ML Gara - Gara Salah Kamar


Ngentot Perawan Gara-gara Salah Kamar Namaku adalah 
Santoso. Saya bekerja di suatu pabrik 
di 
sekitar kota B. Saya bekerja di sana 
sudah 

hampir satu tahun. Saya adalah laki- laki 
single berusia 20 tahun dengan 
tinggi 
170cm dan berat badan 65kg. 
Sebenarnya 
saya malas menceritakan pengalaman 
saya tentang sex tapi karena di situs 
ini 
banyak cerita yang merangsang, jadi 
saya 
sesekali mencoba untuk menulisnya. Setiap tahun pabrik selalu 
mencutikan 
karyawan selama seminggu dan 
inilah 
saatnya para karyawan berlibur. Aku 
merencanakan berlibur sendiri di pantai. 
Jadi aku langsung pulang setelah 
mendapat gaji dari atasan dan 
merapikan 
baju ke koper untuk ke pantai. Aku 
mengunakan bis untuk pergi ke pantai. 
Perjalanan sangat cepat setelah 
hanya 
memakan waktu 30 menit. 
Setelah sampai di pantai, aku 
mengambil koperku ke tempat resepsionis 
dan memesan hotel untuk istirahat. 
Tapi 
aku terkejut ketika seseorang 
bangun dari 
tempat duduknya. Dia adalah perempuan 
yang sangat cantik dengan tubuh 
tinggi 
sekitar 160cm. Aku agak 
terbengong 
sejenak dan tiba-tiba..... "Ada apa pak?" 
tanya cewek itu. "Eee... Saya ingin 
memesan kamar." Jawabku. "Mau 
pesan 
yang mana mas?, disini ada tiga 
macam kamar." tanya lagi dengan 
menunjukan 
papan harga tiga kamar. Aku agak 
bingung memilih kamar karena aku 
terpesona oleh kecantikan gadis ini. 
"Saya ingin kelas menengah" Jawabku 
setelah 
berusaha menghilangkan 
melamunnya. 
"Harganya Rpxxx" Jawab cewek itu. 
Lalu aku membayar uang tersebut. Pada 
saat 
dia mengetik komputer resepsionis, 
aku 
sengaja melihat namanya yang 
menempel di baju sakunya. Lia namanya. Aku 
juga 
lihat tubuhnya dan aku 
mengelengkan 
kepalaku sambil berpikir, "Benar 
benar sempurna." Walaupun dia 
mengunakan jas 
seperti layaknya karyawan tapi 
tubuhnya 
sangat seksi. Aku terus bengong 
sambil menunggu dia selesai mengetik. 
Akhirnya 
dia mengangkat kepalanya dan 
mengasih 
kunci itu sambil berkata "Selamat 
menikmati hotel kami." Aku mengambil 
kunci itu dan naik ke kamar hotel. 
Sesampai di kamar hotel, aku 
berbaring di 
ranjang dan memikirkan perempuan 
tersebut. Tapi lama-kelamaan aku jadi 
mulai terangsang dan burungku 
berdenyut 
ingin keluar dari sarangnya. Aku 
ingin berusaha untuk tidak 
memikirkan yang tidak- tidak, tapi burungku terus berontak ingin 
keluar. Jadi 
aku melorotkan celana jeans dan 
celana 
dalamku sampai ke paha. Muncullah 
Elang tanpa sayap yang tegak itu. Aku 
mulai memegang penisku sendiri 
sambil 
memikirkan perempuan tersebut. 
Aku tidak 
tahan dan mulai mengocok penisku sendiri 
dengan irama pelan. Setelah 
mengocok 
lama, aku merasakan kamarku 
menjadi 
panas jadi aku berdiri dan berhenti sejenak 
untuk melepaskan semua pakaian. 
Aku 
ingin memulainya lagi tapi tiba-tiba 
ada 
orang yang membuka pintu kamarku. Aku 
sangat kaget dan berusaha memakai 
bajuku tapi seseorang terlanjur 
melihatku. 
Ternyata perempuan lain yang tak 
kukenal tapi sangat cantik. Kami saling 
bertatapan 
sejenak dan perempuan itu mulai 
bicara. 
"Ap..a...kah. in..i kamar no.xxx?" 
