05. Isi Sebuah Diary


Akhirnya sudah empat hari kami berada di Bali. Di hari keempat ini aku dan teman-temanku memutuskan untuk bersantai di pantai sambil mencari cindera mata untuk dibawa pulang. Anthony nampak tidak tertarik, wajar saja karena Bali juga bisa dibilang rumah keduanya. Alex nampak sedang berburu cindera mata, tapi itu hanya pikiranku diawalnya. Ternyata penjual di kios cindera mata itu 2 orang gadis cantik, sontak pikiranku berubah bahwa ternyata Alex sedang berburu gadis.
Joni? Lupakan saja dia, karena masih terpikir tentang Ranti dan aku yakin ditengah lamunannya itu dia membayangkan dirinya bersama Ranti berdua dibuai asmara.
“Splash!” suara dari deru ombak menghantam pantai dan mengguyur kaki Joni yang telanjang. Kasihan kau Jon, batinku. Dia tidak tahu kalau Ranti sudah pernah bercinta denganku. Saat Joni masih berkutat dengan bayangan erotisnya bersama Ranti, aku sudah menidurinya berulang kali. Karena tadi pagi sebelum aku berangkat, aku sempatkan mampir ke kamarnya dan bercinta dengannya setidaknya 2 ronde.

Hummm, es kelapa muda ini rasanya sangat enak dipadu dengan panasnya mentari batinku dalam hati sambil mengaduk sedotan didalam kelapa muda ini. “Aduh!” teriakku ketika aku merasakan adanya benda asing yang menimpa kepalaku. Sialan, jangan-jangan ada kelapa jatuh pikirku namun bayangan itu lenyap ketika aku mendengar suara cekikikan dibelakangku. Suara gadis dan lebih dari satu orang.
Aku menoleh dan melihat dua orang gadis dengan pakaian pantai mendekatiku. “Maaf yah. Tadi gak sengaja. Adik ku tuh yang lempar-lempar ga lihat kalau ada orang.” gadis yang akhirnya kuketahui bernama Ayudya ini memungut bola pantainya. Dia melanjuti, “Sakit nggak?” lalu gadis yang satu ikut-ikutan meminta maaf. Aku hanya tersenyum sambil menggeleng. Sakit sih nggak tapi kagetnya itu, plus es kelapa mudaku tumpah semua.
Kami saling berkenalan, ternyata dua gadis ini bernama Ayudya dan Rea. Cukup cantik, kulit putih agak coklat, tinggi sekitar 165 an sentimeter dan rambut lurus panjang sebahu. Yang mengejutkan lagi ternyata mereka kembar. Aku baru sadar setelah kami ngobrol panjang lebar.
“Eh Di, kamu tau nggak dimana tempat beli pakaian renang? Kita lupa bawa pakaian renang sih jadi gak bisa ke swimming pool di hotel.” tanya Rea sambil memainkan bola pantainya. Lalu tiba-tiba aku teringat dengan toko pakaian (sport shop) yang ada didekat resort tempat aku menginap. Sial, kataku dalam hati. Itu terlalu jauh dari sini. Lalu seolah ada flash back, aku mengingat kalau tadi saat kami berempat makan pagi didekat tempat ini ada toko pakaian dan olah raga yang berjarak hanya selisih 2 atau 3 toko dari rumah makan yang kami kunjungi. Akhirnya kami bertiga mencari swimsuit di tempat itu dan dapat juga akhirnya.
Rea dan Ayu mengajakku pergi kehotel mereka untuk berenang. Aku lihat ketiga temanku sedang sibuk sendiri-sendiri, nampaknya tidak apa-apa jika aku memisahkan diri sebentar, toh ada banyak taksi yang bisa aku gunakan untuk pergi pulang ke resort.
Aku diundang memasuki kamar mereka berdua dan lumayan berantakan juga kamarnya. “Lho katanya sama orang tua, lah mana ortu kalian?” tanyaku sedikit selidik.
