Perawan Metropolitan
Setelah seminggu aku keluar dari rumah sakit, aku berangkat berlibur ke
Bandung bersama temanku Kiki. Kami berangkat dengan pesawat mampir ke
Jakarta dan bermalam 1 hari di sana, aku bermalam di rumah Sammy di daerah
Pondok Indah, kebetulan rumah itu kosong dan aku dapat pinjaman, di sana
hanya dijaga 2 orang pembantunya yang selalu siap membersihkan dan menjaga
rumah tetap bersih dan siap dihuni setiap saat. Sebenarnya aku bisa saja
nginep di rumah Kak Johnny yang di Jakarta di daerah Tebet atau di rumah
orang tuaku di Jl. Sam Ratulangi Menteng demikian juga dengan Kiki,
rumahnya sendiri hanya ibunya dan 1 adik perempuannya saja yang tinggal
ditemani oleh seorang pembantu tua.
Tapi kami sengaja mau sembunyi dari keluarga kami dan tidak ingin
kedatangan kami diketahui oleh keluarga yang lain, lagian seharian kita
cuman di rumah aja... kebetulan di rumah Sammy ada kolam renang di halaman
belakang, jadi ya... kita asyik di sana. Temanku Kiki ini orangnya
bertubuh tinggi sekitar 169 Cm, ukuran dada 36C dan berkulit putih, rambut
sepunggung.
Sampe di rumah Sammy sekitar jam 5 sore, dan kami tiba dengan taxi dari
Bandara... dalam rumah yang cukup besar itu kami diberi kamar tamu yang
posisinya di sebelah kamar Sammy, kamar Sammy sendiri menghadap ke kolam
renang...sedang kamar Donna adiknya ada di lantai 2. Semua kamar di sini
memiliki kamar mandi dalam yang cukup luas... untuk kamar tamu yang kami
gunakan kamar mandinya paling tidak ukuran 4 x 6 meter dengan semua
perabotan dari granit dan dinding marmer Italy... di sudut kamar mandi ada
bath cup corner. Di samping salah satu sisnya ada kaca besar menghadap ke
taman samping... dan kamar itu sendiri berukuran sekitar 6 x 8 meter.
Setelah meletakkan barang bawaan kami, kamipun berganti pakaian renang,
Kiki menggunakan bikini mini sekali berwarna kuning muda dan aku pake
celana renang mini warna hitam. Kamipun menuju ke kolam renang...
sementara Kiki membasahi tubuh di shower dekat kolam renang aku langsung
loncat ke tengah dan melakukan renang gaya bebas beberapa kali panjang
kolam sebelum akhirnya menepi dan menunggu Kiki masuk dalam kolam. Kami
bermain dan berenang sambil becanda... sampe aku merasa cukup akupun
istirahat di bibir kolam dengan tiduran terlentang, aku pejamkan mataku
beberapa menit sampe tiba-tiba aku merasakan jari lentik Kiki mengelus
pahaku dan dilanjutkan dengan menelusuri permukaan celana renangku...
beberapa menit Kiki melakukannya dan aku diam saja... tapi aku juga
merasakan meriamku mulai menegang mendapat elusan dari Kiki. Aku buka mata
memandang langit yang mulai remang mo gelap... aku lihat balkon loteng
yang tampak dari posisiku, aku lihat pembantu Sammy yang ada di balkon itu
sedang melihat aku dielus Kiki, dan aku lihat dari bawah maka aku dapat
melihat pahanya yang mulus... orangnya tidak terlalu tinggi, kulitnya
putih ( maklum orang Sunda ), meriamku makin menegang memandang
pemandangan paha tersebut dan sadar aku lihat diapun mengalihkan perhatian
dan pura-pura terus mengelap pagar balkon yang terbuat dari stainless
steel itu.
Kiki rupanya ngga' puas dengan cukup mengelus dari luar... dia mulai
turunkan celana renangku dan mengeluarkan meriamku dan dikulumnya meriamku
dengan hangat dan penuh nafsu. Kembali aku lihat pembantu yang tadi
melihat lagi kearah kami dan kali ini cuman sebentar karena melihat aku
sedang memandang ke atas. Lama juga Kiki ngisep meriamku... saat sudah
meradang banget... tiba-tiba kakiku ditariknya dan akupun keceber ke
kolam... kami berdiri sambil berciuman dan tangan Kikipun masih
meremas-remas meriamku... aku coba membuka celananya dengan menarik tali
kecil di pinggulnya... sret... terbuka sudah celana itupun langsung
tenggelam.