Aku terkejut mendengar perkataannya 
karena 
biasanya perempuan langsung 
menutup 
pintunya kalau melihat tubuh 
telanjang lawan jenis. Aku bingung harus 
menjawab 
apa karena takut salah. Masih dalam 
keadaan telanjang,aku 
memberanikan diri 
dan menjawab. "Tolong anda masuk dan 
tutup pintunya dulu." Aku mulai 
merasa 
sangat kacau karena aku tidak tahu 
apa 
yang kukatakan benar atau salah. Perempuan itu tersenyum dan 
masuk ke 
dalam kamarku. Setelah menutupi 
pintu 
kamarku, dia bertanya lagi. "Apakah 
ini kamar no.xxx?" Aku sangat pusing 
melihat 
keadaan sekarang dan bermaksud 
untuk 
lari tapi aku tidak bisa lari. Aku 
menghembus napasku dalam-dalam dan 
berkata. "Ini.. bukan.. kamar... xxx.." 
Setelah mendengar jawabanku, dia 
tidak 
pergi malah mendekatiku dan 
berkata. "Kenapa kau masih dalam keadaan 
telanjang?" Setelah mendengar 
perkataan 
itu, aku masih bingung sekaligus 
terangsang seolah ingin cepat-cepat 
bergumul dengannya tapi juga takut karena belum pernah melakukan 
hubungan dengan lawan jenis. 
Tangan 
kanan perempuan itu mulai 
memegang 
badan bidanku dengan usapan kecil. Aku 
masih belum tahu apa yang harus 
kulakukan. Tangan kirinya 
memegang alat 
vitalku dan bertanya. "Apakah kau 
pernah melakukannya?" Aku tidak 
menjawab dan 
langsung mencium bibir mungil itu 
secara 
acak- acakan. Dia pun mulai 
membalasnya. Aku kaget dengan reaksiku 
sendiri karena aku tidak 
memerintahkan 
untuk mencium. Dia mulai 
mengeluarkan 
lidahnya dan mencari lidahku. Aku jadi 
mulai membalasnya. Setelah 
beberapa 
saat kami ciuman, dia melepaskan 
ciumannya dan berkata di dekat 
telingaku. "Tenang saja, kita akan bersenang 
senang." Dia membuka semua 
bajunya 
dan melempar di lantai. Tampaklah 
bukit 
kembar yang lumayan besar dan garis 
feminimnya dengan sedikit berbulu. 
Aku 
menelan ludah setelah melihat tubuh 
wanita yang begitu indahnya tepat di 
depan mataku. Dia mendorongku ke tempat ranjang dan aku jatuh 
terbaring di 
ranjang. Dia datang dan mulai 
mengusap 
elangku. "Ahh............" Gunamku. 
"Apakah enak mas?" Tanya si cewek. 
"En.....ahhkk....k" belum sempat aku 
menjawab, dia sudah memasukin 
penisku 
ke dalam mulutnya. Dia masih 
mengulum penisku yang membuatku merem- 
melek 
dengan napas yang tidak teratur. 
"Ahhhkkkkk............. 
Ahhhkkkkk......... 
Ahhhkkkkk......." Aku mengerang saat 
lidahnya menjilati lubang penisku. 
Dia 
terus menjilati lubang penisku jadi 
rasanya 
seperti mau cepat cepat keluar. Setelah 
beberapa saat, aku mulai merasa 
gatal 
dan berdenyut di sekitar penisku. 
"A..khhhh...u ti....d..ahkk 
khh.....uu.....aaaatttt." Teriakku. Aku langsung menyemburkan cairan 
kejantananku ke dalam mulut 
perempuan 
itu. Cairan yang kukeluarkan sangat 
banyak tapi sepertinya perempuan 
itu menelan sebagian spermaku. 
Badanku 
langsung terasa lemas dan serasa 
ingin 
tidur. "Mas jangan tidur dulu dong 
mas!!" teriak cewek itu sambil menepuk 
dadaku. 
Aku terbangun dan ingat bahwa aku 
sedang melakukan hubungan. 
"Ak..u 
be..nar be..nar di..buat kamu pingsan, eh 
ngo..mong ngo...mong kamu 
sia...pa?" 