Ayudya yang dari tadi lebih banyak diam mulai bercerita kalau ayahnya ada kepentingan bisnis dan harus meninggalkan mereka berdua sendirian di hotel sementara ibu mereka mengikuti sang ayah pergi. Rea mulai membongkari barang belanjaannya tadi, cukup banyak dan diantaranya adalah swimming suit. “Eh Yu, kita coba yuk suitnya.” kata Rea merajuk ke kakaknya. “Ntar kamu yang nilai yach Di!” lanjutnya lagi.
Tak lama kemudian kedua gadis kembar ini keluar dari kamar mandi dan melenggang didepanku dengan menggunakan swimming suit. “Wah cantik sekali kalian. Ini benar-benar hari keberuntunganku bisa ketemu dengan dua cewek cantik…..dan seksi.” kataku sambil mencoba mengalihkan tatapan mataku yang terfokus pada belahan dada kedua gadis ini. Mereka berdua mempunyai tubuh yang seksi abis.
Nampaknya baik Ayu maupun Rea juga menyadari kearah mana pandangan mataku. Rea mendekat, “Hayo, liat apaan kok sapai nggak berkedip gichu?” rajuknya lagi. Belum juga aku menjawab, dia sudah menduduki pangkuanku dengan wajah menghadap kearah wajahku. “Heheheh….horny yah liat kita-kita? Gak apa-apa kok, normal.” Rea nampaknya begitu semangat mengerjaiku sementara Ayu hanya senyum-senyum dibelakangnya.
Aku merasakan batang kemaluanku sudah menegang. Rangsangan seperti ini benar-benar membuatku lupa diri. Segera kedua tanganku merangkul tubuh Rea sehingga sekarang tubuhnya menempel erat dengan tubuhku. Buah dadanya aku rasakan bersentuhan dengan dadaku. Kemudian aku mulai menciumi bibirnya dan herannya Rea menyambut kecupanku itu sehingga akhirnya kami berciuman dengan cukup panas.
Setelah puas berciuman Rea tersenyum padaku, “Dah ga tahan yah liat kita-kita?” katanya sambil menciumiku lagi. Kali ini kuberanikan untuk meremas buah dadanya yang terbalut swimsuit itu dan dia memberikan lampu hijau untuk tindakanku itu.
Akhirnya kami melepas satu per satu pakaian kami hingga aku dan Rea sudah telanjang bulat. Melihat Ayu yang tertegun melihat tingkah polah kami berdua itu aku menjadi berinisiatif. Aku tarik tangan Ayu dan membuat dia jatuh kepelukanku lalu kucium bibirnya dengan penuh nafsu sambil tanganku mencopoti pakaiannya. Awalnya dia berontak namun lama-lama akhirnya dia pasrah juga. Bahkan adiknya, Rea juga mendorongnya untuk mendekatiku. Lima menit kemudian aku dan Rea berakhir dengan mengerjai Ayu.
Aku duduk di pinggiran tempat tidur dan memangku Ayu yang menghadap kearahku, persis sama dengan yang kulakukan dengan Rea tadi. Tanganku meremas-remas payudaranya sementara mulutku berpagutan dengan mesra sembari lidah kami saling menyapu satu sama lain. Rea sibuk mestimulsi leher kakaknya dengan cara menciuminya bahkan klitoris Ayu-pun dia mainkan dengan jarinya yang lentik itu. Sampai akhirnya tangan Ayu yang bebas itu mulai memegang penisku dan mengocoknya dengan irama perlahan namun semakin lama semakin cepat.
“Ah, kalau begini terus ga bakalan tahan gue!” kataku pada mereka yang disusul dengan tawa kecil dari dua dara cantik ini. “Kita main aja langsung!” aku langsung memindahkan tubuh Ayu dari pangkuanku namun belum selesai aku memnidahkannya Rea langsung mendorongku ketempat tidur yang membuat aku kembali terduduk.
