18. Isi Sebuah Diary


Orgy Party: Antara Cinta dan Dendam

Dalam wisata kali ini kami diperlihatkan keindahan danau yang jernih dengan pemandangan alam yang elok. Deretan bangunan kuno yang sebagian sudah menjadi puing menghiasi salah satu sisi danau tersebut. Sayang sekali sudah rusak tetapi kami masih dapat melihat keindahan beberapa bagian yang masih utuh, seperti candi kecil-kecil.
Saat sedang asyik berkeliling bersama Yuki dan Viola, tiba-tiba kami melihat seorang pria bule sedang asyik berciuman dengan seorang gadis pribumi. Dugaanku gadis itu adalah pelacur kelas atas jika dilihat dari dandanan dan wajahnya dan memang benar dugaanku ketika aku bertanya kepada tukang perahu yang kami sewa. Mereka tidak memperhatikan kehadiran kami bertiga dan asyik bercumbu dengan bersandar pada bangunan candi kecil. Aku kaget juga ketika si bule itu menurunkan resleuting celananya dan mengeluarkan batang kemaluannya dari dalam celana pendek yang ia kenakan. Lalu lengan besarnya itu mengangkat salah satu paha sang gadis yang ternyata sudah tidak bercelana dalam. Rok mini cewek cantik itu disingkapnya keatas sampai-sampai aku saja dapat melihat bulu halus kemaluannya yang tercukur rapi.
Bule itu lalu melesakkan batang torpedonya yang bewarna putih kemerahan itu masuk ke vagina sang gadis. Pelacur itu lalu kembali berciuman lagi dengan bule sinting tersebut. Entah sudah berapa kali kedua insan berlainan jenis itu saling mencumbu dan seolah berlomba menuju kenikmatan mereka masing-masing.

Aku menjadi sedikit gerah juga melihat tingkah laku bule dan pelacur barusan. Akhirnya aku pergi dan mencari lokasi lain untuk berfoto bersama dengan Yuki dan Viola. Sekitar jam 7 malam kami kembali dari jalan-jalan dan berdasar kesepakatan bersama kami hang out sebentar di salah satu night club di sekitar Legian. Kebanyakan yang berada disana adalah turis asing. Entah magnet apa yang membuat kami bertujuh betah, tapi yang jelas kami masih berada didalam night club itu saat jam menunjukkan pukul 9 malam. “Gila nih cewek-cewek. Nggak ngantuk apa yah?” pikirku dalam hati.
Saat aku mengambilkan minuman untuk Viola yang kebetulan memesan sesuatu yang lain daripada yang lain yaitu Bloody Marry (minuman bewarna merah dan terdapat kesan pedas) yang hanya dia seorang yang doyan minuman itu. Lampu tiba-tiba dibuat lebih temaram walaupun sebelumnya juga sudah temaram. Pesta lanjutan dimulai yaitu dengan munculnya 3 cewek bartender yang sebelumnya berada dibelakang meja bar sekarang naik keatas meja bar dan mulai melakukan gerakan erotis dan beberapa saat kemudian mereka melepaskan baju satu persatu hingga tinggal mengenakan celana dalam sehingga aku dapat melihat jelas lekuk tubuh mereka termasuk buah dadanya yang menggantung walaupun tidak begitu besar. “That’s nasty. Hahaha…” seru Mickey dari belakangku. Ternyata para tamu juga tidak mau kalah gila. Mereka melucuti pakaian pasangan mereka hingga tinggal mengenakan pakaian dalam saja. Ketiga cewek bartender itupun tidak lekas berhenti tetapi malah mengeluarkan provokasi yang menantang para pria dan wanita di ruangan itu untuk melepaskan pakaian mereka jika mereka memang berani. Banyak dari para tamu night club itu menyanggupi tantangan terseut karena kebanyakan dari mereka memang sudah setengah mabuk atau minimal tipsy.
Saat aku kembali ke meja tempat grupku sedang duduk-duduk, aku melihat Mickey sudah tinggal mengenakan celana dalamnya yang berupa boxer sementara Ryuji hanya berani melepaskan kaus lengan panjangnya. Lalu aku mengalihkan pandanganku kearah Viola yang sudah tinggal mengenakan celana dalam warna merahnya, gadis satu ini memang tidak mau kalah soal nekat-nekatan.