Aku berbicara setelah ingat bahwa 
aku 
ingin tahu siapa dia. "Kalo mas ingin tahu 
siapa aku, kau harus melakukannya 
sekali 
lagi, setuju tidak?" tantang cewek itu. 
"Iya 
deh." jawabku dengan lebih percaya diri 
dan langsung bangun dari tempat 
tidur 
untuk melakukan seksual. Aku 
membalikkan badan cewek itu 
menjadi tidur berbaring dan langsung 
menjilat 
payudaranya mulai dari kiri dan 
menekan 
jari telunjuk ke punting kanan 
cewek itu. "Ahh....." Gunam cewek itu. Aku 
terus 
menjilat puting kirinya cewek itu 
dengan 
lembut dan menghisap sambil 
mengoyangkan jari telunjuk kiri ke punting 
kanannya. Ini membuat dia merem- 
melek 
dan... "Ahhhh......ge...li.... geee...lliiiii 
ahhh...." "Masssss......" rintih cewek 
itu dengan suara menggoda. Aku yang 
tadinya sudah kecapean mulai 
terangsang 
lagi setelah mendengar suara merdu 
yang 
mengoda. Aku terus menjilati kadang 
kadang mencium, menghisap dalam- 
dalam supaya ingin merasakan 
nikmat 
punting susu seorang wanita. 
Setelah puas dengan yang punting kiri, aku 
menghisap 
yang kanan. Ini kulakukan berulang 
kali 
sampai payudaranya basah penuh 
oleh cairan ludahku. Tangan kananku 
mulai 
menurun dan memegang bagian 
feminim 
wanita tersebut. Aku mencoba 
memegangnya dengan seluruh tangan 
tetapi wanita tersebut menolaknya 
dengan 
mengrapatkan kedua pahanya. Aku 
ingin 
berusahanya tetapi dia mengatakan sesuatu diiringi dengan rintihan. 
"Mas... 
s...... ja...... ngan....... 
duuu...lll...uuuuu.....mas" 
"Sa...yyaaa.... 
ma...ssiihhh..... pe.....rrraaaa....wwa....aannn" kata 
cewek 
itu. Aku tidak perduli dengan 
rintihan 
tersebut dan mencobanya dengan 
mencium bibirnya dengan tangan kiriku 
masih memijit bagian kanan punting 
wanita tersebut. Setelah mencium 
bibir 
tersebut aku menulusuri leher 
wanita tersebut. "Ge......llllliiiiii..... ahhhhh.... 
ngi......llluuuu" rintih wanita tersebut. 
Aku 
ingin sekali rasanya untuk cepat 
cepat 
menghabisinya tetapi aku masih bingung 
harus merangsangkan bagian mana 
lagi 
supaya dia terangsang. Jadi aku 
mendekatkan kuping wanita itu dan 
mengatakan sesuatu. "Sayang, saya ingin 
sekali mencicipi keharuman feminim 
mu." 
"Tuunnnnngggguuuuu.......... 
Masssssss..... Ahhhh...." Jawab Cewek 
itu. Tetapi kata kata tersebut mulai 
melemah 
dan pada saat tangan kananku mulai 
membuka bagian paha cewek itu, 
dia 
sepertinya tidak menolak. Dia membuka 
pahanya dan aku mulai merasakan 
kehangatan bagian bawah cewek 
tersebut. 
Aku mulai memegangnya dengan 
telapak penuh dan mengerakannya naik 
turun 
dengan irama pelan. 
"Shhhhh......Shhh..." 
Cewek itu merintih. 
"Hhhhhh.......hhhhhh" Aku memberanikan diri dan mulai 
mengosokkan vaginanya dengan 
agak 
cepat sambil menghisap puntingnya 
sangat dalam. Ini membuat dia 
tambah terangsang dan aku mulai 
merasakan 
lembab vagina perempuan 
tersebut.Aku 
melepaskan ciuman tersebut dan 
langsung menurun ke bagian feminim 
tersebut. Aku 
mengendus dan merasakan 
keharuman 
yang tidak pernah aku rasakan 
sebelumnya. Aku pun memulainya dengan 
jilatan kecil di permukaan vagina 
yang 
membuat napasnya tidak teratur. 
