15. Isi Sebuah Diary
Orgy Party
Dua hari kemudian setelah Lina menceritakan seluruh kisah pahitnya kepadaku, Mickey menelponku lewat handphone-ku. Dia mengajak untuk bertemu denganku dan ingin memperkenalkan seseorang kepadaku.
“Hai. Temanku, perkenalkan ini adalah Ryuji dan ini istrinya Yuki. Mereka pasangan baru. Baru 1 bulan menikah dan sekarang mereka dalam perjalanan bulan madu mereka. Aku kenal mereka sejak Ryuji berada di Belanda untuk kuliah di sana. Mereka lebih pandai berbahasa Inggris dibanding diriku hahaha…” jelas Mickey yang kemudian memperkenalkanku kepada pasangan suami istri ini.
Setelah ngomong basa-basi akhirnya Mickey mengungkapkan maksud hatinya juga. “Like you’ve heard from them my friend. Temanku Ryuji selama bulan madunya ini ingin melakukan swinger. Dia tertarik setelah aku memberitahu kalau aku memperoleh teman disini, penduduk asli tempat ini.” Kata Mickey kepadaku.
Jujur saja aku kaget. Karena ini pertama kalinya aku bertemu dengan Ryuji. “Why you want to do that thing? You have beautiful wife and you’ve married only about 1 month ago. Are you not?” tanyaku curiga.
Ryuji langsung menepisnya, dia mengatakan kalau dia sudah lama berpacaran dengan Yuki dan dia ingin variasi dalam percintaannya. Karena selama dia berada di Belanda, dia pernah selingkuh sebanyak 2 kali dengan wanita Belanda teman satu kampusnya sementara di Jepang, Yuki selalu setia menunggunya. Bagi yang belum tahu, Ryuji dan Yuki merupakan pasangan suami istri warga Jepang. Selama itu pula Yuki memendam rasa dendam kepada Ryuji dan sampai menikah-pun tidak dapat melupakan pengkhianatan Ryuji kepadanya. Untuk menyamakan kedudukan, maka di masa bulan madu ini, Ryuji mengijinkan Yuki untuk berselingkuh didepannya. Yuki semula menolak karena alasan itu bukan sesuatu yang benar tetapi setelah dirayu oleh Ryuji dan untuk menghilangkan ganjalan dihatinya karena pernah dikhianati maka Yuki setuju dengan syarat harus penduduk asli dan bukan gigolo karena dia tidak ingin tertular penyakit kelamin. Itu-pun juga harus adil dengan kata lain adalah pria tersebut harus mempunyai pasangan juga untuk melayani Ryuji.
Ujung-ujungnya adalah Mickey yang kebetulan ada disini memintaku untuk ikut serta dalam pesta swinger ini. Alasan utamanya karena dia (Mickey) cocok denganku dan dia tidak begitu bernafsu dengan wanita Jepang. Walaupun sebenarnya Yuki ini bisa dibilang cantik. Wajahnya mirip dengan Noriko Sakai, artis dari Jepang hanya saja lebih tinggi dan rambutnya lebih panjang.
“Emangnya mau main disini?” tanyaku kepada Mickey. Mickey menggelengkan kepalanya dan mengatakan kalau permainan panas ini akan dilakukan di Bali, tempat yang akan digunakan pasangan suami istri ini berbulan madu selama 5 hari. “Hah? Gila aja. Aku sedang tidak ada uang Mick…” protesku.
“Well, ye just name it now hahaha…. Don’t worry Ike friend, because Anthony father already give Ike 1 big villa at his resort. I bet you already been there before. Ike want ye to borrow your lover OK.” Kata Mickey yang kembali terdistorsi bahasa Inggrisnya bercampur lebur dengan bahasa Belanda-nya. Memang Mickey jauh lebih ahli menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa Inggris.
“OK kalau begitu. Akan kuusahakan membawa Anyssa bersamaku. Malah mungkin aku akan membawa satu tambahan cewek lagi. Hehehe…adiknya.” Kataku lagi.
Mickey terkejut campur senang. “Wow, you such a slut my brother. Hahahaha…just bring it on.” Katanya bersemangat. Lalu sebelum aku pergi dari café itu, Mickey sempat membisikiku, “Dhea juga akan datang temanku. Pasti kau suka khan?” katanya sambil tersenyum penuh arti. Ternyata bule gila ini sudah mempersiapkan semuanya.
Anyssa kekasihku pertama-tama tidak setuju mengingat dia sebenarnya tidak menyukai dengan perilaku swinger yang telah kami lakukan beberapa kali ini. Dia tambah terkejut lagi setelah tahu kalau adiknya juga akan ikut serta. Dia ngotot tidak memperbolehkannnya tetapi setelah aku bujuk rayu akhirnya dia luluh juga. Lagipula selama ini dia kalah angin didepanku, karena selama ini dia tahu kalau aku masih mengingat perihal perselingkuhannya dengan dua orang pria dibelakangku. Namun dia masih tidak sadar juga bahwa aku juga berselingkuh berulang kali dibelakangnya, tetapi dia hanya tahu kalau hal tersebut tak lebih hanya untuk membalas perlakuannya kepadaku padahal sejatinya tidaklah demikian.
“Tapi bagaimana dengan tempat menginap disana? Aku tidak punya cukup uang untuk ke Bali. Disana khan semua mahal.” Katanya lagi. Namun dia langsung diam setelah aku katakana kalau aku mempunyai uang yang cukup untuk membawa kami bertiga kesana dan lagipula setelah sampai di Bali, semua akomodasi di tanggung oleh Mickey.
Akhirnya sampai juga kami di Bali. Pasutri dari Jepang itu menyambut kedatangan kami dengan sangat senang. “Welcome my friend. Please suite yourself. Come in guy’s.” ajak Ryuji kepada semua yang datang. Lalu dia memperkenalkan istrinya kepada Anyssa dan kepada Lina. Sementara itu aku dan Mickey memasukkan barang-barang kami ke dalam rumah cottage yang lumayan luas itu.
“Hmmm. Jadi disini nanti malam kita berpesta.” Gumamku namun terdengar oleh telinga kelelawar milik Mickey.
“Hahaha. Sudah tidak sabar? Don’t be worry Ike friend. Nanti juga kamu akan senang juga. Wanna eaten first or wanna wandelen more?” kata Mickey sambil merapikan baju-bajunya kedalam almari pakaian yang luar biasa besar sampai-sampai tubuh kami berduapun dapat muat didalamnya. Sejujurnya aku agak pusing juga tiap kali mendengar Mickey berbicara, bagaimana tidak karena dia selalu mencampur bahasa Inggris-nya dengan bahasa Belanda membuatku semakin susah mencernanya.