Rea lalu berjongkok dan mulai melakukan oral seks kepada penisku yang sudah full loaded itu. “Gede banget yah, punya cowokku paling cuman separuhnya lebih dikit.” selorohnya dengan genit lalu Rea memberi aba-aba kepada Ayu, kakaknya untuk bekerjasama mengerjai penisku ini dengan goyangan lidah dan permainan mulut mereka. “Kamu beruntung Di, kamu orang pertama yang ngerasain kita berdua sekaligus.” Rea menimpali dan aku amini mengingat aku juga belum pernah bercinta dengan dua perempuan kakak beradik bersamaan, apalagi kembar seperti ini.
Selesai dengan oral seks, kami kemudian mengambil tempat di tempat tidur. Ayu aku biarkan tidur terlentang sementara Rea aku atur supaya tengkurap diatas tubuh Ayu sementara aku dengan posisi doggy style mulai mengerjai vagina mereka berdua bergantian.
Pertama aku gesek-gesekkan penisku diliang senggama milik Rea, “Ayo dong masukin. Aku pengin tau rasanya dihajar sama ****** gede kayak punya kamu!” Rea nampak sudah tidak tahan dan kulihat vaginanya sudah cukup basah.
Segera aku lesakkan penisku sedikit demi sedikit kedalam vaginanya. Bibir vagina Rea mulai membelah membuka lebar menerima tusukan penisku. “Ahhhhh, achh, ahhhh…!!!” Rea mendesah sejadi-jadinya, aku sih tenang-tenang saja karena kamar ini kedap suara. “Achhh!!!” erangan Rea berakhir keras saat seluruh batang kejantananku masuk kedalam liang kewanitaannya. Lalu mulai kuberikan sodokan-sodokan ringan disertai beberapa kali goyangan.
Semakin lama aku semakin mempercepat sodokan penisku dan membuat seorang Rea menjadi kalang kabut. Dia mendesah sejadi-jadinya dan aku lihat dia cukup lupa diri hingga Rea berciuman dengan kakaknya, Ayu dengan sangat hot-nya. Kugenjot sejadi-jadinya dan semakin keras pula reaksi Rea menerima pompaan dari penisku itu.
Setiap kali penisku menusuk lebih dalam maka semakin erat pula jepitan vagina Rea. Luar biasa pikirku, seperti belum pernah main seks aja nih cewek. Hanya butuh waktu sepuluh menitan buat Rea untuk mencapai klimaksnya. Sementara aku masih belum apa-apa, lalu kucabut batang kemaluanku dan kelesakkan dengan cepat kearah vagina Ayu, kakak Rea.
“Arghhh!!!” mata Ayu terbelalak lebar taktala vaginanya menerima tusukan dari batang kejantananku itu. “Achh, pelan-pelan Di! Sakit nih, penis kamu kegedean sich.” Ayu mulai dapat menahan sakitnya tadi. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya lalu mulai kupompa vaginanya itu dengan perlahan namun pasti. Tak sampai lima menit, aku lalu mempercepat kocokanku pada liang senggama Ayu hingga dia semakin menegangkan tubuhnya dan merangkul tubuh Rea yang telungkup diatas tubuhnya.
“Arghhh, Di aku keluarrrr…..” Ayu tak dapat menahannya lagi dan kurasakan cairan hangat membanjiri liang senggamanya.
“Hmm, memiaw kalian benar-benar hebat! Gua jadi ikutan keluar nich.” Aku mulai mempercepat pompaanku dan dua menit kemudian aku hunjamkan batang kejantananku itu sedalam-dalamnya di vagina milik Ayu disertai erangan keras aku mencapai klimaks pertamaku dirahim dara cantik ini. Semburan sperma membanjiri liang kemaluan Ayudya. Ayu hanya tersenyum lemah ketika dia merasakan cairan hangat mulai merembesi liang kemaluannya dan mengalir keluar kebibir vaginanya.