"Hhhhh..........hhhhhh" 
"A.....ku.......ahhhhhhssssshhhh" Cewek itu 
sepertinya ingin mengatakan 
sesuatu 
tetapi aku tidak memperdulinya dan 
menjilatinya dengan lebih cepat. Aku 
menjilatinya terus-menerus sampai aku 
mulai merasakan ada sesuatu yang 
seperti 
bola kecil mencuat keluar. Aku tidak 
mengerti dan coba untuk 
menjilatinya tapi tiba-tiba....... "Ahhhhkkkkk........ 
Ge.....lllllliiiiii..... 
niiikkk...Ahhhhh....ma...t... ahh.." 
Cewek 
itu merintih lebih keras seolah olah 
ingin minta tolong pada seseorang. Aku 
pun 
mengerti ternyata dia merasa nikmat 
kalau 
dijilat di daerah situ. Dia mulai 
menjambak kepalaku yang membuatku 
kesakitan tapi 
aku tidak ragu-ragu lagi dan mulai 
menjilatinya terus-menerus sampai 
tiba- 
tiba aku mendengar sesuatu. "Ahhhhh..... 
kk.... Ak......uuuu...... 
iiiiinnnggg...iii...nnn.... 
kkkkeeeelllluuuuaarrr" Bersamaan 
dengan 
suara itu, aku merasa ada cairan yang 
keluar sangat deras. Kepalaku pun 
dijepit 
erat-erat yang membuatku tidak bisa 
bergerak. Aku merasa sesak napas 
karena tidak ada ruangan yang bisa buat 
bernapas. Aku diam sejenak untuk 
mengetahui apa yang terjadi. Setelah 
beberapa saat, tangan yang 
memjambakku 
mengendor dan kaki yang menjepitku pun 
melepas. Aku mengangkat kepala 
dan lihat 
matanya mulai terbuka. 
"Ma..sss....kamu...he...bbaattt...." Ujar 
cewek itu. "Kamu juga hebat sayang." 
Jawabku. "Masss, kau.. tahu.... 
tidak.... 
bahwa.... kau.... sala.h kam..ar?" 
Tanya 
cewek itu dengan suara lemas. Aku agak 
bingung dan berbicara kembali. "Ini 
kan 
kamar yyy...." "Tid...ak, Ini 
kam..ar...xxx" 
tutur cewek itu. Aku kaget setengah mati 
dan baru mengerti bahwa akulah 
yang 
salah. "Nama kamu siapa sayang?" 
Aku 
tanya dia setelah tenang dengan memegang pipinya. "Ak.u ada..lah 
Cellia." 
Jawabnya. "Apakah kau mau jadi 
istri 
saya?" Tanyaku. "Kau be..nar-be..nar 
nak..al." Jawabnya. Setelah menjawab itu, 
aku langsung mencium bibirnya dan 
memulai permainannya lagi. Aku 
mengeluarkan lidahku dan mencari 
lidahnya untuk dimain. Dia pun 
membalasnya dengan penuh nafsu. "mmm.....mmmmm....." itulah suara 
yang 
dikeluarkan waktu lidah kami 
beradu. Aku 
terus memainkan lidahnya sambil 
kuangkat setengah badannya. Keadaanku 
sekarang lebih tenang dibanding 
yang tadi 
jadi aku melepas ciumannya dan 
dengan 
santai menjilati lehernya naik turun. "Hhhhhhh........hhhhh.." itulah suara 
cewek 
yang lagi mendesah. Permainan di 
leher 
sudah cukup untukku dan aku 
bermaksud untuk mulai lagi di bagian dadanya. 
Aku 
turun dan mulai menghisap 
payudara 
kirinya. Aku menyedot, mencium, 
mengendus payudaranya. Sedangkan 
tanganku mulai lagi memijit kanan 
payudara indah itu. Aku menghisap 
terus- 
menerus sampai payudara kirinya 
basah kuyup dan aku pun berpindah lagi 
menghisap ke punting kanan. Aku 
mengulang terus-menerus dari kiri 
ke 
kanan, dan kanan ke kiri. "Ahhhh...... 
Ahhhhh... Ahhhhh.... geeee....llliiii.... ngi...lll...uuuu...." Itulah kata-kata 
yang 
terulang terus- menerus. 