“Let’s wandelen met Ike!” ajaknya kepadaku yang dalam bahasa Inggris-nya seharusnya berbunyi, “Lets take a walk with me.” Jika dibiarkan lama-lama maka bule gila satu ini bisa membuat sebuah bahasa baru.
Kami berdua menyusuri sebuah deretan ruko yang dibangun dekat cottage dan Mickey akhirnya berhenti disebuah apotek. Setelah itu dia membawa sebuah tas kecil yang didalamnya bisa ditebak. “You buy a condoms? That’s many? Oh man…” kataku tak percaya setelah memperlihatkan sekardus kondom berbagai merek dan jenis. Kalau prkiraanku tidak salah maka terdapat kurang lebih 90 buah kondom didalam tas plastik tersebut. “Are you want to use it all? Or just want to be your collection?” kataku lagi dan dia hanya terkekeh.
“Let see…we have 3 day’s in this place so why we not using it as our happy holiday…you know what Ike mean right.” Katanya lagi dan aku jelas tahu apa yang dimaksudnya dengan happy holiday. Happy holiday ala Mickey.
Malamnya kami berpesta dengan pasangan pasutri tersebut. Mickey membuka champagne yang dia beli dari coffee shop di cottage ini. Dua buah champagne langsung habis dalam tempo kurang dari dua jam. Sembari diselingi sebuah musik lembut akhirnya kami semua terlena akan keromantisan malam itu.
Mickey lalu menuju ke depan televisi dan menyalakan dvd player. Bisa ditebak apa yang akan dia mainkan disana. Sebuah film blue yang dimainkan oleh sekumpulan wanita Jepang dengan pria dari kawasan Amerika Latin mereka menyebutnya Latino. Sekitar 8 wanita Jepang dan 2 wanita dari kawasan Eropa melawan 7 pria Latino, 4 pria Jepang dan 2 pria Afrika.
“Wow. That’s what I call orgy my friend.” Seru Mickey senang. Dvd porno itu memang sudah aku persiapkan sejak masih dirumah. Mickey sendiri langsung ambil posisi didepan televisi setelah bersamaku menyingkirkan sofa yang membuat tempat itu menjadi sempit. Lalu kamipun menggelar kasur dari springbed sebanyak 4 buah dan disusun menjadi bujur sangkar. Sekarang Cineplex lesehan telah dibuka dan kamipun sambil terus menenggak minuman yang tersisa hanyut dalam suasana romantis plus horny itu.
Sudah setengah jam kami menyaksikan adegan mesum di dvd tersebut dank u sendiri sudah merasakan hawa dingin menerpa tubuhku sementara itu bagian dalam tubuhku terasa hangat atau bahkan panas membara.
Saat aku menoleh kesamping, terlihat Mickey sedang mencumbu Viola dengan ciuman-ciuman dibagian leher dan wilayah dadanya. Saat itu memang Viola hanya memakai bikini saja karena dia habis berenang dipantai sorenya dan tidak mengenakan pakaian lagi sampai acara pesta. Sementara itu Yuki mengenakan kimono tipis yang dia bawa dari Jepang yang menurut pengakuannya kimono itu adalah hadiah dari ibu mertuanya saat perkawinan mereka. Lina yang duduk di sebelah kiriku mengenakan kaus tank top mini yang memperlihatkan pusarnya yang indah dan celana super pendek yang ketat sementara Anyssa yang duduk disebelah kananku mengenakan pakaian one piece daster warna pink yang aku yakin kalau dia tidak mengenakan bra seperti biasanya.
Hal tersebut aku buktikan setelah tanganku menyusup dibalik dasternya dan dapat merasakan bagaimana tanganku menyentuh payudaranya yang ternyata sudah mengeras dibagian putingnya tersebut. “Akhh…Adi…kamu nakal….Okhh..” desahnya terus ketika tangan kananku mulai meremas-remas payudaranya bergantian. Gadis ini lalu mengarahkan mulutnya untuk mencium bibirku dan akhirnya kamipun berpagutan dengan mesranya.
Melihat tingkah kakaknya terhadapku, Lina tak mau kalah. Sekarang dia mengarahkan kedua tangannya untuk merangsangku. Dipelorotkannya celana pendekku dan saat batang kemaluanku menyembul keluar, dia mengocoknya dengan menggunakan dua tangan. Terang saja aku menjadi terangsang berat dibuatnya, apalagi terkadang jemari Anyssa ikut-ikutan membelai-belai buah zakarku. Melihat kemaluanku sudah berdiri tegak, Lina menundukkan kepalanya dan membuka mulutnya yang selanjutnya dia memasukkan batang kejantananku itu kedalam mulutnya yang mungil. Dengan hisapan dan pompaan mulutnya akhirnya pertahananku jebol juga. Aku tak sadar mendesah-desah apalagi ketika lidah Anyssa dan Lina bergantian menyapu ujung kemaluanku. “Akhh….aku keluar.” Seruku kepada mereka dan seketika itu juga batang kejantananku berkedut keras lalu menyemburkan cairan putih kental yang membasahi bibir dan tangan kedua gadis cantik ini. Anyssa dengan lahap menjilati sisa sperma yang masih menempel di batang kemaluanku itu sampai bersih.
Aku tergeletak lemas ketika aku melihat Ryuji sudah melepas seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat. Batang penisnya sepanjang 13 cm.bewarna putih dan mengacung kedepan. Untuk ukuran orang Jepang, 13 cm itu sudah termasuk besar atau setidaknya lumayan.
Mickey masih asyik mencumbu Viola saat dia melirik kearah tubuh Anyssa yang sudah memamerkan payudaranya itu. Tubuh Viola menggeliat-geliat keenakan ketika jemari Mickey meremas-remas payudaranya yang besar itu dari balik bikininya yang sur tipis itu. “Akhh…Mickey…you so naughty boy…akhhh…gimme more.” Lanjutnya sambil mencopot seluruh bagian bikini yang masih menempel di tubuhnya. Lalu gadis bule ini menarik keluar batang kemaluan Mickey dari dalam celana pendeknya dan terlihat penis Mickey sudah mengeras dan sedikit berair, dia sudah terangsang.
Viola lalu mengocok batang kemaluan kekasihnya itu hingga terlihat kepala penis Mickey terkadang menyembul diantara kulit kelaminnya hingga seperti kuncup bunga karena memang penis Mickey tidak di sunat, bahkan mereka tidak mengenal kata itu disana (Belanda). Batang kemaluannya langsung bewarna merah ketika darah beserta nafsunya terpompa akibat kocokan tangan Viola.