Yuki masih berusaha menahan diri tetapi akhirnya dia harus menyerah karena desakan dari Ryuji dan Viola yang melucuti pakaiannya secara paksa sehingga kini dia tinggal mengenakan pakaian dalam set warna kuning tua. Sementara itu Mickey melucuti pakaian dalam Anyssa hingga sekarang pacarku itu tinggal bercelana dalam. Kala itu dia mengenakan celana dalam warna oranye dengan gambar boneka Teddy Bear di bagian depannya. Aku tidak melihat Lina anehnya. Aku mencoba mencari tetapi tetap tidak ketemu karena temaramnya lampu diskotik ini.
Musik semakin tambah ramai dan begitu juga dengan tarian 3 bartender cantik itu. Mereka bahkan berani bugil total dan sesekali mengangkangi wajah pria-pria yang duduk tepat di depan meja bartender memperlihatkan vagina mereka dengan sejelas-jelasnya kepada mereka. “That really nasty. I should know this place from the beginning….damn it.” Seru Mickey kepadaku dan aku bertanya padanya dari mana dia dapat informasi tempat ini. Dia tersenyum sambil menuangkan minuman dari botol ke gelasku, “From my uncle, Anthony’s father. I bet he oftenly going to this place dude.” Kami lalu tertawa bersama.
Babak selanjutnya dimulai dimana muncul beberapa penari erotis yang membantu tugas bartender yang striptease didepan dengan cara mengelilingi ruangan sambil melucuti pakaian mereka satu demi satu walaupun sebenarnya saat mereka muncul tadi hanya mengenakan bikini tipis saja, tapi itupun bisa dianggap pakaian khan?
Setidaknya ada 8 cewek yang mengintari ruangan itu sambil terkadang menari erotis didepan pria yang kebetulan mereka lewati. Tak tanggung-tanggung, mereka langsung merangkul dan menciumi leher pria itu sambil mengarahkan tangan mereka ke buah dada mereka tanpa malu dan risih lagi. Wajah cantik para perempuan itu seolah menyihir para laki-laki dari kesadarannya dan dalam hitungan menit saja sudah banyak pria di ruangan itu yang tidak tahan dengan nuansa night club malam itu. Bagi yang membawa pasangan langsung mencumbu pasangannya ditempat entah saat turun di dance floor maupun saat di sofa, mula-mula hanya ciuman tetapi lama-lama merembet ke remasan dan bahkan ada beberapa perempuan bule dan local yang melakukan handjob dan blowjob kepada pasangan mereka tanpa malu-malu lagi walaupun dilihat banyak orang. Namun seperti yang melihatpun juga tidak ambil pusing dan malah ada beberapa yang ikut-ikutan. Mickey adalah salah satu dari kelompok yang ikut-ikutan. Dia merayu Anyssa dan berusaha menciuminya. Walaupun Anyssa berusaha menolak tetapi karena ulah tangan Mickey yang meremasi seluruh bagian tubuhnya membuat dia menjadi tidak kuasa menahan libidonya sendiri. Tubuhnya limbung dan terduduk di sofa besar tempat kami bersantai dan karena dia sendiri memang sudah tidak ber-bra maka dengan mudahnya sepasang payudara ranum miliknya menjadi sasaran tangan Mickey ditambah lagi bibirnya yang langsung nyosor tanpa permisi lagi. Pertahanan Anyssa telah hancur total. Sementara itu Ryuji malah ber-asyik masyuk dengan Viola. Entah sejak kapan Ryuji yang duduk didekat Anyssa malah sudah memperoleh seks oral dari Viola, blowjob yang sangat panas dan hebat. Viola yang waktu itu sudah telanjang bulatpun membiarkan bibir vaginanya diobok-obok jemari tangan Ryuji bahkan ada seorang pengunjung yang sepertinya sudah agak mabuk ikut-ikutan meremasi payudara Viola dan sepertinya Mickey tidak ambil pusing soal itu, melihat buah dada pacarnya disentuh pria lain yang tak dikenal.
