17. Isi Sebuah Diary
Orgy Party, Tambah Kacau
Sekitar jam tiga malam aku terbangun. Aku merasa haus dan lapar lalu aku menuju ke arah dapur untuk mengambil makanan snack dari almari. Saat kripik kentang yang kumakan nyaris habis, aku baru ingat kalau tadi Ani tidak ada di tempat tidurku. Aku penasaran dan berjalan mencari dimana gerangan Anyssa berada setelah aku menghabiskan minumanku.
Aku telusuri kamar dan ruangan di pondok itu dan saat aku berada di depan pintu kamar mandi aku mendengar suara shower menyala. Aku pikir Ani mungkin mandi karena dengan shower hangat membuatnya tidak kedinginan mandi di jam segini.
Saat aku perlahan membuka pintu kamar mandi, betapa terkejutnya aku ternyata Anyssa tidak sendirian disana. Dibawah siraman shower, aku melihat dua tubuh berlainan jenis saling bergumul. Anyssa menghadap kearah shower dengan posisi tubuh membungkuk sementara itu dari belakang Mickey menghunjamkan dan memompa batang kejantanannya didalam vagina pacarku.
Anyssa menengok kearahku sedikit terkejut tetapi lalu dia berkata, “Katanya bebas khan…” ucapnya sambil kembali menikmati pompaan penis Mickey di liang kewanitaannya. “Akhh…shit…terus Mick…penis kamu besar sekali…akhhh….harder please…” sekarang Anyssa malah membuat racauan dan desahan seksi saat tahu aku melihatnya. Seperti disengaja untuk memancingku.
“As your wish sweetie.” Kata Mickey yang kemudia mempercepat pompaan penisnya di liang kewanitaan Ani. “Akhhh…damn you are so good. Vaginamu benar-benar luar biasa. Adi my friend, kamu benar-benar beruntung bisa make love dengan Anyssa tiap hari….akhhh…” Mickey seolah kesetanan saat menghajar pacarku dari belakang, dia juga meremas payudara Anyssa yang basah oleh air shower itu dan terlihat menggantung seksi.
“Akhhh…ehhmmfff…jangan khawatir Mickey, selama di Bali aku akan memberikanmu kepuasan terus menerus.” Balas pacarku manja yang kemudian mereka berciuman mesra. “Akhh…terusss...more…give me more…!” racau Anyssa sambil menyambut remasan tangan Mickey di buah dadanya yang montok itu dengan tangannya, bahkan seolah meminta Mickey untuk meremas lebih mesra lagi. Aku tahu bahwa ini adalah acara pembalasan Anyssa padaku karena lebih mengutamakan adiknya dibandingkan dirinya. Ada rasa cemburu melanda hatiku ketika aku melihat tubuh mungil mulus Anyssa di kerjai oleh tubuh besar bule itu. Tetapi jujur saja aku juga terangsang dengan kejadian ini dan berharap bisa lebih hot lagi dari yang sekarang. Apakah aku ini benar-benar gila seks, kelainan ataukah aku ini benar-benar mencintai pacarku itu. Jika aku mencintainya, mengapa aku menikmati ketika tubuh Anyssa digarap oleh Mickey dan diam saja, bahkan terangsang hebat ketika Mickey mencabut batang penisnya yang ekstra besar itu dari liang vagina pacarku dan berejakulasi di wajah pacarku yang cantik itu?
Aku berlalu tapi bukan dengan amarah ataupun nafsu menggebu tetapi dengan tandanya besar di otakku mengenai Anyssa dan diriku. Aku berlalu ketika Anyssa sibuk membersihkan sperma di wajahnya dan di penis Mickey dengan kuluman bibirnya yang membuat Mickey kembali mendesah-desah keenakan. Entah apalagi yang terjadi setelah itu, mungkin Mickey orgasme lagi di wajah Ani, atau mungkin di mulutnya, vagina, anus atau di dadanya….aku tak begitu peduli lagi. Kembali kekamar dan menemukan Lina tidur bugil dengan selimut tersingkap, lalu kubuka lebar paha dara cantik itu dan aku setubuhi dia saat dia masih lelap tertidur dan hanya sesekali bereaksi ketika aku memompa vaginanya dengan tonggak kemaluanku sebelum akhinya spermaku membasahi rahimnya lagi entah untuk yang keberapa kali.