Mulut Viola berpagutan hebat dengan bibir Mickey dan seperti biasanya lidahnya memberikan sensasi ciuman yang super dahsyat. Harus kuakui itu karena aku sendiri pernah merasakan dahsyatnya ciuman Viola.
Sementara itu Lina sepertinya sudah tidak dapat membendung nafsunya lagi. Dia menghampiri tubuh terlentangku dan membuka seluruh pakaiannya hingga benar-benar bugil dan diarahkannya tanganku kearah payudaranya yang seksi itu. Dengan diiringi remasan tanganku, dia mendesah dan melenguh keenakan sembari menggesek-gesekkan bibir vaginanya di batang kemaluanku yang sudah mengeras itu. Aku sampai dapat merasakan tonjolan klitorisnya yang menggesek kulit penisku itu.
Tiba-tiba aku merasakan batang kemaluanku seperti didesak oleh sesuatu yang lembut dan berbulu. Ternyata Lina telah mengambil posisi mengangkangi tubuhku yang terlentang ini dan mendorong bibir vaginanya hingga terbelah oleh kejantananku yang sedang berdiri tegak itu. Perlahan-lahan namun pasti, penisku yang masih membengkak dengan panjang setidaknya 20 cm itu melesak masuk kedalam vagina Lina yang merekah merah ini. “Akhhh…mas Adi. tongkolnya mas Adi kok masih segede ini sih? Bengkaknya nggak ilang-ilang. Aughhh…akhhh..” desahnya sambil protes atas besarnya ukuran penisku ini walupun sebenarnya aku senang-senang saja karena dengan ukuran sebesar ini aku jamin perempuan manapun juga bisa kubuat tak berdaya.
“Ihhh…masih bertahan yah ukurannya. Sakit Lin?” tanya Anyssa ketika melihat bibir vagina adiknya mulai di masuki oleh batang kejantananku itu. Saat baru setengah jalan aku melakukan penetrasi kedalam liang kemaluan Lina, tiba-tiba dari belakang Anyssa dirangkul oleh Ryuji. Sepertinya pria yang berusia kurang lebih hanya 2 tahun diatasku itu sudah tak tahan lagi melihat aksiku bersama Lina. Dari belakang diremasnya kedua buah dada Anyssa yang ranum itu hingga keujung putingnya. Kontan saja Anyssa menjadi lebih bergairah lagi mendapatkan rangsangan itu. Dadanya berdegup kencang karena selama ini dia tidak pernah membayangkan akan bercinta dengan pria dari negara asing lagi selain dengan Mickey. “Akhh…Ryuji…slow down!” ucapnya lirih ketika ciuman Ryuji datang bertubi-tubi di leher pacarku ini disertai dengan remasan tangannya pada buah dada Anyssa yang masih mengenakan daster tipisnya.
“Your breast really great miss. Anyssa, you really turn me on.” Kata Ryuji memuji sambil terus memburu Anyssa dengan ciuman dan remasan tangannya. Tak cukup hanya dengan itu, sekarang tangannya sudah melucuti celana dalam Anyssa yang juga bewarna pink itu. Sekarang bibir vagina Anyssa sudah terpampang jelas diluar. Bibir vaginanya yang dihiasi dengan bulu kemaluan yang sedikit lebat itu telah basah. Dia tak tahan menahan rangsanganku tadi yang kini ditambah oleh Ryuji.
Nafas Ryuji semakin memburu di tengkuk Anyssa dan itu sepertinya membuat gadis cantik tersebut risih lalu memajukan tengkuknya. Namun Ryuji tidak menyerah begitu saja. Dengan nafsu memburu dia melemparkan celana dalam Anyssa lalu dari belakang dia mencium bibir Anyssa tadi dengan penuh nafsu. Dia sepertinya tak peduli bahwa tadi gadis cantik itu telah menelan spermaku atau mungkin tidak ingat lagi.
Ani yang sekarang dalam posisi merangkak dibuat Ryuji tak bisa berkutik lagi. Dengan posisi doggy style, Ryuji menyorongkan batang kemaluannya kearah bibir vagina Anyssa. Cairan yang berasal dari dalam liang kemaluan Ani bercampur dengan cairan cinta dari ujung penis Ryuji sepertinya telah cukup untuk membantu penetrasinya, apalagi batang kemaluan Ryuji berukuran dibawahku yang seharusnya lebih mudah masuk mengingat hampir tiap hari aku menyetubuhi Anyssa. Namun bibir vagina Anyssa ini memang special karena walaupun sudah dijarah oleh batang kemaluan pria yang besar sekalipun tetapi tetap tidak berubah longgar dan masih tetap rapat walaupun tidak serapat waktu dia masih perawan. Dan sepertinya Lina, adiknya juga menuruni keistimewaan kakaknya itu.
“Agh, what a wonderful pussy you have here. So tight and so wet. Hang on, I will start now.” Kata Ryuji yang kemudian menusukkan batang kemaluannya lebih dalam lagi kedalam vagina Anyssa. Kekasihku mendesah pelan dan jemarinya mencengkeram sprei kasur dengan kuat. “Akhh…so tight. So good. Wonderful pussy.” Desah Ryuji mengawali pompaan penisnya didalam vagina Anyssa.
Lina yang sudah berhasil membenamkan seluruh batang kemaluanku didalam liang senggamanya itu menengok kearah kakaknya. “Mas Adi. Liat tuh mbak Ani! Tampangnya mesum banget di ent*tin ma cowok Jepang hehehe…nafsuin yah?” goda Lina melihat kakaknya digenjot oleh Ryuji dalam posisi merangkak itu. Lina lalu mulai menaik turunkan pahanya dengan salah satu tangannya mempermainkan buah pelirku sementara tangan yang lain menyeimbangkan diri dengan memegang perutku. Perlahan namun pasti, aku mulai dapat merasakan kenikmatan yang luar biasa. Pertama kali memang seperti tercekik oleh vagina sempit Lina namun lama kelamaan akhirnya vagina tersebut bisa menyesuaikan keadaan dan memberikan ruang lebih untuk batang kejantananku.
Sementara itu, Ryuji kemudian memasang kondom pada penisnya yang kemudian kembali menjebol pertahanan Anyssa. Memang sudah menjadi kesepakatan kami untuk menggunakan kondom kepada Ryuji karena permintaan istrinya sendiri yang takut nanti kalau-kalau Ryuji tak sengaja menghamili salah satu perempuan lawan mainnya, karena urusannya bakalan runyam apalagi mereka belum mempunya anak satupun. Mungkin semacam tradisi di beberapa daerah di Jepang.