Yuki melihatku yang sedang celingukan kesana kemari sepertinya tahu kalau aku sedang mencari Lina yang menghilang entah kemana. Lalu dia menawarkan diri untuk mencarinya, lalu diapun pergi. Sesaat kemudian Lina kembali, dia ternyata barusan dari luar diskotik untuk menelepon orang tuanya untuk menghindari kecurigaan mereka.
“Kamu lihat Yuki? Dia tadi nyariin kamu lho Lin.” Tanyaku padanya sambil melihat kearah Yuki tadi pergi. Lina menggeleng lalu tatapannya mengarah ke Viola lalu kearah kakaknya, Anyssa. Aku menoleh dan melihat pemandangan mengejutkan. Pacarku saat itu sedang disetubuhi Mickey di sofa besar. Tubuh mungil Anyssa ditindihnya diatas sofa sementara batang kemaluan bule gila ini melesak masuk tanpa henti kedalam vagina Anyssa padahal saat itu banyak orang didekat mereka tetapi sepertinya mereka cuek-cuek saja mungkin karena lampu temaram dan semua sibuk dengan pasangannya sendiri-sendiri. Aku sendiri heran mengapa Anyssa sepertinya tidak melakukan perlawanan sama sekali setelah ditindih Mickey padahal dulunya dia seorang yang pemalu tetapi sekarang dia malah berani bercinta dengan seorang bule didepan banyak orang. Lina lalu memandangku dan langsung mencumi bibirku. Aku tahu apa yang dia rasakan, rasa bahwa dia mencintaiku dari dulu tetapi harus menerima kenyataan kalau dirinya kalah bersaing dengan sang kakak dalam memperebutkan cintaku. Lina yang waktu itu masih mengenakan pakaian lengkap langsung membuka kaus tank top-nya dan dilemparnya kearah sofa lalu dia melucuti celana dalamnya dan dilemparnya kewajah Mickey yang lalu disambar bule gila itu untuk diciumi, benar-benar gila pikirku.
Lina lalu menyingkapkan rok mininya dan di pelorotkannya celana pantaiku bersama dengan celana dalamku sehingga sekarang terlihat batang kemaluanku yang sudah tegak berdiri dengan kokohnya. Beberapa orang didekatku sempat melirik dan tersenyum bahkan ada seorang cewek cina (entah keturunan atau asli) yang kelepasan berkata “Wow!” mungkin tang dia maksud adalah ukurannya yang besar.
Aku tahu benar apa mau gadis cantik ini. “Lina…kamu nggak malu Lin?” tanyaku memperjelas situasi disana.
Lina menggeleng lalu berkata,”Kalau mbak Ani aja bias kenapa aku nggak? Biar kita tunjukin kalau bukan cumin dia yang bisa ngent*tan.” Katanya padaku sambil mengarahkan batang kemaluanku kebibir vaginanya. Perlahan namun pasti aku berhasil menyibakkan himpitan daging berkumis itu dengan torpedo milikku. Lina sempat merintih sebentar lalu dalam posisi berdiri dengan bersandar pada dinding, aku mulai menggenjot vagina dari adik pacarku ini. “Mas….akhhh…lebih keras massshhh…” desah perempuan cantik ini. Aku jawab tantangannya dengan sodokan yang lebih liar lagi. Di kondisi normal mungkin dia akan merintih kesakitan tetapi saat itu entah apa yang mendorongnya untuk menjadi lebih horny dari biasanya.
Aku melirik kearah cewek cina yang tadi sempat keceplosan ngomong, sepertinya dia sedang dicumbu pasangannya yang seorang bule dengan posisi berdiri namun tidak sampai coitus (bercinta) melainkan hanya sampai adegan saling mencium dan meremas.
Anyssa sendiri sudah melayang-layang kelangit ketujuh. Aku sempat melihatnya mengejang hebat tadi yang tandanya dia telah mencapai orgasmenya yang pertama. Namun Mickey masih dengan perkasanya menusuk dan membombardir vagina pacarku itu tanpa ampun sehingga sekarang aku dapat melihat tubuh Anyssa terguncang-guncang akibat sodokan penis Mickey yang besar itu. Jika musik di club ini tidak keras mungkin bakalan terdengar desahan dan jeritan pacarku yang saat itu sedang dikerjai oleh Mickey di sofa.