Keesokan harinya sekitar jam 7 pagi aku terbangun oleh sinar matahari yang menembus sela-sela ventilasi kecil yang ada dikamarku yang kebetulan memantul di dinding membiaskan sinar ke wajahku. Aku beranjak dari tempat tidurku sementara itu Lina sepertinya masih tertidur pulas, maklum saja karena disaat normalpun dia jarang bangun pagi, apalagi setelah bercinta habis-habisan tadi malam.
“Morning Adi. How your sleep?” tanya Viola padaku ketika aku masuk ke dapur untuk mengambil air minum. Yuki juga ada disitu, sepertinya mereka sedang mengobrol tadi. Viola masih mengenakan celana dalam tanpa bra yang ia kenakan semalam. Payudaranya yang besar itu menggelayut indah apalgi saat dia membungkuk.
“I have a good night. By the way how about you girls?” tanyaku sambil meminum air putih di gelasku.
Viola menuangkan orange juice dan menawariku tetapi kutolak, “I have nice sleep but I found my boyfriend sneaking to the bathroom and fish your girlfriend in that place. But I think you already know that. Now they are going to the market with Ryuji.” Kata bule cantik ini padaku.
Aku hanya tersenyum kecil, “You’re right, I know all about that thing last night. By the way, how about you Yuki? Are you OK with Ryuji, I bet that he will not let you go from the bed.” Tanyaku sambil melirik kearah Yuki yang masih mengenakan kimononya tanpa bra dan hanya mengenakan celana dalam. Aku tahu karena aku melihat jelas separuh payudara putihnya tersingkap tiap kali dia menjukurkan tangannya kesamping.
Yuki tersenyum, “No. Ryuji didn’t touch me at all. He so cold last night, perhaps he had no power left to make love with me after our party.” Sahut gadis Jepang ini dengan raut muka sedikit kecewa.
Yuki kemudian mencuci gelas tempat minumnya dan saat dia nembelakangiku, aku melihat payudaranya terlihat jelas dari balik kimononya yang kulihat via cermin didepannya. Melihat pemandangan itupun aku menjadi horny dibuatnya. Lalu aku dekap Yuki dari belakang dan tanganku langsung menyusup kebalik kimono yang ia kenakan. Yuki terperanjat dan berusaha protes tetapi tak kuhiraukan. Kedua tanganku sekarang sudah menggenggam payudaranya dengan erat dan mulai mempermainkan sepasang buah dadanya.
“I will give you this for present because your husband did not touch you last night. Just relax and enjoy it honey.” Kataku sambil meremas payudara montoknya itu dengan mesra dan Yuki-pun hanya mendesah menikmatinya. Saat aku menyentuh celana dalam gadis ini aku dapat merasakan kalau dia sudah terangsang hebat. Vaginanya sedah basah dan bertambah basah lagi ketika aku menyusupkan jemari tanganku dan mengorek-ngorek isi vaginanya beserta kelentitnya yang aku gesek ringan dengan jemariku. Akhirnya Yuki tak kuat juga dan mengarahkan tangannya kebelakang mengarah ke celanaku lalu memelorotkan celana pendekku dan mencenkeram batang kejantananku dengan salah satu tangannya.
“Please no more…” pintanya memelas tetapi aku tahu kalau dia menginginkan lebih walaupun mulutnya menolak. Aku pelorotkan celana dalamnya dan aku lepaskan. Sekarang vagina putih Yuki terlihat dengan jelas beserta bulu-bulu kemaluannya yang lembut. Sekarang aku mula menggesek-gesekkan batang kejantananku kebibir vagina cewek Jepang ini. “Akhhh…erkhhh…” Yuki mulai dikuasai oleh nafsunya sendiri. Desahannya sekarang bertambah keras dan pinggulnya bahkan sudah didorong-dorongkan kearahku. Dengan demikian otomatis bibir vaginanya juga tertusuk-tusuk oleh kepala penisku yang memang sudah tegang ini.