“Awww…that’s hurt honey.” Seru Viola ketika batang kemaluan Mickey menghajar kemaluannya dengan sedikit brutal. Aku dapat melihat Viola yang dengan posisi merangkak seperti Ani di pompa tanpa henti bagian belakangnya sehingga sedikit demi sedikit dia merangkak maju untuk mengurangi daya dorong dari rudal Mickey. “Slow down baby. Are you want to break my pussy or what?” protes pacarnya kepada Mickey. Tapi bule gila ini tidak begitu menggubris sampai saat Viola mencabut paksa batang kemaluan pacarnya itu dari dalam kemaluannya dan kemudian meremasnya keras-keras hingga Mickey menjerit. “See…now you know what I feel. Be gentle or I will leave you to join with those guys.” Kata Viola mengingatkan.
“Fine. Im sorry OK. I will be gentle now.” Kata Mickey yang kemudian kembali melesakkan batang kemaluannya kedalam vagina bule perempuan tersebut. “Okhh..honey spin your pussy! It’s so crazy…I love it much. Damn it, your pussy really damn hot. Come on, swing like a bitch…akhh yeah…oh yeah…” desah Mickey sambil meracau tak karuan. Seperti menunggangi kuda binal, Mickey tak henti-hentinya menyodokkan batang kejantanannya yang besar itu. Terkadang panis Mickey terlepas dari cengkeraman vagina Viola karena terlalu bersemangat.
“Akhh…bitch…..I wore you ups and down…akhh..yeahh…” seru bule gila itu lagi yang kemudian mencabut batang kejantanannya dan menyemburkan spermanya keatas punggung Viola yang putih mulus itu. Sperma bule ini sangat banyak juga mengingat sebelumnya dia telah meminum obat khusus yang dia bawa dari negaranya. Fungsinya adalah untuk meningkatkan produksi sperma dan kualitasnya. Dia mengatakan kalau ingin performanya kuat dia harus menggunakannya karena sejak kecil dia sudah kecanduan alkohol dan itu sepertinya mempengaruhi kemampuannya dalam bercinta. Bahkan dengan kondisinya yang sekarang walaupun dia meminum champagne type Don Perignon 3 botol juga tidak bakalan mabuk karena sudah kebal terhadap alkohol.
Sementara itu Lina masih sibuk menggoyangkan pinggulnya di atas tubuhku. Kemaluanku seperti sedang diblender oleh vagina gadis cantik ini. Adik pacarku ini memang sangat ahli dalam menservis penisku walaupun selama ini dia termasuk jarang bercinta dibandingkan dengan kakaknya yang nyaris setiap hari aku tiduri.
“Ohh..mas Adi. Aku keluar nih….akhhh…” jerit Lina yang berusaha menahan kerasnya suara jeritannya itu. Semakin dia dekat dengan orgasmenya, pinggulnya semakin dipercepat gerakan naik turunnya. Sehingga terkadang aku dapat melihat klitorisnya tergesek-gesek hingga menyembul keluar dari labia mayora miliknya. Lapisan dalam bibir vaginanya-pun terkadang ikut keluar karena terlampau kuat menjepit batang kemaluanku yang ektra besar itu. “Mas Adi…akh…akhhhh…” desahnya sambil memelukku erat dan memperlambat gerakan pompaannya yang lalu berhenti sama sekali. Aku merasakan dinding dalam vaginanya mengencang dan berkedut-kedut. Sepertinya perempuan cantik ini sudah mengalami orgasmenya yang pertama.
Merasa belum terpuaskan, aku membalik tubuhnya hingga terlentang. Sekarang kutahan kedua tungkai kakinya dibahuku lalu kembali aku pompa vaginanya yang sudah basah kuyup itu dengan cepat. Lina masih lemas dan hanya bisa mendesah-desah pelan. “memiawmu memang lain Lin. Sangat sempit walaupun sudah dijejali penis besar juga. Kamu suka sayang?” tanyanku menggodanya sambil sesekali aku meremas payudaranya yang indah itu.
“Iya mas. Aku senang. Senang sekali…akhhh..” sahutnya sambil terus menahan libidonya yang kembali naik kepuncak.
“Senang diapain sayang? Apanya yang enak?” godaku lagi sambil mempermainkan klitorisnya dengan jemariku. Jelas Lina menjadi lebih kalang kabut dibuatnya. Tanpa dapat menahan haw nafsunya lagi, Lina kembali dalam posisi siap tempur untuk disetubuhi. Tubuhnya mulai menggeliat-geliat sensual dan puting payudaranya juga mulai mengeras dan mengacung kedepan.
“Senang dient*tin mas Adi. memiawku jadi enak mas…akhhh..mas…” desah Lina yang sekarang sudah mulai terbiasa berkata jorok itu. Sementara itu Anyssa melirik kearah adiknya dan ada sedikit raut aneh diwajahnya. Mungkin dia kaget karena melihat perkembangan adiknya yang sepertinya sudah hampir meninggalkan dirinya dalam hal seks.
“Aku cepatin yah sodokanku? Tahan sebentar yah sayang.” Kataku mesra kepada Lina sambil mencium bibirnya mesra. Kami berciuman begitu dahsyat hingga membuat gairahku semakin terpompa dibuatnya. Batang kemaluanku berkedut kencang dan sepertinya akan menembakkan sperma lagi untuk yang kedua kalinya. “Akhh…aku mau keluar nih sayang.” Kataku sambil mempercepat goyanganku.
“Keluarin didalam saja mas. Aku ingin ngerasain spermanya mas Adi. Aku pengin tongkolnya mas Adi nggak lepas dari memiawku. Akhhh…masss…” Lina kembali mencapai orgasmenya setelah terangsang oleh kata-katanya sendiri dan tentu saja karena rangsangan dari batang kemaluan dan tangan nakalku. Tubuhnya membusung seperti orang kram lalu kembali melemas beberapa saat kemudian.
Sesuai dengan permintaan Lina, aku menyemburkan seluruh spermaku didalam vaginanya yang putih mulus itu. Tanpa segera mencabutnya, aku kembali menyodok-nyodokkan batang kemaluanku itu didalam vaginanya yang ternyata masih memberikan respon berupa remasan lembut pada penisku. “Lina, kamu benar-benar hebat. Sudah main 2 kali tetap bisa siap tempur lagi hehehe…memiawmu memang lain Lin.” Pujiku yang membuat gadis cantik ini malu, mukanya bersemu merah. Aku sangat senang tiap kali melihat dia malu karena terlihat innocent dengan wajahnya yang bersemu merah itu. Seperti masih anak-anak saja.