"Maaaa...ssssss.... co....bbbaaa..... 
mm.....aa..sssuuuu...kkkiiiinnn.... 
mmm..aaaa..ssss.." "Akkk...uuuuu... suuu..dd..ahhh... 
s...iii...aaa...pppp...Akhh." Sepertinya 
kata 
itu mulai muncul ketika aku mengigit 
kecil 
di punting kanan wanita itu.Aku masih 
belum ingin menancap gas karena 
pikiranku sudah agak tenang, aku 
ingin dia 
merasakan kehebatan permainanku. 
Tetapi dia sangat ganas. Dia membalikan 
tubuhku dan menindihnya di atas 
tubuhku. 
Aku tidak bisa apa-apa dan 
mengikuti 
permainannya. Dia menunduk dan menjilati puntingku. 
"Ahhhkk....Ahhhh." 
Desahku sambil berusaha 
mengangkat 
kepalanya. Tetapi dia melarang dan 
menepis kedua tanganku. Setelah menjilat 
sebentar puntingku, dia duduk 
memegang 
penisku dan berusaha memasukinya 
ke 
dalam liang vaginanya. "Astaga, ini perempuan masih perawan tapi 
berani 
memasukinya, benar benar lihai." 
pikirku. 
Saat memasuki ke dalam liang 
vaginanya, aku mengalami kesulitan. Aku 
merasa 
susah sekali memasukinya. Dia mulai 
menekan sedikit demi sedikit dan 
akhirnya 
masuk setengah. Setelahmemasukinya, dia 
mulai mengenjot dengan irama 
pelan. 
"Ahhh...Ahhh." Kami berdua 
mendesah 
secara bersama. Aku merasa sepertinya 
ada sesuatu yang menyentuh seperti 
dinding di dalam vaginanya tetapi 
aku 
tidak tahu apa itu karena yang 
kurasakan saat itu hanyalah nikmat. Aku mulai 
mengangkat pinggulku untuk 
menusuknya 
lebih dalam. "Ahhhh....Ahhhh." Kami 
terus 
mendesah tidak beraturan. Permainan 
yang menyenangkan ini kuteruskan 
dengan irama agak cepat tapi 
sepertinya 
cewek itu agak kesakitan. 
"A....dduu..hhh... sssaa...kkkkk..iiii...tttt" "Say.., 
ke..na..pa?" 
Tanyaku. "Ak...uuu 
suu...dddaahh....Ahhhhh." Jawabnya 
terhenti. "Ke..na..pa?" Tanyaku 
penasaran. "ttiii...ddaakkk...per...aaww...a..nnn" 
Lanjutnya lagi. Pada saat bersamaan 
dengan teriakan itu, aku merasakan 
seperti menembus sesuatu dan aku 
sadar 
pada saat darah mengalir di daerah perutku. Ternyata aku telah meregut 
keperawanan gadis itu. "Celaka, aku 
tidak 
sadar bahwa dia masih gadis karena 
saya 
terlalu keasyikan bermain." Pikirku. Pada 
saat yang sama, pikiranku juga 
merasakan 
menyesal sekaligus nikmat. "Mau 
gimana 
lagi, nasi sudah jadi bubur!" Aku diam 
sejenak untuk menenangkan situasi. 
Setelah agak tenang, perempuan itu 
melihat ke arahku dengan agak 
merangsang sambil menekan 
dadaku dan mulai mengenjotnya lagi. Aku pun 
tersenyum dan mengetahui bahwa 
dia 
tidak menyesal kehilangan 
kegadisannya. 
"Ahhh......Ahhhhhh." Kami mulai lagi mendesah hebat ketika enjotannya 
semakin cepat. "A....yooo..... 
masss...." 
Dia mengatakan itu sambil 
mendesah. 
"ma...ssuuukkkiinn.... ahhh... ke..... daaaa...la...am." Dia terus berusaha 
mengatakan sesuatu. "akkk....uuuu 
in....giii...n me...ra.a..saa..kan 
el...ang...aahhhh..... 
bb...eee..sss..aaa..rrr." Aku tidak 
begitu jelas apa yang dia katakan, tetapi 
saya 
tahu bahwa dia menikmatinya 
karena dia 
terus mengenjotnya dengan irama 
lumayan cepat dibanding tadi. Marathon 
yang melelahkan masih terus 
berlanjut, 
permainan ini kurasakan sangat 
lama 
sampai aku mulai merasa ada yang berdenyut lagi di sekujur burungku. 