“You want it isn’t? Just let it flow Yuki.” Kata Viola ketika melihat tingkah Yuki yang tidak dapat menahan rangsanganku lagi ini. Kali ini Yuki sudah pasrah tak tahan lagi menerima perlakuan dariku. Kedua pahanya mengangkang dan mencondongkan tubuhnya kebawah.
Kugesek-gesekkan kepala penisku di bibir vaginanya yang sudah merekah itu. Yuki menggelinjang keenakan dan nafasnya semakin memburu. Dengan sedikit tenaga tambahan, aku melesakkan batang kejantananku itu melewati bibir vagina Yuki dan melesak masuk hingga seluruh bagian kepala kemaluanku amblas didalamnya. “Akhhh…Adi…” desahnya sambil menggigit kecil bibir bawahnya. Sodokan berikutnya membuat klitoris Yuki ikut melesak masuk beserta gelambirnya.
Dengan posisi merunduk Yuki aku garap habis-habisan dari belakang. Suara benturan antara dua alat kelamin kami terdengar begitu jelas. Aku bisa merasakan batang torpedoku sedang dipijat lembut oleh otot-otot vagina Yuki yang kuat itu, rasanya seperti disedot-sedot. Rambut hitam panjang Yuki yang lurus itu menutupi wajah cantiknya bahkan beberapa menutupi punggungnya yang putih mulus ini. Kimononya sudah terlempar dan sekarang Viola-pun dapat melihat tubuh mulus Yuki nan putih itu vaginanya sedang aku pompa dengan penuh nafsu. Batang kemaluanku terlihat sangat penuh di liang kemaluan dara cantik ini, bahkan gelambir pada bibir dalam vagina miliknya semakin lebar yang keluar. Kemaluan Yuki yang sebelum bercinta denganku itu masih indah dan mulus sekarang telah sedikit menghitam mungkin karena memar dan gesekan yang di akibatkan oleh penis yang sangat besar. Bibir vaginanyapun sekarang tidak menutup sempurna seperti dulu lagi tetapi sudah bercelah walaupun tidak dalam kondisi terangsang dan gelambirnya terlihat jelas. Dari situ sudah terlihat kalau batang kemaluanku telah merusak liang kewanitaan Yuki yang cantik ini, sesuatu yang Ryuji suaminya tidak dapat lakukan dengan batang penis yang sedang-sedang saja itu.
Sekitar 15 menit aku memompa Yuki dengan posisi ini dan selama itu pula vagina sempit gadis Jepang ini terhunjam oleh kemaluan besarku dan setidaknya sudah mencapai orgasmenya 2 kali. Buah dada Yuki yang menggantung bebas itu sudah memerah karena remasan tanganku sementara puting susunya juga sudah mengacung sedari tadi. “Yuki…you are so hot…I wanna cum…” ucapku sambil mempercepat sodokan penisku.
Yuki memelankan desahannya dan menjawab, “Yes…just cum inside of me. I want your sperm all over my pussy…do it baby…akhhh…” sambil mendesah Yuki ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti irama pompaanku. Beberapa detik kemudian aku melakukan satu hunjaman keras ke vaginanya dan menyemprotkan seluruh air maniku didalam liang kemaluan dara cantik ini. “Akhhh…Adi…its warm…akhhh…yesss…” racau Yuki yang lalu tubuh atasnya ambruk ke atas tempat cucian sementara bagian bawah tubuhnya masih menjuntai kebawah lemas setelah aku genjot selama 15 menit lebih. Akupun jatuh diatas punggungnya sambil tetap memeluknya dengan batang kejantanan masih menancap di vaginanya.
“Wow…that’s really hot.” Kata Viola yang kemudian mengambil foto kami berdua termasuk saat spermaku mulai mengalir dari dalam liang kemaluan Yuki. “Damn. I should tape it with handycam. So we can see that’s all.” Kata Viola lagi jengkel karena tidak menemukan handycamnya.
Sekitar 1 jam setelah aku selesai bercinta dengan Yuki, Anyssa dan yang lain telah kembali dari berbelanja. “What have you bought?” tanya Viola sambil menunjuk ke bungkusan-bungkusan yang dibawa Mickey dan Ryuji. Mickey mengeluarkan isinya yang ternyata adalah makanan kecil/snack dan beberapa jenis minuman kaleng, terutama bir. Memang bule satu ini tidak bisa lepas dari kecanduannya terhadap alkohol. Sementara itu Ryuji membelikan kami semua pakaian khas Bali terutama sarungnya.
