendak menuju
kekamar mandi aku berpapasan dengan Ibu mertuaku yang hari itu tampak
cantik sekali, kubisikan kepadanya, agar Ibu mertuaku tidak usah
memakai celana dalam, ibu mertuakupun tersenyum penuh arti.
Dengan diantar Pakde Man dan Bapak mertuaku Jam 8:30 malam kami
tiba di stasiun Balapan, setelah menunggu sekitar kurang lebih setengah
jam keretapun berangkat. Kuputar bangku tempat duduk kami, biar kami
bisA saling berhadapan. Istriku duduk bersama anakku yang sudah teridur
dipangkuan istriku sementara aku duduk bersama ibumertuaku. Setelah
lewat stasiun yogyakarta, kulihat bangku disamping tempat duduk lami
kosong. Berarti sudah tidak ada penumpang.., akupun pindah tempat duduk
di sebelah kami, ternyata penumpang kereta hari ini tidak begitu penuh.
Dinginnya AC di kereta membuat banyak penumpang yang menarik
selimut dan tertidur dengan lelapnya. Kulihat istri dan ibu mertuaku
pun sudah tertidur. Jam 2 pagi aku terbangun kulihat istri dan anakku
masih tertidur, aku bangkit dengan perlahan lahan kucolek Ibu mertuaku,
beliau membuka matanya, sstt, akupun memberi kode kepada Ibu mertuaku.
perlahan lahan Ibu mertuaku bangkit, kulihat istri dan anakku masih
tertidur.
"Bu.. aku kepengen.. bisikku..", Ibu mertuakupun tersenyum, kami
berjalan ke arah belakang melewati penumpang lain yang masih lelap
tertidur.
Sesampainya kami di gerbong belakang, tepat dibelakang gerbong
kami, ternyata hanya ada beberapa penumpang yang sedang terlelap dan
masih banyak kursi yang kosong. Setelah mendapat tempat duduk yang
kurasa aman kuputar bangku didepan biar aman dan lega bagian tengahnya.
Langsung kupeluk Ibu mertuaku, kamipun saling berpagutan, kuremas
tetek Ibu mertuaku, dengan perasaan yang sangat berdebar, kubuka
celanaku sampai sebatas lutut, kontolku sudah tegak dengan sempurna,
kuangkat rok panjang Ibu mertuaku.. woww ternyata Ibu mertuaku sudah
tidak memakai celana dalam lagi.
"Kamu yang suruh.. katanya", sambil memencet hidungku.
Aku duduk di lantai kereta, badanku bersandarkan tempat duduk, Ibu
mertuakupun bangkit mengangkangiku, perlahan-lahan di arahkan memeknya
ke burungku yang sudah tidak sabar menerima sarangnya. Diturunkan
perlahan lahan dan bless.. amblas semua kontolku masuk kedalam tertelan
lobang nikmat Ibu mertuaku yag sudah sangat basah sekali.
"Ahh rintih kami bersamaan.."
Goncangan kereta api dan goyangan naik turun pantat Ibu mertuaku menambah nikmatnya persetubuhan kami.
Dengan cepat Ibu mertuaku menaik turunkan pantatnya, kami berdua
bersetubuh dengan rintihan perlahan. takut kalau-kalau ada penumpang
yang terbangun dan melihat perbuatan kami.
Hanya beberapa menit saja.., "Aahh, hh.. Ibuu aku.. aku.. mau keluarr..".
"Cret.. cret.. crett.."
Kuangkat badanku dan kupeluk dengan erat tubuh Ibu mertuaku, tanpa
sadar Ibu mertuakupun mengigit pundakku saat ejakulasi dan orgasme
bersamaan hadir melanda dua insan manusia yang sedang lupa diri dan
dilanda asmara.
"Deg-deg-deg-deg", suara jantungku, untungnya tidak ada seorangpun yang lewat.. modar mandir.
Buru buru Aku dan Ibu mertuaku merapikan pakaian kami dan bergegas
kembali kegerbong kami, kulihat anak dan istriku masih lelap tertidur,
Aku dan Ibu mertuaku kembali keposisi kami masing-masing dan tertidur
dengan senyum penuh kepuasan.
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
6062