"Cell...iiaa..., a...kkkkuuu..ahh... 
iinnngggiinnn...kkkeee..lllluuaaarrr.." 
Aku 
berbicara sambil memegang pinggul 
perempuan itu. "Sayyaa... jjjuuu.gggaaa... 
ttiiiddaakkk....aahhhhh... 
ttaahhaaannn." 
Suara histeris perempuan itu mulai 
kencang. Tiba-tiba aku merasakan 
ada cairan banyak yang keluar dari liang 
tersebut dan memuncratkan di 
penisku. 
Cairan ini membuat permainanku 
ingin 
cepat berakhir karena sangat licin dan.... 
"Ahhhhkkkkkkkk.....Ahhhkkkkkk" 
Aku teriak 
sekencang kencangnya sambil 
menaik- 
turunkan pinggul perempuan itu dengan 
sangat cepat. 
"Croootttt......Crooottttt...." 
Burungku akhirnya mengeluarkan 
cahaya 
putih yang sangat banyak. Kurasakan 
bahwa aku menyemburkannya 7 
kali 
didalam liang vagina perempuan 
tersebut. 
Setelah beberapa saat, tanganku mulai 
berhenti dan melepaskannya. Aku 
pun 
terasa sangat lemas. Aku 
memejamkan 
mataku dan aku pun tertidur. Di detik 
terakhir, aku hanya merasakan 
bahwa 
perempuan itu tertidur di pangkuan 
dadaku. Setelah matahari terbit di 
pagi hari, aku pun pelan-pelan membuka 
mataku. Aku masih bingung apakah 
kemarin aku bermimpi atau tidak. 
Aku pun 
menengok kiri dan kanan untuk 
mengetahuinya. Ternyata aku tidak mimpi 
dan aku melihat ada wanita sedang 
merapikan bajunya dan siap untuk 
pergi. 
Aku memanggilnya tapi.... "Sayang, 
kau mau ke mana?" Tanyaku. Dia hanya 
tersenyum dan pergi keluar. Aku 
pun tidur 
lagi karena aku benar- benar 
kecapean. 
Sejak kemarin aku selesai kerja, aku tidak 
istirahat. Aku bangun lagi setelah 
segar 
dan memakai kembali pakaianku. 
Setelah 
selesai, aku pun keluar dengan bagasiku. 
Aku melihat pintu nomor yang 
ditempel di 
pintu dan ternyata aku benar-benar 
salah. 
Ruanganku ada di sebelah. Aku taruh 
barang-barang di kamarku dan 
keluar. 
Pada saat aku keluar dan berjalan di 
lorong, aku melihat ada pembersih 
ruangan berjalan menuju ke sini. Aku pun 
mengsenyum pagi ke pembersih 
laki-laki 
itu. Aku melewati pria itu dan 
mendengar 
suara pintu terbuka. Aku menengok sebentar dan aku kaget karena pintu 
yang 
dibuka adalah ruangan yang aku 
tidur 
bersama perempuan kemarin. Aku 
bergegas kembali ke sana dan menghentikannya. "Tunggu dulu 
pak, 
jangan dibersihin ruangan ini." 
"Ah?" Pria 
itu sepertinya bingung. "Ruangan ini 
kan sudah check out tadi pagi." Lanjut 
pria itu. 
"Emangnya ini ruangan bapak?" 
Lanjut lagi 
dengan pertanyaan. Aku bingung 
sekaligus kaget karena wanita yang 
bersetubuh 
denganku pergi begitu saja tanpa 
pemberitahuanku. "Tidak pak, aku 
pikir itu 
ruangan saya." Aku jawab setelah mengetahuinya. Aku pun keluar 
hotel 
dengan menyesal dan pergi makan 
siang. 
Sisa liburanku hanyalah hampa 
karena aku sendiri di dalam hotel sambil 
menyedih hati berbaring di ranjang.



----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh

4520

21Tahun.Sextgem.Com