“Akhh…man. That’s so crazy. Akhhh…” racau Ryuji sambil memeluk tubuh Anyssa dari belakang hingga sekarang posisi Anyssa berubah dari merangkak menjadi setengah duduk. Buah dadanya berguncang keras tiap kali kemaluannya dihajar oleh penis Ryuji. Tak lama kemudian Ryuji tumbang dan mencabut batang kemaluannya. Dicopotnya kondom rasa buah tersebut dan diperlihatkan kepada Yuki. “My turn is over. Now yours. So we can be even.” Katanya kepada Yuki istrinya.
Anyssa mendekati penis Ryuji dan kemudian mengoralnya sambil melirik kearahku. Sepertinya pacarku ini sengaja ingin membuatku cemburu saja. Selama ini dia tidak pernah berinisiatif untuk mengoral cowok manapun selain diriku. Sambil dikocoknya batang kemaluan Ryuji, dia menjilati habis sperma Ryuji yang masih menempel itu sambil kadang mempermainkan lidahnya diatas ujung kemaluan pria Jepang itu. Ryuji tersenyum senang dan membelai rambut Anyssa dengan mesra lalu menyodok-nyodokkan senjatanya itu kedalam mulut Ani. Batang kemaluan Ryuji kembali mengeras dan siap untuk pertunjukan yang kedua. Sementara itu Mickey mendekati mereka berdua dengan batang kemaluan mengacung perkasa seolah ingin pamer kekuatan kepada penis Ryuji yang lebih kecil itu.
“Now. You are mine.” Kataku kepada Yuki yang masih mengenakan kimononya itu. Walaupun sebenarnya Yuki adalah gadis baik-baik tetapi melihat pemandangan tadi mau tak mau memancing nafsunya. Gadis Jepang ini tak melawan ketika ciumanku mendarat dibibirnya. Gadis anggun yang berambut hitam lurus sepinggang ini bahkan tidak berusaha melawan saat aku memeluk tubuh langsingnya yang seksi itu sembari membuka kimononya hingga seluruh lekuk tubuhnya yang indah, putih nan mulus itu menjadi ‘open air’ sekarang. Gadis cantik ini tetap pasif seolah tidak tahu akan berbicara apa atau melakukan apa. Kembali aku mencium bibirnya kali ini dengan lebih mesra dan lembut tanpa mengumbar nafsu untuk menguji seperti apakah reaksinya nanti. Diluar dugaanku, dia balas ciumanku dengan sama mesranya seolah-olah menganggapku adalah kekasihnya. Kami berpagutan dengan mesra seperti saat dia berciuman dengan suaminya.
Orgy Party, lanjutan
“You have a nice body Yuki. Can I call you Yuki?” tanyaku kepadanya karena tentunya aku tak mau memanggilnya dengan sebutan Mrs. Ryuji Akihara yang membuat seperti formal saja.
“Anata no shoyu wa surui desu. Okii…(“punyamu bentuknya melengkung, besar…”; -bahasa Jepang,red)” kata Yuki kepadaku malu-malu setelah melihat penisku yang jauh lebih besar dari milik suaminya. Lalu perlahan dia menyentuh batang kejantananku itu yang sudah setengah tiang sambil mengocoknya dengan penuh perasaan.
“Arigatou gonzaimasu. Anata wa kirei…bu.” Sahutku sambil memperhatikan lekuk tubuhnya yang seksi itu. Yuki sepertinya malu mendengar pujianku mengenai kecantikan wajahnya dan keseksian tubuhnya itu.
“Anata wa watashi no hadaka ni naru…hazubeki.” Ucapnya sambil menutup payudaranya yang berukuran 34C itu dengan kedua tangannya. Dia protes ketika melihat mataku jelalatan penuh nafsu ditambah dengan rasa malunya karena tidak pernah bugil didepan pria lain selain suaminya yang sekarang ini. Gadis pemalu tapi aku juga normal kalau bernafsu dibuatnya, bagaimana tidak karena seumur hidup aku belum pernah melihat secara langsung buah dada seorang perempuan Jepang asli, apalagi menyentuhnya seperti sekarang.
“Odorokasu. Anata wa yashin o idaku no koshiraeru. Anata de kosetsu suru wa watashi no koun desu.” Pujiku lagi kali ini lebih ke arah yang lebih seronok. Aku mengatakan tubuhnya sempurna dan menggairahkan, lanjutku aku mengatakan bahwa sebuah keberuntungan bagiku untuk bercinta dengan gadis secantik dirinya. Yuki termakan rayuanku dan mulai membuka lipatan tangannya hingga sekarang buah dadanya terbuka lagi untuk umum untuk yang kedua kalinya.
“You can speak Japanesse well.” Pujinya padaku dan aku hanya tersenyum. Dalam hati aku bersyukur bahwa dia tidak mengajakku ngomong panjang lebar karena bisa dipastikan aku bakal mati kutu dibuatnya. Maklum bahasa Jepangku termasuk amburadul karena selama ini hanya belajar lewat internet saja.
“Thanks, but honestly I’m not that good. I can’t speak as fluently as yours.” Kataku lagi dan kamipun berciuman dengan mesra. Kali ini ciumannya jauh lebih mesra dari yang sebelumnya. Aku melihat ada setitik rasa lain dimatanya yang menatapku dalam-dalam ketika bibirnya menyentuh bibirku. Dalam hitungan detik kami saling melumat satu sama lagi dan sekali lagi tanganku ikut berkarya.
Entah sudah berapa lama kami bergumul karena pada menit-menit berikutnya kami sudah saling meraba. Yuki sudah berani mengocok batang kemaluanku yang sudah mengeras penuh itu dengan penuh nafsu. Nafasnya sudah mulai memburu dan rasa malunya sudah perlahan sirna digantikan oleh gairah yang meluap hebat.
“Akhh…oishii.” Desahnya ketika aku mulai menciumi puting susunya dan memilin-milinnya hingga mengeras. Bibir kemaluannya juga tak lepas dari kenakalan jemari tanganku. Sesekali aku membuka bibir kemaluannya dengan menggunakan dua jari sementara itu dengan jari yang lain aku menggesekkannya ke tonjolan klitoris miliknya hingga membuat Yuki semakin menggelinjang. Dalam posisi bersimpuh, Yuki nyaris tak dapat menahan sensasi rangsanganku lagi sehingga dia nyaris terjatuh kebelakang jika tidak karena pegangan satu tanganku yang melingkar di punggungnya.
“Oishii desu ka?” tanyaku kepadanya sambil terus menstimuli payudara dan bibir vaginanya hingga basah. Lalu aku arahkan ciumanku perlahan sembari diselingi dengan jilatan lidahku yang memutar-mutar seperti angin puting beliung. Dari leher turun ke arah buah dadanya yang ranum itu yang kemudian turun ke arah pusarnya yang menurutku sangat seksi ditambah dengan model perut yang berotot diagonal di sampingnya yang mengarah ke selangkangan, biasanya perempuan dengan perut tipe ini dapat menggerakkan pinggulnya dengan ahli dan banyak variasi. Ciuman terakhir mendara di bibir kemaluannya.