Aku kembali melihat ke Lina yang wajahnya sudha memerah tipsy bercampur horny. Gadis ini menyingkap bra miliknya sehingga sekarang aku dapat menikmati sepasang buah dada mulus nan putih milik adik pacarku ini. Lina merem melek tiap kali aku mempermainkan ujung putingnya dengan jemariu maupun dengan lidahku. Sesekali aku hisap sehingga puting susunya menjadi semakin tegan dan merah, ditambah dengan irama sodokan penisku yang memompa memiawnya tanpa henti membuat gadis remaja ini terbang rasanya. Tak sampai 5 menit, Lina sudah mencapai orgasmenya. Dipeluknya tubuhku erat-erat lalu aku merasakan otot-otot vaginanya mencengkeram erat batang kejantananku sehingga nyaris membuatku mencapai klimaks tapi untunglah bisa kutahan. Lina lalu ambruk keatas sofa dan terduduk lemas disana menikmati sisa-sisa orgasme yang barusaja dia alami.
Aku memalingkan wajahku kearah Viola yang sekarang berada dalam posisi doggy style. Dia sedang mengulum penis Ryuji dengan lahapnya sementara itu dari belakang vaginanya sedang dijajah oleh penis bule yang tak dikenal. Batang kemaluan bule itu tidak begitu besar untuk ukuran bule karena dibandingkan dengan milikku jelas masih panjang milikku hanya saja diameternya saja mungkin saja sehingga terkesan menekan dinding samping pada vagina Viola yang kala itu juga harus melayani remasan tangan Ryuji di buah dadanya yang menggantung dan berguncang dengan seksinya tiap kali bule tak dikenal itu melesakkan batang kemaluannya dengan keras kedalam vagina gadis cantik ini.
Sementara itu Anyssa masih dalam posisi ditindih Mickey yang masih saja memompa lubang kemaluannya dengan tusukan-tusukan yang keras sehingga terkadang bibir luar dari kemaluan Anyssa ikut melesak masuk karena kecepatan sodokan penis Mickey terlalu cepat dan ukurannya terlalu besar dibandingkan dengan penis yang biasa hinggap di vaginanya. Lalu dari samping kanannya muncul seorang bule juga yang usianya sedikit lebih tua dari Mickey (jika dilihat dari potongan wajahnya) mencium Anyssa dengan tiba-tiba. Herannya lagi pacarku itu seolah-olah tidak peduli bahkan ketika bule misterius itu meremas-remas payudaranya dan mencumbu lehernya. Mickey malah kelihatan senang dengan variasi tersebut.
“You like it honey?” goda Mickey sambil menyodok dengan keras vagina pacarku itu.
Anyssa dibuatnya gelagapan lalu dia membalas godaannya, “Yeah. Do me more baby! Thrust me more with your dick.” Desahnya lalu disambut dengan senyuman Mickey yang kemudian mencabut penisnya dari dalam vagina pacarku lalu diarahkannya penisnya itu ke vagina Lina yang sedang menganggur. Aku mencoba mencegah tetapi Mickey sudah terlanjur main tancap saja tanpa permisi. Lina terkejut merasakan kemaluannya kembali disusupi oleh batang kejantanan pria yang lebih besar lagi. Mickey lalu menciumi Lina sambil menindihnya sehingga Lina-pun tidak dapat banyak memberontak ketika kembali vaginanya dipompa oleh penis seorang pria yang kali ini adalah bule dengan nafsu dan penis sama besarnya.
Anyssa yang sempat kaget dengan pindahnya penis Mickey ke vagina adiknya berusaha berdiri dari posisi telentangnya di sofa namun kembali tubuhnya didorong kebelakang sehingga dia kembali ambruk di sofa. Bule misterius yang tadi sempat menciuminya sekarang sudah mengeluarkan batang kemaluannya dari balik celana pantai miliknya dan langsung mengarahkannya ke bibir kemaluan pacarku itu. Vagina Anyssa yang barusaja menerima sodokan penis Mickey yang besar sekarang membuka berbentuk huruf ‘O’. Penis bule misterius ini panjang tetapi diameternya tidak sebesar milikku maupun Mickey tetapi dengan bentuk yang bengkok kebawah membuat penis itu sepertinya akan memberikan sensasi tersendiri bagi Anyssa.
