3. Muridku Memang Cantik


Selesai makan, selepas magrib dia mandi dan kusuruh menganti baju dan pakain dalam yang baru kami beli di mall. Kali ini aku memakan malam besama. Tari memakai blues tidur berwarna kuning. Sepintas terawang bra dan celana dalamnya. Aku yakin dia memakai bra dan celana dalam yang baru dibeli tadi, karena bra yang dan cd yang tadi pagi dipakai sudah kotor dan ada ditempat cucian kotorku besama cdku yang juga tadi aku pakai.

“Ri, kamu bell ortu! Bilang kamu nginap di rumah Susi!” pintaku.

“Malam ini aku tidak mau kehilangmu, please! Please !” Dia memandang ke arah aku. Aku yakin dalam hatinya dia pun juga tidak mau kehilanganku. Apalagi kegadisanya sudah ku nikmati tadi pagi dengan amat mesra dan romantis.

“Ri. maukah malam ini kamu bersama ku!” pintaku lagi. Awal menolak tapi karena rasa cintanya kepada ku dia turuti. Dia mengambil hpnya kemuadian menelpona bapaknya.

“Pak, maaf ya malam ini aku menginap di tempatnya Susi, karena aku kasihan ama Susi sendirian di rumah minta ditemani. Oangtua mendadak keluar Kota. Boleh ya Pak! Boleh ya !” desaknya kepada bapaknya.

Terdengar bapaknya akhirnya mengizinkan walaupun berat, tetapi kraena Susi sudah sering main kerumanya dan sering bermalam di rumahnya, sudah dianggap saudara olehkeluarganya makanya bapaknya percaya. Ini berarti hari ini benar-benar malam pengantin bagi kami bedua. Spotan perasaaanku berbunga-bunga langsung kupeluk dirinya dan ku kecup bibirnya yang segar merekah. Tanganku spontan meraba dan membelai tubuhnya yang berlapis blues malam. Terasa oleh tanganku tali bh dipungungnya dan tepian celana dalam di pinggulnya dari bali blues malamnya. Ingin asa aku menahan untuk tak membuka blus kuning gading, tapi karena rasa nafsu yang besar akhinya blus itu turun ke lantai di ujung kaki-kakinya. Dalam keadaan berdiri berpelukan kubuka shot dan kaosku hingga kami hanya mengenakan pakain dalam saja. Aku memakai celana dalam. Tari menenakan bra biru muda yang amat serasi dengan celana dalamnya yang biru muda pula. Ini yang membuat ujung penisku basah. Dalam keadaan berdiri kami saling berciuman dan saling memberi rangsangan degan membelai punggung, rambut dan pinggulnya. Sesekali kubelai pahanya yang jenjang. Kanan dan kiri bergantian. Napas kami mulai bergemuruh. Kuangkat tubuh Tari dan kuletakan di atas karpet lembut diruang tengah tempat aku biasa menonton Tv. Kami berbaring berpelukan seakan tak mau kehilangan masing-masing. Bergulingan ke kanan dank ke kiri. Raba dada, memek yang masih terlapis kain biru muda. Sementara tv menayangkan adegan yang film yang sama kami lakukan. Karena aku mengunakan jaring parabola dan aku sering menoton film korea yang erotic itu. Kali ini pahanya yang kucium, kujilat dari dengkul hingga pangkal paha kanan dan kiri. Tak ketinggalan pula memeknya yang berlapis cd biru mudanya basah kuciumi. Harum karena cd itu masih baru ditambah harum memeknya yang khas membuat rangsangan kami jauh melayang. Kubalikan tubuh Tari tampak punggungnya putih mulus, pinggulnya yang padat berisi berbalut cd biru yang pas ukurannya dengan tubuhnya, serassi melekat di pantatnya. Tak ada kerutan sama sekali. Penisku semakin tegang menuntut untuk segera diselesaikan.

Kusibakan rambutnya dari punggungnya tampak tali bhnya. Kubuka kaitanya kaena menghalangi sapuan lidah ku dipunggungnya dari atas ke bawah ke pinggang begitu seterusnya. Hingga pinggulnya yang masih terbungkus celana dalam itu tak lepas dari sapuan lidahkku. Hingga turun kebelahan pantat bawah ke atas lagi dan beralih ke pangkal paha hingga dengkul, bergantian lagi ke paha kiri pangkal dan kembali lagi ke pinggul sintal yang mengemaskan itu. Keremas, kucium, kujilat Tari dengan gigitan lembutku celana dalam birunya. Begitu seterusnya hingga jam kali ini telah menunjukan pukul delapan. Untung tari sudah izin degan ortunya hingga kenikmatan bisa dinikmati seutuhnya tanpa putus. Kubalikan kembali tubuhnya. Kini giliran memeknya yang terbungkus cd kembali kujilati naik ke perut dan pusarnya yang kuserang dengan bibir dan lidahku. Naik lagi ke dada yang tertutup bra biru muda yang kuserang dengan bibirku. Bra itu masih baru pula harum baunya di ujung hidung tersapu bibirku. Dengan gigitan mesra bra itu kulepaskan dengan mudah karena pengaitnya sudah kulepaskan sebelumnya. Tapat di hadapan mataku buah dada yang ranum yang tak disia-siakan bibir dan lidahkau. Kusapu dengan lidahku, kukeyot-kenyot puting kanan dan kiri, kucium dan jilat belahanya hingga ke leher dau turun lagi ke belahan dada dan begitu seterusnya yang membuat adik penisku tak sabar menuntut untuk dilepaskan dari sangka cdku. Kulepas cdku hingga aku sudah telajang bulat. Penis yang tegang menyodong-nyodok memeknya yang tebungkus celana dalam berbahan kaos nyilon biru muda. Bibirku dan bibirnya kini saling bepanggutan, berpelukkan. Dengan kedua dengkulku behasil melebarkan kedua pahanya hingga terbuka menyembulkan vagina yan agak besar munjung dari balik celana dalamnya. Dengan dua jari telunjuk dan tengah tanan kananku behasil menyibakan pinggiran celana dalamnya hingga memudahkan kontolku masuk kebelahan memeknya yang lembut berbulu halus perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, hingga terbenam kontol yang 20 cm panjang kini berada dalam memek Tari yang hangat, terasa oleh kulit kontolku kontraksi dalam memeknya perlahan, namun terasa benar-bena nikmat di ujung topi bajaku. Jembut di alat vital ku mengesek cdnya, memeknya dan sedikit bulu lembutnya.

Kunaikturunkan pantat dalam keadaan terbaring berpelukan, berciuman eat. Cd birunya tetap menempel di pinggul, sehingga tangan kananku masih bisa meremasi pinggul dan membelai cd birunya. Tak terasa satu jam sudah kami terangsang nafsu birahi, dengan sekali tekanan, spermaku menyemprot dalam memeknya, prottt… crottt, sesaat tubuh kami menegang dan lemas dalam keadaan bertindihan. Tv dengan tetap setia menampil film romantis yang erotik dari parabolaku.


----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh

2119

21Tahun.Sextgem.Com