Tubuhnya sekarang berposisi setengah duduk dengan kaki mengangkang sementara itu kedua tangannya masih berpegangan dengan kasur untuk menahan beban tubuhnya yang condong kebelakang.
“Akhh..Adi…oishii…” desah Yuki ketika bibirku mulai semakin liar mengerjai liang kemaluannya itu. Klitorisnya aku hujani dengan jilatan dan gesekan pada jemari tanganku sementara itu bibir vaginanya juga aku jelajahi dengan jilatan lidahku yang mengelilingi gerbang sucinya itu. Puting susunya semakin mengeras dan payudaranya seolah bergetar hebat saat aku menusukkan lidahku itu menembus relung vagina miliknya. Yuki mendesah hebat dan menegangkan tubuhnya. Perempuan Jepang ini telah mencapai orgasmenya. Saat aku mengalihkan wajahku dari vaginanya, aku melihat semburan cairan keluar dari bibir vaginanya walaupun hanya sedikit. Ternyata Yuki termasuk tipe perempuan langka yang juga bisa mengeluarkan cairan (ejakulasi) pada saat mencapai orgasme. Tentu saja cairan kepuasannya tidak seperti sperma yang putih kental tetapi bening dan beraroma lebih khas dibandingkan dengan cairan kewanitaannya saat dia sedang terangsang.
Yuki lemas terkulai diatas kasur sekarang. Dia sedang menikmati saat-saat dia sedang mengalami orgasmenya. Dia masih mendesah perlahan ketika aku mulai menggesek-gesekkan batang kejantananku ke bibir vaginanya yang sudah bewarna merah merekah itu. Lalu perlahan tapi pasti, aku mendorong batang penisku itu masuk ke vagina Yuki dan sepertinya perempuan ini mengalami sakit yang luar biasa karena dari wajahnya aku dapat menebak kalau dia menahannya. Bibir bawahnya digigit sementara tangannya menahan dadaku seolah ingin menolak sedangkan tangan yang lain mencengkeram sprei kasur hingga kusut. “Itai…!” jeritnya ketika separuh batang kejantananku berhasil menembus vaginanya yang sangat sempit ini.
“Sumimasen Yuki-chan. I will be more gentle.” Kataku sambil terus mendesakkan penisku, perlahan tapi tetap dengan kekuatan penuh. Yuki semakin mengerang kesakitan lalu aku berinisiatif untuk mengangkat tungkai kakinya dan aku sandarkan di atas bahuku sementara itu aku dalam posisi menindih tubuhnya dari atas menghunjam denan sekuat tenaga kearah bawah. Batang kemaluanku yang besar itu langsung menyeruak paksa dengan arah vertikal membobol vagina Yuki yang sedang menjepitnya di bawah. Yuki berteriak cukup keras namun kusumpal dengan menggunakan ciumanku sementara karena posisi yang aku ambil ini lutut perempuan Jepang ini sekarang bersentuhan dengan payudaranya sendiri, dia lebih mirip diperkosa dari pada ditiduri secara suka rela.
Aku merasakan adanya cairan hangat keluar dari kemaluan gadis Jepang ini dan saat aku meraba kemaluannya aku menemukan bercak darah, Yuki mengalami pendarahan walaupun sedikit.
Aku menghentikan batang kemaluanku yang sekarang sudah masuk seluruhnya kedalam vaginanya itu. Aku menikmati tiap denyut vagina Yuki yang seolah memijat batang kejantananku yang saat ini sedang bercokol didalam kemaluannya.
Aku lalu melihat kearah Anyssa dan Lina. Sekarang kedua gadis itu sedang menjadi bulan-bulanan Ryuji dan Mickey. Lina dengan posisi merangkak sedang menerima pompaan penis Ryuji sementara bibirnya mengoral penis Mickey walaupun kesulitan dalam memasukkan batang besar milik bule itu kedalam mulut mungilnya. Sementara itu Anyssa sedang sibut berciuman dengan Mickey sambil menerima kocokan Mickey pada vaginanya yang sudah bertambah basah itu. Tahu kalau aku perhatikan, Anyssa tersenyum padaku kemudian melirik kearah adiknya seolah ingin mengatakan ‘Lina sekarang sudah menjadi bahan untuk digilir.’ Kepadaku. Mungkin dalam hati Anyssa cemburu melihat aku menggagahi adiknya dan bahkan memberikan perhatian lebih pada adiknya dibandingkan pada dirinya. Namun dia pendam karena dia tahu dia telah salah berselingkuh dibelakangku dan tidak mengetahui rahasiaku mengenai kehidupan seks-ku yang sebenarnya.
Aku kembali melihat kearah tubuh Yuki yang sedang lemas ini, semakin lemas dibanding saat dia mencapai orgasmenya barusan. Perlahan aku menggoyangkan batang kemaluanku di dalam liang senggamanya untuk memperlebar ruang gerakku didalam liang kemaluannya itu. Dengan gerakan memutar membuat pinggul gadis Jepang ini ikut bergerak seirama dengan gerakan penisku. Dia sepertinya berusaha menikmatinya walaupun aku tahu rasa sakit itu masih terasa di selangkangannya.
Dengan posisi lebih rileks sekarang aku memajukan kakinya hingga tidak berhimpitan dengan payudaranya lagi lalu aku mulai dengan gerakan menyodok kedalam kemaluan gadis cantik ini. Rambutnya yang terurai membuat tubuhnya terkesan semakin seksi saja. Dan hal tersebut membuatku semakin lupa diri. Aku mempercepat sodokanku yang sekarang berubah menjadi sedikit brutal.
“Akhh..akhh…akhhh…” desah Yuki ketika sodokan batang penisku menjarah vaginanya dengan cepat dan penuh tenaga. Tubuhnya berguncang hebat dan payudaranya-pun menjadi seperti terombang-ambing karena berguncang. Tanganku lalu kembali meremas sepasang bukit indah Yuki yang puting susunya kembali mengeras. Perempuan Jepang ini ternyata mudah terangsang dengan sentuhan pada payudaranya.
Ambil menggigiti puting susunya perlahan dan meremas lembut buah dadanya, aku mempercepat lagi intensitas pompaan penisku kedalam vaginanya dan terang saja itu membuat Yuki semakin merem melek dibuatnya. Dia tidak lagi menghiraukan rasa sakit diselangkangannya dan jika tadi desahan dan rintihannya berupa rasa sakit sekarang berubah menjadi rasa nikmat. Suaranya yang kecil dan lembut itu mengingatkanku pada suara seorng penyanyi Jepang yang terkenal, Rikki.