“Hei, look at this! Mickey give me this.” Kata Anyssa sambil memamerkan sebuah daster warna merah tua yang transparan satu set dengan celana dalam tipis yang juga warna merah tanpa bra. Sangat seksi menurutku. Mickey juga membelikan Lina satu set daster tidur dan celana dalam motif yang sama tetapi dengan warna putih. Viola merajuk Mickey dan pria itu hanya tertawa dan mengeluarkan dua bungkusan lainnya yang berisi lingerie untuk Viola dan Yuki. Viola girang tetapi Yuki agak murung, mungkin dia berharap kalau Ryuji akan memberinya sesuatu tetapi malah Mickey.
Setelah ngobrol sebentar dan makan kami bersiap-siap untuk pergi ke danau kintamani. Karena jaraknya agak jauh maka kami diharapkan membawa pakaian ganti jika nanti ingin bermain air. Guide dan sekaligus sopir kami akan tiba sekitar setengah jam lagi sementara itu kami asyik dengan kegiatan kami sendiri sambil menunggu. Di pinggir kolam renang, Mickey mendekatiku sambil membawa sebuah handycam miliknya.
“Hey my friend. Aku mau memperlihatkan sesuatu. Heheheh…” kekehnya sambil memperlihatkan rekaman dari handycamnya padaku. “We tape it when we going this morning.” Katanya lagi sambil memberikanku handycam-nya.
Pertama-tama aku hanya melihat pemandangan di perjalanan dari dalam mobil yang bergerak. Memang mini van yang kami sewa selama tiga hari ini di bawa oleh Mickey saat pergi pagi ini. Lima menit kemudian pemandangan berganti. Di layar kecil tersebut terpampang sepasang payudara dan aku tahu benar kalau payudara itu milik pacarku Anyssa. Kemudian kamera bergeser keatas dan merekam wajah Anyssa yang malu-malu tapi mau. Kemudian wajahnya itu berubah menjadi mesum. Dibukanya mulutnya kecil terus lidahnya dikeluarkan dan dimainkannya dengan menjilati bibirnya sendiri dengan sangat seksi.
Semenit kemudian kamera tersebut merekam wajah Anyssa yang mendekati Ryuji yang berada di belakang stir mobil yang berjalan pelan. Berikutnya adalah adegan dimana bibir Anyssa terlihat saling melumat dengan bibir Ryuji. Lalu Ani pindah kebelakang tetapi tetap dengan berciuman dengan Ryuji. Bangku di jok terdepan untuk penumpang yang terletak di sebelah kursi sopir direbahkan oleh kekasihku ini dan dia dengan leluasa dapat rebah dari arah baris belakang. Kepalanya lalu menuju kearah paha Ryuji dan tangannyapun membua resleuting celana Ryuji dan bisa ditebak selanjutnya apa yang terjadi. Begitu batang kemaluan Ryuji mencuat keluar, Anyssa langsung membuka bibirnya dan mengulum batang kejantanan pria Jepang itu tanpa malu-malu lagi. Digerakkannya bibir mungilnya itu naik turun mengulum penis suami Yuki itu sementara Ryuji mendesah keras menahan kenikmatan sepongan pacarku. Terkadang lidah Anyssa bermain di ujung tonggak terpedo milik Ryuji sehingga tanpa sadar Ryuji menggunakan salah satu tangannya untuk mendorong kepala Anyssa agar lebih dalam mengulum kemaluannya tersebut.
Terkadang tangan Ryuji dan Mickey meremas payudara Anyssa yang setengah menggantung kebawah itu dengan gemasnya. Tubuh Anyssa bagian atas sekarang sudah telanjang dan tinggal mengenakan celana pendek saja. Sekitar 4 atau 5 menit Anyssa mengoral Ryuji, tiba-tiba gambar di kamera mulai bergerak-gerak dan berakhir dengan kamera yang disangkut dan diikatkan di safety belt.