Anyssa mendesah agak keras ketika bibir lubang kewanitaannya dimasuki secara paksa oleh penis sang bule tersebut. Kekasihku itu menggigit bibir bawahnya saat bule itu mulai memompa liang vaginanya. Diluar dugaan, ternyata permainan bule itu lebih lembut dari Mickey. Perlawanan Anyssa kembali kandas ketika merasakan kenikmatan yang dia dapatkan dari bule tersebut. Bahkan beberapa kali dia mengarahkan tangan bule itu ke buah dadanya dan meminta cium kepada bule tersebut.
Panas juga hatiku dibuatnya tapi mau bagaimana lagi karena hal ini sudah menjadi komitmen kami kalau di dalam acara jalan-jalan kami di Bali ini tidak boleh cemburu pada pasangannya, apapun yang terjadi. Aku memutuskan untuk mencari Yuki yang kebetulan belum memiliki pasangan untuk bercinta. Aku lalu beranjak dari tempat itu dan lima menit kemudian aku berhasil menemukan Yuki di salah ruangan semi tertutup yang berada di ujung gang kecil di diskotik itu yang berisi ruangan-ruangan kecil dengan tutup gordin tranparan warna ungu muda.
Aku melihat Yuki sudah tidak mengenakan pakaian sehelaipun dan rambutnya terlihat acak-acakkan. Seorang pria berkulit hitam, aku rasa dia orang dari Nigeria, sedang menggenjot lubang kewanitaannya dari belakang dengan posisi setengah doggy style hanya saja Yuki masih dalam posisi setengah berdiri dengan dua tangannya bersandar pada pria berkulit hitam lainnya yang berdiri tepat dimukanya yang sedang menikmati blow job dari bibir Yuki yang mungil itu. Bahkan tak jarang pria negro itu mendorongkan kepala Yuki agar penis hitamnya yang besar berurat itu dapat ditelan separuhnya kedalam mulut Yuki, terkadang lebih mirip menjambak rambut perempuan Jepang ini.
Buah dada Yuki yang putih mulus itupun tak lepas dari sasaran pria negro yang sekarang ini sedang menunggangi tubuh putihnya itu. Payudara gadis cantik ini diremas dengan penuh nafsu oleh negro tersebut dari belakang sembari terus memompa penisnya yang hitam legam itu di liang vagina merah muda milik Yuki.
“Damn! I like this bitch, she know how to be fish.” Ejek negro yang sedang menyodok memiawnya itu. Lalu dijawab dengan tawa oleh negro satunya lagi sambil menikmati oral seks yang diberikan Yuki kepadanya.
“Okh, her lips so tender and yet so hot. Bitch…suck it harder!” seru negro itu lalu mempercepat goyangan penisnya didalam rongga mulut Yuki. Nyaris saja Yuki tersedak dan muntah tapi apa daya tubuhnya tidak dalam posisi yang menguntungkan untuk memberontak.
Tak lama kemudian negro tersebut memuntahkan cairan spermanya di dalam vagina Yuki lalu negro yang satunya lagi mengambil alih posisi temannya untuk menjarah vagina Yuki. “Look at this cunt! Really whore isn’t? She cum a lot…hahaha…” ejek negro yang memperoleh giliran kedua itu. Lalu tanpa piker panjang lagi dia melesakkan batang kejantanannya yang besar dan panjang itu kedalam liang senggama Yuki yang sempat merintih ketika merasakan bibir vaginanya kembali terbelah oleh batang-batang jahanam milik negro-negro mesum itu. Aku ingin menghentikan aksi dua negro sial itu tetapi setelah kupikir-pikir tidak ada untungnya juga karena Yuki toh bukan siapa-siapaku dan sudah menjadi istri Ryuki, so what the hell lah.