“Akhh…more…” desahnya saat aku mencabut batang kemaluanku dan menggesek-gesekkan di bibir luar vaginanya yang terkadang menyentuh klitorisnya yang sudah mengencang itu. Yuki seperti tak rela batang kejantananku lepas dari cengkraman lubang kewanitaannya. Lalu meraih batang kejantananku itu dan mengarahkannya kearah vagina miliknya yang sudah sangat basah itu. Aku melihat bahwa bibir vaginanya sekarang berubah bentuk, mungkin akibat penetrasi paksaku itu dan pompaanku pada kemaluannya tersebut. Sekarang bibir vagina Yuki membuka dengan mirip bentuk huruf O dan gelambirnya juga mulai keluar dari labia minora miliknya sehingga terkesan seperti vagina dari perempuan panggilan yang sering disetubuhi oleh pria yang berpenis besar.
“Semoga saja Ryuji tidak marah kalau vagina istrinya kubuat jadi rusak seperti ini.” Batinku dalam hati. Lalu kembali aku menusukkan batang kemaluanku kedalam liang vagina Yuki untuk yang kedua kalinya tapi kali ini lebih mudah daripada yang pertama. Yuki kembali mendesah dan meracau tak karuan ketika pompaan penisku mendera kemaluannya.
Dengan batang kejantanan masih terbenam didalam vaginanya, aku membali posisi gadis Jepang nan cantik ini untuk merangkak dan aku menggagahinya dengan posisi doggy style.
“I like you Adi. Do me more please!” pintanya ketika aku memperlambat gerakan tusukanku. Sejenak aku terpana kemulusan tubuh perempuan ini. Dengan rambut panjang hitam sepinggang terurai bebas menutupi tubuhnya yang telanjang dan bermandikan keringat ini terlihat sangat cocok dengan kulit putih mulusnya yang ditambah dena bodynya yang seksi abis.
“Akhh..!” jeritnya ketika aku memberikan sebuah sodokan tunggal di vaginanya sehingga membuat tubuh perempuan cantik ini tersentak. Namun aku tak mendengar nada protes dari mulutnya dan kembali aku menggoyangkan kemaluanku didalam lubang surga ini.
Aku sempat menoleh kearah Lina dan Anyssa. Lina yang dalam posisi merangkak sedang bersiap-siap dengan penetrasi yang akan dilakukan oleh Mickey. Seumur hidupnya dia belum pernah merasakan batang kejantanan sebesar milik Mickey. Sementara itu Ryuji dan Anyssa bercinta habis-habisan dan posisi doggy style juga. Ani merangkak disamping Lina yang sudah terlihat lemas itu.
“Akhh…its hurt.” Seru Lina ketika batang kejantanan bule itu mulai melesak masuk kedalam vaginanya yang sempit. “Pelan Mickey…akhh…penismu besar sekali.” Seru Lina lagi.
Mickey tersenyum, “Vagina kamu benar-benar sempit Lina. Penisku sampai seperti dicengkeram kuat saja.” Goda Mickey yang kemudian melesakan sisa penisnya kedalam kemaluan Lina. Seandainya Lina tadi belum bercinta denganku mungkin dia akan merasakan kesakitan yang luar biasa dengan ukuran penis Mickey yang super besar itu tapi berhubung dia sudah bercinta denganku ditambah lagi sudah bersimbah spermaku didalam vaginanya maka penetrasi Mickey menjadi lebih mudah dari yang seharusnya.
Lina mendongak keatas ketika batang kejantanan Mickey menyeruak masuk seluruhnya kedalam vagina miliknya yang notabene masih sempit sempurna itu. Walau berusaha bergerak tapi Lina tidak dapat leluasa karena kedua tangannya ditarik kebelakang oleh Mickey dan dipegangi hingga tubuh Lina hanya bertumpu pada kedua lututnya saja. Dan sambil menarik kedua lengan Lina, Mickey memberikan sodokan terkuatnya. “Blesshhh.” Amblas seluruh kejantanan Mickey didalam lubang kemaluan Lina yang imut itu.
Rambut pendek gadis cantik itu kemudian menjadi bulan-bulanan tangan Mickey yang kemudian meremasnya dan menariknya walaupun perlahan lalu menyodok vagina Lina lagi berulang-ulang dengan penis raksasanya. “Akhh…akhhh…perlahan…akhh..Mick..ey..” erang Lina tak tahan dengan perlakuan Mickey yang sedikit brutal itu. Namun dalam hati dia juga menikmatinya berhubung dia juga pernah bercinta dengan gaya brutal denganku hingga keesokan harinya dia tidak masuk sekolah karena selangkangannya sakit.
“Wow. You’re hot babe…nice pussy.” Goda Mickey lagi. Sekarang baik Mickey dan Ryuji seolah saling bersaing dalam menggenjot kedua gadis favoritku itu. Mickey memompa Lina sementara Ryuji dengan asyiknya memompa vagina Anyssa kekasihku. Tak jarang keduanya saling meremas payudara pasangan lainnya atau mencium bibir pasangan lainnya.
Aku mencabut batang kemaluanku yang sudah mulai berkedut ini. “I think I will cum soon…akhhh…” desahku yang lalu ditanggapi oleh Yuki dengan mencekal penisku yang kemudian diarahkan lagi kedalam vaginanya dalam posisi masih merangkak.
“I want you cumming inside me.” Katanya sambil menyorongkan bibir vaginanya kearah penisku yang masih tegang. Lalu aku cobloskan lagi batang kemaluanku itu kedalam vaginanya kali ini dengan cepat tanpa peduli rasa sakit yang mungkin diderita Yuki. “Akhhh…yes…do me more…akhh..” Yuki sepertinya tidak merasakan rasa sakitnya lagi dan berubah menjadi liar. Lalu dalam menit berikutnya aku mempercepat gerakan pompaanku dan memeluk Yuki dari belakang sambil meremas payudaranya yang menggantung bebas itu dengan mesra lalu menusukkan sebuah tusukan tunggal namun dalam. “I’m cumming too..” kata Yuki setelah tahu aku mencapai orgasmeku.
“Jrettt…jrettt…jrettt…” entah berapa kali batang penisku menyemburkan sperma di dalam vagina Yuki hingga bercampur dengan cairan hasil orgasme perempuan Jepang ini. Penisku terasa hangat dan seperti dicengkeram erat oleh vagina Yuki. Walaupun sudah mengeluarkan cairan kepuasannya tetapi tetap saja orgasmenya lebih lama dibandingkan dengan milikku, memang itulah kelebihan wanita.