Aku mulai memasukkan meriamku ke sela-sela paha Kiki... disambut dengan
tuntunan oleh Kiki dan diarahkannya langsung ke dalam lobangnya yang
menjanjikan kehangatan. Kamipun berpelukan sambil pinggulku bergoyang
kanan dan kiri perlaha karena dalam air rada sulit menggerakkan badan...
cukup lama kami bermain sambl berdiri... sampe Kiki bilang " Joss dari
belakang aja " dan diapun mencabut meriamku dan bersandar dibibir kolam
yang agak rendak sekitar sepinggang... dan akupun menyodoknya dari
belakang dan Kikipun menunggingkan pantatnya. Aku sadar sesadar-sadarnya
bahwa permainanku diintip dari atas oleh si pembantu tadi... pasti itu.
Berlagak tidak sadar aku teruskan permainanku.... sampe pada saatnya aku
sudah hampir mencapai klimak... aku ajak Kiki ke kolam yang agak rendah...
aku duduk ditangga kolam... terendam sampe ke pinggulku dalam posisi
duduk... dan Kiki menaikiku dari atas... dia menghadap ke arahku... dia
maju mundurkan pinggulnya dan aku meremas dadanya yang menggiurkan itu...
diapun mengerang tanpa berpikir lagi bahwa tidak hanya kita berdua saja
yang ada di dalam rumah itu. Erangannya makin panjang dan akhirnya diapun
mengejang hebat... aku juga ngga' mau ketinggalan aku percepat goyanganan
pinggulku dan kamipun mengalami ejakulasi bersamaan... di antara orgasme
itu aku sempatkan melemparkan pandanganku ke atas dan aku sempat melihat
pembantu yang tadi masih mengintip dan tidak sempat lari sembunyi karena
saking terpakunya.
Kami keluar dari kolam dengan apa adanya... aku telanjang bulat dan Kiki
hanya menggunakan BH bikininya yang menggantung di lehernya... karena
sudah terbuka saat permainan tadi... dan CDnya ditentengnya dengan tangan
kirinya sementara tangan kanannya menggandeng pundakku. Kami berjalan ke
arah dalam rumah untuk selanjutnya mau mandi dan istirahat... tapi pas
melewati ruang makan kami terkejut karena saat itu ada pembantu yang
lainnya lagi sedang membereskan meja makan untuk makan malam kita.
Pembantu itupun kaget karena melihat kami sedang telanjang... danm sudah
dapat diduga apa yang terjadi sebelumnya pada kami. Diapun buang muka
dengan acuh melintas ke dapur melanjutkan kerjanya seakan tidak melihat
kami... dan kamipun langsung masuk kamar...
Abis mandi Kiki hanya mengenakan kimono handuk tanpa daleman... dan duduk
di ranjang... " Ki... kamu tau ngga' waktu kita main di kolam tadi ada
pembantu yang lihat kita ? " tanyaku. " Yang mana ? " tanya kiki ngga'
tau. " Yang satunya Ki yang badannya tinggian " kataku. " Kok kamu ngga'
bilang kalo kita lagi diintip... malu khan ? " kata Kiki lagi. " Tanggung
Ki lagi enak main ntar ngrusak acara " jawabku asal. " Gimana kalo kita
kasih pelajaran 'tuh pembantu ? tanyaku.
" Pelajaran gimana... ? " tanya Kiki bego. " Kita ajak dia main sama kita
bertiga " usulku. " Boleh juga... tapi enak di kamu donk " sungut Kiki.
Selesai makan malem kita nonton TV di kamar sampe jam 9 malem dan pas
berita... aku panggil pembantu tersebut ke kamar untuk memijit aku... dan
saat dipijit aku hanya menggunakan CD minim banget... warna cream... tapi
pijitnya mulai dengan kaki dan aku tengkurap... Kiki duduk di samping
ranjang dan asyik baca majalah...
Pijitannya akhirnya sampe di pangkal pantatku dan aku minta agak lama di
situ karena capek aku bilang... setelah dipijit-pijit daerah itu aku mulai
konak dan aku balik badan... sehingga meriamku yang setengah berdiri
tampak sekali " Sekarang depannya " kataku... diapun mulai memijit paha
depanku... dia duduk di lantai samping ranjang dan aku tiduran di tepi
ranjang... tangan kiriku dapat agak bebas dan dengan mata terpejam aku
gerakkan sedikit-sedikit tanganku untuk mencari dadanya... akhirnya
dapat... kesenggol dikit... dikit lagi... dan makin lama makin sering
kesenggol... kaya'nya dia cuek aja... " Kaki kanannya sekarang " kataku
untuk mulai pijit paha kananku... dengan demikian tangannya akan melalui
atas meriamku... dia mijit sekitar pinggul kananku. Dan sesekali lengannya
memang nyenggol meriamku yang setengah meradang... itu yang aku usahakan
dari tadi... dan tangan kiriku beberapa kali telah menyenggol dan mengusap
dikit-dikit ke dadanya. " Agak tengahan mijitnya " perintahku... dan
tangannyapun pindah lebih ke tengah dan hampir mencapai meriamku...