Aku kembali menuju ke meja yang kami pesan dan menemukan kalau Mickey sudah selesai meniduri Lina. Lina yang masih dalam posisi mengangkang memperlihatkan vaginanya yang sudah terbuka berbentuk ‘O’ seperti milik kakaknya dan memerah. Cairan putih kental terlihat keluar dari bibir vagina Lina mengalir keluar dan membasahi lantai diskotik. Sementara itu Anyssa sendiri sudah mengenakan celana dalam dan bra-nya kembali sambil mencari pakaiannya yang lain. Dia sempat melihatku dan sedikit panic sambil berusaha menjelaskan tetapi aku tahu benar kalau sekarang didalam liang kewanitaannya telah terdapat sisa-sisa ejakulasi bule misterius tadi. Sementara itu Viola menghilang entah kemana bersama dengan Ryuji.
Aku menahan libidoku cukup lama setelah melihat adegan-adegan mesum barusan, apalagi Lina belum memuaskanku tadi. Aku lalu keluar dari diskotik dan menuju ke tempat parkir untuk menyegarkan pikiran. Saat aku sedang mencari mobil sewaan kami kembali lagi aku bertemu dengan cewek cina yang tadi berada didalam bersama pasangannya yang bule.
“Mencari apaan?” sapanya padaku. Ternyata dia orang Indonesia saja dan hanya keturunan, bukan dari RRC asli. Aku lalu berbincang dengannya. Namanya Rika dan dia cukup enak diajak bicara. Dia seorang lady escort ternyata dan juga seorang mahasiswi semester akhir di sebuah universitas ternama di Bali. Ternyata bule yang membawanya malah mabuk dan tertidur didalam mobilnya saat itu sementara sang gadis tidak dapat menyetir.
Hawa dingin malam itu membuat obrolan kami lama-lama menjadi semakin menjurus ke hal-hal yang mesum. Belum lagi pakaiannya yang berbelahan leher rendah membuatku sering melirik ke belahan payudaranya yang besar dan putih mulus. Alhasil akhirnya karena sama-sama tak tahan menahan libido lagi dia lalu memberanikan diri bertanya, “Boleh nggak lihat punya kamu yang tadi? Penasaran soalnya. Punya orang pribumi kok lebih gede dari punya pacarku yang bule ini.” Tanyanya malu-malu.
“Kalau aku kasih lihat, aku dapat apa sebagai balasannya?” godaku padanya. Perempuan itupun bersedia memperlihatkan vaginanya padaku. Akupun setuju dengan barter itu.
Lalu aku pelorotkan celana pantaiku dan batang kemaluanku segera mengacung dengan gagahnya didepan perempuan keturunan ini. Rika setengah terbelalak juga dan tangannya lalu menyentuh batang kejantananku dengan lembut seolah mengagumi ukuran dan bentuknya. “Udah besar, kencang lagi. Biasanya yang kelewat besar khan jadinya agak loyo tapi ini udah besar ehhh masih kencang banget.” Kata Rika sambil mengocok batang kemaluanku. “Hehehe…enak nggak?” godanya.
“Giliranmu donk! Gua juga pengen lihat pussy kamu.” Kataku sambil mencoba menyobak rok mininya tapi ditepis dengan tangan mulusnya itu.
“Sabar dikit deh! Kayak orang dikejer maling aja kamu ini.” Balasnya sambil memelorotkan celana dalamnya yang ternyata mirip G-string daripada celana dalam cewek. Kecil dan tipis. Lalu disibakkannya rok mini jeansnya sambil duduk di bagian bagasi mobil (mobilnya sejenis dengan kijang dengan bagasi luas dibelakang sehingga dapat untuk duduk-duduk dipinggirnya) dan di bentangkannya kedua kaki jenjangnya sehingga aku dapat melihat paha putih mulus milik dara cantik ini yang akhirnya aku dapat melihat bibir vaginanya yang bewarna putih kemerahan bersih dari bulu. “Pacarku gak suka pubic jadi kubuang aja.” Katanya saat aku mengelus-elus bibir kemaluannya juga klitorisnya.
Tanpa sadar kami berciuman dan tanganku masih bersarang di vaginanya yang kali ini lebih berani lagi. Jemariku sudah berani menusuk dan mengobok-obok bagian dalam liang kewanitaan Rika dan sepertinya Rika juga tak keberatan dengan hal tersebut. Rika bahkan telah berani mengocok batang kemaluanku dengan lebih cepat dari yang tadi dan jemarinya yang lentik mempermainkan ujung penisku sehingga membuatku semakin horny dibuatnya.