Nampaknya rangsangan dari kedua dara ini tidak berhenti disini. Kemaluanku langsung berdiri tegak setelah istirahat satu atau dua menitan. Aku kembali menyodok vagina Ayu yang belum kering dari sperma dan cairan kemaluannya itu. Ayu kaget namun hanya pasrah menerima begitu saja sodokan-sodokan penisku yang semakin lama semakin ganas saja. Hanya butuh waktu limabelas menitan sebelum Ayudya mencapai orgasme keduanya. Namun parahnya aku belum merasakan akan mencapai klimaks. Tapi aku melihat tubuh Rea yang seksi ini menggeliat-geliat. “Kamu dah pulih dari capek yah sayang?” kataku pada Rea. Belum sempat Rea menjawab dia sudah mengeluarkan desahan dan lenguhan-lenguhan sensual. Batang kemaluanku sudah kujejalkan kedalam liang kemaluan milik Rea dan kugoyangkan secepat-cepatnya dan jujur saja sedikit brutal.
Beda dengan kakaknya, nampaknya Rea cukup menyukai permainan brutalku ini. Bahkan beberapa kali dia meneriakkan nama pacarnya yang kalau tak salah bernama Wisnu dan meneriakinya dengan umpatan, “Wisnu, fish you…..lo gak pernah muasin gue kayak gini. Coba ****** lo lebih gede dikit!” umpat Rea tak karuan sambil mendesah-desah, ”fish me more, yes! Oh! Yes! Damn, yes! fish me deeperrrr…!!!” Rea semakin tidak bisa menahan dirinya dan hanya butuh waktu sebentar untuk dia mencapai klimaksnya yang kedua. Untungnya saat itu aku juga sudah mau ejakulasi. Sesaat setelah Rea selesai dengan orgasmenya yang ditandai dengan otot-otot vaginanya mulai merenggang dan tidak tegang seperti saat mencapai klimaks, aku menusukkan dalam-dalam penisku sambil meremas buah dada Ayu dan Rea, penisku memuntahkan cairan sperma putih kental yang cukup banyak didalam vagina Rea sehingga saat itu kedua rongga kemaluan Rea maupun Ayu sudah dipenuhi dengan spermaku dan mengalir keluar sedikit demi sedikit. (Aku memotret adegan mereka dan dimana vagina kedua gadis ini meneteskan spermaku, untungnya aku bawa digital camera)
Setelah istirahat sejenak kami bertiga sepakat untuk berenang bersama di kolam renang hotel. Selesai renang, saat aku pamit pulang, Rea mencegatku dan memelorotkan celanaku tepat sebelum aku membuka pintu kamar hotel mereka untuk keluar. Bersama dengan Ayu, mereka melakukan oral seks kepadaku. Dimana aku berdiri dengan perasaan campur aduk melihat penisku bergantian dilahap dan disedot oleh mulut-mulut mungil kedua dara ini, kedua dara kembar. Karena dasarnya sudah horny hanya sepuluh menit aku bertahan dan cairan air manipun memancar dari ujung penisku kedalam mulut kedua gadis ini.
“Ini bayaran karena telah bikin kami puas. Lain kali kalau ada waktu telepon atau sms yah!” Rea tersenyum sembari membersihkan spermaku dengan tissue.
Ayu yang dari tadi hanya diam mulai bicara, “Kamu cowok kedua yang pernah ngent*tin aku selain tunanganku. Tapi cowok pertama yang pernah ngent*tin kami berdua bareng-bareng. Hahahahaha….!!!” tawa renyah Ayu menghiasi ruangan kamar hotel itu. “Sebagai kenang-kenangan nih fotoin waktu kita bercinta!” Ayu menambahi. Dan kemudian aku, Ayu dan Rea bergantian berfoto berpasangan, bergaya seperti saat kami sedang melakukan adegan seks. Ini benar-benar fotoku yang sangat berharga. Lebih dari itu, ini pengalamanku yang sangat berharga.



----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh

1499

21Tahun.Sextgem.Com