Sepuluh menit kira-kira telah berlalu dan aku perintahkan lagi " Agak
ketengahan lagi ".
Dan kali ini telapak tangannya benar-benar menindih meriamku... dan diapun
tetap memijit terus... tapi pijitannya sudah tidak terlalu keras...
mungkin capek atau apa aku ngga' jelas... yang aku rasakan cuma nikmat...
tanganku aku beranikan mulai mengelus... kalo tadi cuman pura-pura
nyenggol sekarang sengaja ngelus dadanya...
Dia diam tidak bereaksi... sampe lama aku makin berani dan aku selusupkan
tanganku dalam bajunya.... aku elus permukaan dadanya di atas BHnya dan
dia masih diam saja... aku masukkan jari-jarikuku dalam BHnya dan mulai
meremas dadanya... mencari putingnya... dan pijitannya mulai berubah
menjadi remasan di meriamku... aku ikuti dengan menggoyang pinggulku
sehingga pijitannya terasa naik turun di meriamku. Aku lorotkan CDku
dengan tangan kanan dan " Coba bantu aku lepas celana ini " kataku. Diapun
membantunya... sampe lolos CDku. Aku pegang tangannya dengan tangan
kananku dan aku atur supaya dia mengocok meriamku... setelah tangannya
menggenggam meriamku aku pegang tangannya dari luar dan aku kocokkan... "
Nah gini " lalu aku lepas tangan kananku dan tangan kiriku masih memainkan
dadanya... aku coba buka kancingnya dan meloloskan tali BHnya... sekarang
BHnya sudah tersingkap dan aku lebih mudah untuk meremasnya... sampe aku
sudah ngga' kuat lagi karena nafsuku makin tinggi dan meriamku makin
membesar... aku minta dia untuk isep meriamku... " Ampun Den... " katanya
menolak... tapi aku tetap maksa... " Ayo isep... tadi khan kamu sudah
dapet pelajarannya... kamu khan sudah lihat caranya, sekarang kamu
praktekkan " kataku. " Ampun Den... jangan saya takut " blep... selesai
ngomong langsung aku benamkan kepalanya dan meriamkupun masuk dalam
mulutnya... terus aku ayun kepalanya dengan tanganku supaya maju mundur...
akupun duduk di sisi ranjang dan dia ngisep dari depanku sambil tetap
duduk di lantai.
Tanganku kini bebas dan mulai melucuti pakaiannya... dia agak meronta (
malu kali... soalnya ada Kiki dalam kamar itu ). Baju dan BHnya sudah
terlepas... dan kini dengan kedua tanganku aku mainkan dadanya... Kiki
ngga' lama kemudian bangkit dan mulai duduk di sampingnya serta mulai
mengelus tengkuknya... membantu memberi rangsangan... seperempat jam
kira-kira aku diiesep kaya' gitu... sampe aku udah ngga' tahan lagi ingin
melahap tubuhnya yang sekel banget.... akupun berdiri dan aku tuntun
tangannya membantu dia untuk berdiri dan aku perintahkan dia untuk rebahan
di ranjang... Setengah kita paksa akhirnya pembantu itupun tiduran di
ranjang... aku rentangkan pahanya dan langsung aku tindih... tangannya
mendorongku dan bilang " Ampun Den... jangan... saya belum pernah
beginian... " katanya memelas. " Kamu tadi khan sudah lihat seekarang kamu
rasakan... gimana enaknya " kataku setengah marah ( pura-pura galak ) dan
kiki mambantu memegang kedua tangannya dari atas kepalanya... sehingga dia
hanya bisa gerak kanan kiri... aku tindih abis dia dan aku langsung
arahkan meriamku keliang senggamanya. Aku paksakan menekannya agak
keras... gagal... aku coba lagi... aku bantu dengan tuntunan tanganku...
aku gosokkan meriamku di bibir liangnya... liangnya sedikit basah...
karena terangsang tadi saat ngisep dan diremas dadanya... aku paskan
kepala meriamku dan aku genggam batangnya lalu dengan tenaga penuh aku
dorong pinggulku... masuk sebagian saja kepalanya.... aku tahan dan
kembali aku tekan lebih keras lagi... kini masuk sudah setengah
batangnya.... aku putar sedikit kanan kiri pinggulku dan aku akhirnya
berhasil membobol kegadisannya... diiringi dengan jeritan kesakitannya dan
tangisnya... " Aduh..... Den... sakit... udah Den... jangan.... stop Den
sakit... " gitu rengeknya... buat aku ibarat desahan rangsangan yang makin
meninggikan semangat juangku dan aku tidak menggubrisnya malah aku makin
menggila mengayun pinggulku... tanganku memeluk pundaknya dari belakang
sehingga benar-benar tidak bisa bergerak dia...