Teringat kembali kejadian didalam night club tadi membuatku semakin lupa diri, aku kembali membuka pahanya dan mengarahkan batang kemaluanku ke bibir vagina gadis cantik ini. “Jangan kasar-kasar yah! memiawku belum pernah merasakan penis yang segede punyamu.” Katanya padaku sambil membantuku mengarahkan batang kejantananku kedalam laing vaginanya.
“Jangan khawatir, nggak sakit kok. Lagipula memiawmu khan udah basah non.” Ujarku sambil melesakkan batang kejantananku perlahan kedalam liang kenikmatan milik Rika. Agak sulit memang tetapi benar-benar perjuangan yang layak untuk mendapatkan gadis secantik dan seseksi Rika.
“Akhhh….tongkolmu tuh gede banget yah. Sakit…akhhh…” rintih Rika memprotes penetrasiku namun aku acuhkan dan aku terus melesakkan penisku hingga seluruhnya masuk kedalam rongga kewanitaan dara cantik ini. Akhirnya dengan posisi Rika duduk di bagasi mobil, aku memompa vaginanya dengan posisi aku berdiri di bagian luar mobil.
Aku angkat kedua tungkai kakinya dan aku sandarkan di kedua pundakku sementara itu kedua tangan Rika menyangga tubuhnya dari belakang. “Akhhh…Adi kamu hebat. Akhhh…” desahnya ketika aku mulai menggenjot vaginanya yang sudah basah cairan cinta itu.
“Memangnya sudah berapa cowok yang ngent*tin kamu?” godaku sambil meremas payudaranya yang sudah menyembul dari tank top yang dia kenakan.
Rika memejamkan matanya menikmati tiap sodokan penisku di liang senggamanya, “6 orang tapi kamu yang paling besar tongkolnya…akhhh.” Katanya lalu membuka mata dan tersenyum padaku dengan nakal.
Entah berapa menit kami bercinta, yang aku tahu saat kami sedang asyik bercinta ada sepasang bule muda yang melintas dan tertawa melihat tingkah kami berdua dan sang pria berkata, “Bravo my friend.” Entah apa maksudnya berkata seperti itu. Walaupun dengan satu gaya saja tetapi aku sudah berhasil menggiring Rika ke orgasmenya sebanyak dua kali sebelum akhirnya aku menyemburkan sperma hangatku didalam rahimnya.
“Sorry about that. Aku gak tahan lagi jadi keluar didalam.” Aku meminta maaf kepada Rika tetapi Rika ternyata tidak marah. Ternyata dia menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik sehingga dia tidak takut hamil lagi walaupun hari ini adalah masa suburnya.
“Thanks for everything. Kalau nggak ada kamu pastinya malamku bakalan jadi malam kelabu.” Ujarku padanya sambil mencium bibirnya yang merah merekah itu.
“Your welcome Adi. Kalau nggak ada kamu aku juga bakalan manyun semalaman apalagi setelah acara live show di dalam. Pacarku malah live show sendirian di alam mimpi.” Sahut Rika lalu kami berdua tertawa. Pacar Rika sepertinya mulai sadar dari mabuknya walaupun dia belum sadar kalau selama dia tertidur didalam mobil, pacarnya yang cantik ini sedang kusetubuhi.
Aku lalu pergi dari tempat itu dan menuju kearah diskotik lagi tetapi aku melihat Mickey dan yang lain sedang keluar dari tempat itu. Lalu kami bersama kembali ke cottage. Mickey setengah teler jadi aku yang mengemudikan mobilnya walaupun dengan pelan-pelan. Duduk didepan, disampingku adalah Yuki sementara yang lain sudah pulas tertidur didalam mobil yang berjalan.
Yuki yang masih tipsy membuka celanaku dan melakukan blow job saat aku menyetir. Sedikit mengganggu memang tetapi kenikmatan ini enggan aku buang jadi kunikmati saja sambil berharap mobilku tidak menabrak sesuatu karena aku terlampau terbuai oleh mulut dan lidah Yuki.



----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh

1275

21Tahun.Sextgem.Com