Handy cam itu menyorot suasana bagian baris belakang dari van ini yang bangkunya sudah dilipat sedemikian rupa sehingga terlihat cukup luas dan datar. Disitu pula terlihat tubuh Anyssa terguncang-guncang dalam posisi merangkak dengan kepala menghadap ke bagian depan van. Yang terlihat dikamera hanyalah wajah Anyssa kekasihku itu dan separuh payudaranya yang sedang diremas-remas dari belakang oleh Mickey.
Saat Anyssa beralih berpindah posisi merangkak menghadap kebagian belakang baru terlihat aktivitas yang sesungguhnya. Tubuh Anyssa yang merangkak itu sedang dipompa oleh Mickey dengan posisi doggy style. Aku melihat jelas bagaimana tonggak kejantanan Mickey memompa liang vagina pacarku dengan beringas. Batang torpedo milik bule itu berulang kali menghunjam dan keluar melibas bibir vagina Anyssa yang sudah memerah. Cairan kewanitaannya bercampur dengan cairan pelumas dari penis Mickey.
Aku dapat mendengar dengan jelas erangan Mickey yang disambut dengan desahan Anyssa saat mereka berdua bercinta. Buah pelir Mickey terlihat jelas membentur-bentur bibir vagina Anyssa yang basah itu. Kedua tangan Anyssa lalu bersandar pada pintu bagasi mobil dan buah dadanya menempel pada kaca pintu itu karena sodokan Mickey yang mendorong tubuhnya terus maju. Dalam situasi kecepatan mobil yang rendah ini ada kemungkinan kalau dari luar orang dapat menyaksikan buah dada Anyssa yang menempel erat dikaca atau bahkan dapat melihat tubuh bugilnya yang sedang dikerjai oleh batang besar seorang bule.
Puas dengan posisi doggy style, Mickey membalikkan tubuh pacarku itu menjadi terlentang. Sekarang dia merekam detik-detik dimana tonggak kejantanannya itu menerobos dan menyodok liang kemaluan Anyssa. Sekali lagi bibir kemaluan Anyssa terbelah karena tusukan batang perkasa milik Mickey. Berulsng kali Mickey melakukan putaran dengan penisnya yang kemudian menyodok vagina Anyssa dengan kencang sehingga membuat seolah-olah vagina pacarku sedang memblender batang kejantanan bule ini. Mickey dengan rakusnya juga menciumi bibir Anyssa dan juga kedua putingnya. Bagai gayung bersambut, Anyssa-pun membalas ciuman Mickey dengan tak kalah ganasnya. Sementara bibir mereka saling berpagutan, batang kejantanan Mickey terus tanpa hentinya mengguncang dan mengaduk-aduk seluruh ruang di lubang kewanitaan Anyssa kekasihku itu. Anyssa mengerang sambil mencakar pelan punggung Mickey dan menegang setelah menggelinjang hebat. Pacarku itu telah mencapai orgasmenya yang entah keberapa. Tak selang beberapa lama kemudian, Mickey juga menggelinjang dan memeluk erat tubuh pacarku yang sudah bugil itu. Pria ini menumpahkan cairan ejakulasinya didalam liang kemaluan pacarku. Mereka berpelukan cukup lama dan saat Mickey mencabut batang kemaluannya dari vagina Ani, aku melihat cairan putih kental mengalir keluar dari bibir kemaluan Anyssa. Mereka berdua lalu berciuman sebelum mengambil kembali handy cam-nya.
“Pacar ye benar-benar luar biasa. Binal sekali dan kuat dalam bercinta. Bagaimana jika nanti di danau kita bertukar pasangan saja?” kata Mickey sambil mengusap batang kemaluannya dari balik celananya.
Aku tersenyum rigan dan menyetujuinya. Dalam hati aku panas juga melihat kebinalan pacarku tetapi entah kenapa aku juga menikmatinya. Apakah aku ini sudah sebegitu terobsesinya pada seks atau memang ada kelainan dalam diriku. Setidaknya masih lama bagiku untuk dapat tahu itu.
Tak lama kemudian sopir kami datang dan kamipun beranjak pergi ke danau Kintamani untuk berwisata.
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
1181