Yuki lalu ambruk dalam posisi masih tengkurap sementara itu aku masih menindihnya dari belakang namun langsung bangkit karena takut perempuan cantik ini sesak nafas nantinya jika kutindih. Lalu kucabut penisku dari dalam vaginanya dan saat kucabut aku dapat melihat lelehan cairan spermaku membasahi selangkangan gadis cantik ini. Yuki terkulai lemas dalam posisi yang menggairahkan. Seandainya dia masih memiliki tenaga, pasti sudah aku pompa lagi vaginanya namun aku urungkan niatku setelah melihatnya terlihat lemas.
“Akhh…what the hell…” erangku ketika aku merasakan penisku menjadi hangat kembali. Ternyata Viola yang tadi sempat lemas datang kepadaku dan mengoral kemaluanku yang kembali berdiri ini.
“It’s not hell…it’s heaven.” Katanya sambil melanjutkan oral seksnya pada penisku. “I like your dick, its different with my lover. Its so tight and looks strong even not as big as my fiance have.” Katanya lagi sambil terus mengocok penisku dengan mulutnya. Lidahnya menyapu seluruh bagian kemaluanku bahkan sesekali menghisap dan menjilati buah zakarku yang menggantung dan masih mengeras itu.
“Come…hit me with your cock! I want you now inside me.” Sambil menggesek-gesekkan batang penisku di bibir vaginanya. Aku didorongnya hingga terlentang sementara itu dia menindih penisku dengan vaginanya dan dalam beberapa kali percobaan saja maka seluruh batang kemaluanku sudah amblas didalam vagina Viola. Dia melakukan gaya women on top. Berbeda dengan Yuki yang masih malu-malu. Viola ini tanpa malu-malu lagi memompa penisku secara vertikal dan kadang menggoyangnya dengan gerakan memutar sambil mengeluarkan kata-kata godaan yang dapat dimasukkan dalam ktegori kata-kata jorok. “You like my pussy, boy? How about this?” serunya ketika melesakkan penisku dan menggoyangnya kearah depan sehingga aku dapat melihat klitorisnya ikut keluar masuk bersama dengan penisku yang bergerak seperti piston itu.
“You like a slut. I like that.” Kataku mengimbangi omongan kotornya. Dan Viola hanya tersenyum sambil terus menggoda penisku dengan gerakan erotis vaginanya dan bahkan dia sengaja mengeraskan otot perut dan vaginanya sehingga penisku seperti diremas-remas didalam vagina cewek bule ini. “How can you do that?” tanyaku heran.
“A slut ussualy do this. You like it don’t you? Don’t worry because I still have more to share with you. But if only you treat me like a bitch.” Katanya sambil tersenyum nakal dan mengulangi gerakannya tadi yang membuatku tak tahan membendung gejolak nafsuku lagi. Setiap aku akan berejakulasi, Viola mencengkeram penisku dengan otot vaginanya sehingga aku urung mencapai ejakulasiku tetapi anehnya walaupun tidak berejakulasi aku dapat merasakan kepuasan yang kudapat dari orgasme. “Like I’ve said before that I have another surprise for you. You like it? Hahaha…” gelaknya sambil kembali memompa penisku. Dan saat aku tanya bagaimana dia melakukannya dia hanya menjawab, “Later! I will teach you later. Perhaps you can teach it back to you girlfriend or for her sister that already become bitch like me. Hahaha…” katanya lagi sambil tertawa dan sekali lagi dia menahan ejakulasiku. Walaupun orgasme sebanyak tiga kali dengan Viola namun karena tidak berejakulasi maka batang kemaluanku tetap perkasa dan masih dapat memuaskan cewek bule ini selama ronde-ronde berikutnya.
“Akhh…ahhh..” aku melihat Lina dan Anyssa mengerang bersahut-sahutan. Ternyata sekarang mereka dalam posisi terlentang dan pasangan sudah berganti. Lina sekarang sedang menerima sodokan penis Ryuji sementara Anyssa sedang dipompa oleh Mickey. Tak lama kemudian kedua pria ini mencapai orgasmenya. Ryuji mencabut batang kemaluannya dari dalam kemaluan Lina dan mengocoknya diatas tubuh dara cantik ini setelah melepas kondomnya yang lalu menyemburkan seluruh stok spermanya diatas perut dan dada Lina. Sementara itu Mickey menyemprotkan cairan spermanya didalam vagina Anyssa.
“Akhh…you are such a bitches. Vagina kamu benar-benar nikmat. Aku ingin bercinta denganmu lagi Anyssa, berulang-ulang sampai tiga hari kedepan.” Kata Mickey sambil mencabut batang kemaluannya dari dalam vagina Anyssa. Dan sedetik kemudian air mani Mickey keluar mengalir dari dalam vagina Anyssa dan membasahi bibir vaginanya yang sekarang sudah memerah itu. Lalu Mickey ambruk disamping Anyssa dan memeluknya erat sementara Ryuji mengoles-oleskan penisnya yang masih belepotan sperma ke bibir Lina yang kemudian dijilati oleh gadis cantik ini walaupun sebelumnya masih canggung karena selama ini hanya merasakan penisku saja. Lalu mereka berdua berciuman dan tidur berpelukan. Sekilas dua gadis ini melirikku beberapa kali ketika aku diambang kepuasan ditindih tubuh Viola yang kemudian berejakulasi di mulutnya. Seluruh spermaku tertelan oleh cewek bule ini. Anyssa melirik kearahku sambil senyum simpul lalu mengocok penis Mickey perlahan saat empunya sedang lemas setelah mencapai orgasmenya. Sementara itu Lina melihatku dengan tatapan cemburu. Dia membalasnya dengan mengoral batang kemaluan Ryuji sambil terus menatapku. Aku tahu arti tatapannya itu dan hanya tertawa dalam hati karena nantinya dia juga akan terbiasa lagipula selama ini dia juga sudah pernah bercinta dengan pria lain selain diriku.
Malam itu kami tertidur bersama. Mickey tidur dengan memeluk Anyssa sementara Lina dipeluk Ryuji dari belakang. Aku? Aku berada ditengah kedua gadi cantik non Indonesia yang memelukku berbarengan. Viola dan Yuki memelukku dari samping sambil sesekali mereka mengocok batang kejantananku yang sebenarnya masih mengeras. Aku tertidur dengan terbayang payudara Yuki dan Viola yang menempel di kedua lenganku yang mereka apit.
Malam itu selesai dengan pesta orgy pertama kami. Tak sadar sudah 3 jam kami ber-orgy ria. Entah apakah malam itu ada orang lain yang mendengar deahan, erangan dan jeritan nikmat dari para gadis di cottage ini.
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
1352