pembantu itu tetap merintih dan minta aku berhenti... sekitar 20 menitan
dan aku berhenti... aku cabut meriamku... " Sudah ya Den... " katanya
sambil mau keluar... aku langsung menarik lagi lengannya dan aku suruh dia
membungkuk di samping ranjang dan Kikipun ambil posisi tiduran di pinggir
ranjang dengan mengangkangkan pahanya... aku suruh dia ( pembantu itu )
nungging sambil ngejilatin memek kiki... lalu dari belakang aku embat
lagi... aku berpegangan pada pinggulnya dan gerakanku kali ini tidak kalau
dasyatnya dengan sebelumnya... Kiki memengangi kepalanya dan mengajarinya
ngejilat yang bener.
Aku ngerasa sekali kalo meriamku mentok di dasar liangnya dan sengaja aku
kucek abis liangnya... lama juga aku main dengan gaya itu... sesekali
tanganku berpindah dari pinggul ke dada... lalu balik pinggul lagi...
sampe akirnya tidak ada lagi penolakan terasa... dan ngga' lama kemudian
aku merasakan kalo tubuhnya mengejang... rupanya dia sudah mencapai
orgasme dan berarti pula dia bisa menikmati...
Dia mulai lemas dan jilatannya pada Kiki kurang berasa... itu tampak dari
Kiki yang menggoyang kepala si pembantu makin keras... aku sodok makin
keras sehingga secara tidak langsung kepalanya ikut goyang maju mundur dan
dia tinggi julurkan lidahnya sudah terasa oleh Kiki... Kiki mulai
mengerang... tanda sebentra lagi mo selesai... akupun menggiatkan ayunanku
sambil meremas dada si pembantu tadi... aku akhirnya keluar juga... aku
semprotkan di dalam liangnya... dan Kiki juga mencapai puncaknya pada saat
yang bersamaan denganku. Akupun rebah mendorong si pembantu itu menindih
kiki... " He..eek " terdengar dari mulut Kiki.
Tak lama kemudian aku bangkit dan aku lihat si pembantu itu masih
kelelahan dan tubuhnya masih menindih Kiki... aku kunci pintu kamar dan
aku bawa ke kamar mandi... aku cuci badan dari keringat dan aku lihat
darah perawan di antara meriamku. Aku sengaja mengambil kunci terseut
takut kalo si pembantu lari keluar... karena aku masih mo nambah lagi
malam ini.
Setelah aku selesai cuci aku suruh Kiki dan si pembantu tadi cuci juga...
dan aku ajak sekalian tidur bertiga... dan akhirnya kesampaian kami tidur
bertiga dan malam itu aku bersama Kiki menghajar habis dalam beberapa kali
permainan... sampe si pembantu itu lemas... dan dia bilang " Udah Den...
saya mau nglayani Aden main gini... tapi sekarang sudah ngga' kuat badan
saya lemes banget Den... "
Pagi sekitar jam 5 dia bangun dan membangunkanku " Den bangun Den... saya
mau keluar... nanti temen saya tau kalo saya tidur di sini nanti
dibilangin sama neng Sammy... saya takut Den " katanya... lalu aku berikan
kunci kamar itu dan diapun keluar kamar... sementara aku tidur lagi dengan
memeluk Kiki... kami baru bangun setelah jam 9 pagi. Sebelum aku berangkat
ke bandung aku panggil pembantu tadi dan memerintah dia supaya mencuci
sprei yang kita pake tadi malem karena ada noda darah di sana... ngga'
lupa aku kasih di uang 200 ribu sebagai imbalan atas perawannya. Dia
menolak dan aku bilang " Ini buat kamu beli pakaian nanti ". " Ngga' usah
Den... saya juga suka kok tadi malem... pertamanya sich takut... tapi enak
kok " katanya sambil senyum.
" Nanti pulang dari Bandung ke sini lagi ya Den... sama neng Kiki... nanti
kita gitu lagi kaya' semalem " katanya sambil senyum... senyumnya kali ini
aku ngga' ngerti maksudnya. Tapi dalam hatiku... wah dia mulai ketagihan.
Jam sebelas kami baru meninggalkan Jakarta dengan sejuta kelelahan... tapi
nikmat...
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
1151